Oleh: Aswin Rizal Harahap
KOMPAS.com — Mata Albert Wattimena (9) dan kakaknya, Theresia (11), berbinar seusai menyaksikan atraksi Moscow Circus di Trans Studio, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (19/12/2010). Mimpi kedua siswa SD Xaverius, Kota Ambon, Maluku, itu menyaksikan atraksi pemain sirkus dunia pun akhirnya terwujud.
Selama ini Albert dan Tere hanya menikmati sirkus lewat layar kaca atau komik. Mereka takjub menyaksikan kelihaian pemain sirkus, mulai beratraksi dengan satwa buas sampai pertunjukan kelenturan tubuh ibarat pesenam.
Mereka pun menyambut tawaran sang ayah, Samuel Wattimena, untuk menonton sirkus asal Rusia di Makassar, yang tampil sejak 18 Desember 2010 hingga 9 Januari 2011. ”Ini kado ayah karena kami masuk peringkat lima besar dalam semester genap,” ujar Albert, yang duduk di kelas IV SD.
Albert dan Tere pun tenggelam dalam sorak-sorai sedikitnya 2.000 pengunjung di area Lost City di Trans Studio. Mereka memberikan aplaus pada setiap atraksi yang ditampilkan. Tak sedikit pula pengunjung yang tegang saat ada atraksi berbahaya pemain sirkus.
Cindy Kawilarang (21) misalnya. Mahasiswi Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, ini beberapa kali menutupi wajah dengan kedua tangan. Dia begitu tegang, terutama saat pasangan Mykhaylo Pavlov dan Nataliya Piontek bergelantungan tanpa tali pengaman. Kelenturan tubuh 15 pemain sirkus asal Rusia pun memukau para pengunjung.
Kehadiran Moscow Circus ibarat setetes air di padang pasir bagi masyarakat Indonesia timur. Terakhir kali kelompok sirkus internasional bermain di Makassar pada tahun 1984. Ketika itu, rombongan sirkus asal China bermain di Lapangan Karebosi.
Kali ini, konsep pertunjukan dalam ruang (indoor) di Trans Studio membuat tidak ada atraksi satwa. Bahkan, badut mengendarai sepeda roda satu pun tak ada.
Mereka lebih banyak menunjukkan kemampuan pemain sirkus berakrobat di panggung seluas 8 x 8 meter persegi. Beberapa atraksi yang ditampilkan antara lain bermain rekstok, keseimbangan, dan hulahop.
Walau begitu, pengunjung tetap antusias menonton sehingga rela duduk lesehan karena tak kebagian kursi. Padahal, mereka membayar tiket masuk Rp 200.000 per orang, yang sudah termasuk bermain sepuasnya di Trans Studio.
Direktur Trans Kalla Makassar Eka Firman Ermawan mengatakan, kehadiran rombongan sirkus kelas dunia diharapkan menambah pilihan tempat rekreasi masyarakat di Indonesia timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.