DENPASAR, KOMPAS.com — Balai Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) mendorong dan mendukung Kota Denpasar, Bali, menjadi Kota Pusaka. Alasannya, kota tersebut memiliki potensi dari segi pilar budaya seperti religi, organisasi masyarakat, hingga bahasa.
Karenanya, BPPI berharap pemerintah daerah setempat berani menyosialisasikan rencana ke perwujudan Kota Pusaka. Hanya saja, pemerintah daerah juga diharapkan mampu mengajak masyarakat menjaga kearifan lokalnya.
Ketua Dewan BPPI I Gede Ardika mengatakan, pesona Denpasar sudah lengkap sebagai jantung Pulau Bali yang mampu menjaga kebudayaan masyarakatnya. "Kami pun mendukung sebagai Kota Pusaka. Kalau warisan budaya itu bisa saja semakin hilang. Tetapi jika pusaka, orang cenderung memeliharanya," katanya di Denpasar, Selasa (8/3/2011).
Potensi budaya yang juga pariwisata di Denpasar yang diandalkan, antara lain Desa Sanur, lapangan Puputan Badung, dan prasasti-prasasti cagar budaya. Setiap tahun, jumlah wisatawan asing singgah ke Denpasar hampir dipastikan sama dengan jumlah Bali, sekitar dua juta orang di tahun 2010.
Sementara Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan agar pemerintah kabupaten/kota mampu mengendalikan pembangunan. Ia menegaskan pada pengeluaran izin pembangunan, khususnya fasilitas pariwisata seperti hotel, lebih selektif.
"Sudah saatnya pemerintah daerah menyeleksi calon investor yang datang agar tak merusak lingkungan," kata Pastika.
Di Bali, tercatat 158 hotel dengan sekitar 45.000 kamar. Dari jumlah tersebut, 85 persen berlokasi di Bali selatan (Denpasar, Badung, Gianyar). Rencananya, sejumlah investor membangun 10 hotel lagi tahun ini di Denpasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.