Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Toraja Menanti Sentuhan Ekstra...

Kompas.com - 25/01/2011, 07:55 WIB

Oleh : Aswin Rizal Harahap dan Nasrullah Nara

BAYANGAN akan semarak upacara adat, sensasi adu kerbau, dan keindahan panorama Toraja tiba-tiba sirna dari benak Toby Mckenzie (35). Pria asal Inggris yang datang bersama istrinya, Elizabeth, itu gusar karena sulit mendapatkan brosur tentang agenda dan lokasi obyek wisata di Toraja.

Toby sengaja tidak mengambil paket tur wisata karena berpikir semua kebutuhannya sebagai wisatawan dapat diperoleh dengan mudah di Toraja. Hal itu didasari oleh pengalamannya berlibur ke sejumlah obyek wisata di negara berbeda. Namun, sarana informasi begitu sulit ia peroleh dalam kunjungan pertama kalinya ke Toraja ini.

”Sulit sekali mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Ternyata badan pariwisata (tourism board) pun tidak ada di Toraja,” tutur lelaki yang bekerja di Manchester ini.

Hal itu mencerminkan belum optimalnya pengelolaan pariwisata di Toraja. Padahal, keramahan dan keterbukaan warga Toraja menjadi modal yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk memberdayakan sektor pariwisata berikut para pemangku kepentingan.

Pada upacara pernikahan di Lembang Buntu Tallunglipu, Kecamatan Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (28/12/2010), misalnya, warga membaur dengan sekelompok wisatawan. Kesakralan momen sekali seumur hidup itu tak terusik aktivitas memotret dan merekam yang dilakukan para turis.

Tak hanya itu, dalam upacara kematian Rambu Solo’ dan syukuran Rambu Tuka’ pun, wisatawan serta jurnalis bebas mengabadikan momen demi momen. Mereka leluasa mencari sudut pengambilan gambar yang terbaik seiring dengan berlangsungnya ritual. Tingkah polah para pendatang yang menganggap upacara bak tontonan sama sekali tak membuat gusar penghelat acara dan kerabatnya.

Sayang, karakter warga Toraja yang kondusif bagi kepariwisataan itu belum diimbangi dengan kepekaan pemerintah setempat untuk menyiapkan sarana pendukung. Hampir semua jalan menuju tempat penyelenggaraan upacara, yang selama ini menjadi tujuan wisatawan, tidak memadai. Ruas jalan pada umumnya masih berupa tanah dan bebatuan dengan lebar kurang dari 3 meter.

Untuk menyaksikan upacara Rambu Tuka’ di Tongkonan Massing, Tallunglipu, misalnya, pengendara harus melewati jalan yang memotong areal persawahan. Saat melalui jalan bebatuan dengan lebar hanya 2,5 meter itu, pengemudi terpaksa menepi seraya menekuk kaca spion jika berpapasan dengan kendaraan lain.

Tidak jarang pengemudi harus mundur kembali ke jalan utama ketika berpapasan dengan truk yang mengangkut warga atau kerbau. Kondisi serupa juga terjadi pada akses menuju tempat pelaksanaan upacara Rambu Solo’ di Kampung Balusu, Kecamatan Balusu, dan Kampung Deri, Kecamatan Sesean, Toraja Utara.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

    Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

    Travel Update
     Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

    Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

    Travel Update
    Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

    Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

    Jalan Jalan
    Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Jalan Jalan
    Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

    Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

    Travel Tips
    Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

    Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

    Travel Update
    Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

    Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

    Travel Update
    Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

    Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

    Travel Update
    Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

    Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

    Travel Update
    Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

    Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

    Travel Update
    Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

    Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

    Itinerary
    3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

    3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

    Jalan Jalan
    Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

    Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

    Travel Tips
    Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

    Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

    Travel Update
    787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

    787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com