Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalang Cilik Lintas Suku

Kompas.com - 07/03/2011, 19:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada sosok-sosok menarik di antara dua puluh dalang cilik dan remaja yang tampil pada acara Pelantikan Persatuan Perdalangan Indonesia (Perpadi) Provinsi DKI Jakarta. Acara tersebut bertempat di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (6/3/2011). Dalang-dalang usia 4-17 tahun tampil memukau penonton dengan keahliannya mendalang wayang kulit Jawa.

Menariknya, para dalang cilik dan remaja tersebut lahir dan besar di Jakarta. Bahkan beberapa dalang memiliki orang tua yang bukan dari suku Jawa. Padahal mereka mendalang dalam bahasa Jawa. Salah satunya adalah Zaki Paundra Achary yang masih berusia 7 tahun. "Saya ini campuran Padang dan Chinese. Suami saya Banten. Gak ada Jawanya," sahut Hartini, ibu Zaki.

Hartini menuturkan awalnya Zaki tertarik menonton pertunjukan wayang di televisi sampai-sampai ditontonnya semalam suntuk. "Setelah itu minta belajar jadi dalang. Awalnya saya nentang karena bagi saya ini aneh, karena kita gak ada darah Jawa," ceritanya.

Zaki sendiri baru belajar selama 6 bulan. Ia tertarik karena bentuk wayang yang bagus. "Musiknya juga enak. Paling suka tokoh Bimo dan Semar," kata Zaki.

Sementara itu, Humas Perpadi Provinsi DKI Jakarta, Toto Sumarwoto, usia efektif untuk belajar menjadi dalang adalah usia sudah bisa membaca atau kelas 1 SD. "Tapi ada anak yang belum bisa baca, dibacain orang tuanya, sudah langsung hapal. Jadinya dari kecil sekali sudah belajar mendalang," ungkap Toto.

Mereka juga belajar mendalang dalam bahasa Inggris. Karena itu, mereka pun bisa terbiasa pentas di hadapan penonton domestik maupun wisatawan mancanegara. Toto yang juga salah satu pengajar diklat pendalangan di Istana Anak-Anak TMII menuturkan wayang kulit Jawa bisa ditekuni siapa pun tanpa memandang suku.

Ia pun merasa senang dengan kepandaian dalang-dalang cilik walaupun bukan berasal dari Jawa. Misalnya Dyo Maulana Akhirwan yang berusia 13 tahun. Menurut Toto, Dyo mampu menangkap irama gamelan Jawa dengan baik dan selaras dengan aksinya 'menarikan' wayang. "Saya asli Padang. Istri saya juga orang Padang," kata Eddy Akhirwa, ayah Dyo.

Dyo belajar mengenal wayang kulit Jawa karena saat kecil ia takut pada wayang. Agar rasa takutnya hilang, ayahnya kemudian memperkenalkan tokoh-tokoh wayang. "Lama-lama dikenalin, saya jadi pengen belajar,"ungkap Dyo.

Ia belajar mendalang sejak usia 7 tahun dan bercita-cita menjadi dalang profesional saat dewasa nanti. Dyo juga mengungkapkan dengan menjadi dalang, ia bisa ikut melestarikan budaya nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com