Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Asap Menyambut Tamu

Kompas.com - 15/03/2011, 08:35 WIB

Oleh: Frans Sarong

Sekelompok warga berkulit gelap tiga wanita berusia di atas 50 tahun dan dua pria 40-an tahun tersenyum ramah menyambut pengunjung. Ajakan duduk dalam tenda di sekitar rumah mereka tidak langsung disusul suguhan awal seperti teh, kopi, atau minuman ringan lain, sebagaimana lazimnya di kampung- kampung di Indonesia. Rangkaian acara lanjutan ternyata harus didahului ritual asap atau smoke ceremony.

Itulah yang terjadi ketika Kompas bersama enam wartawan media cetak lainnya dari Indonesia dan Thailand mengunjungi perkampungan Aborigin di Pulau Bathurst, Kepulauan Tiwi, Northern Territory (NT)—satu dari delapan negara bagian Australia—Jumat (25/2/2011). Kunjungan itu atas undangan maskapai penerbangan AirAsia Indonesia (AAI) bekerja sama dengan Tourism Northern Territory atau Badan Pariwisata Negara Bagian Australia Utara yang berpusat di Darwin.

AAI, yang dikenal sebagai maskapai penerbangan dengan harga tiket murah, sejak 23 Februari 2010 membuka rute baru Bali-Darwin menggunakan pesawat Airbus A320. Bagi AAI, rute baru itu adalah upaya lebih membuka kesempatan bagi wisatawan Australia untuk berkunjung ke Bali dan daerah lainnya di Indonesia.

”Tambahan rute ini bertujuan memperluas pangsa pasar kami di Darwin, dengan membantu meningkatkan jumlah wisatawan dari Darwin ke Indonesia,” tutur Manajer Komunikasi AAI Audrey Progastama ketika mendampingi tim wartawan dalam kunjungan tersebut. Selain rute baru itu, AAI sebelumnya telah membuka penerbangan Denpasar-Perth.

AirAsia adalah maskapai berkonektivitas sangat luas. Dari Bali, penumpangnya dapat melanjutkan perjalanan ke negara Asia lainnya, seperti Phuket, Bangkok, dan Kuala Lumpur, bahkan ke Eropa, seperti London dan juga Perancis, yang penerbangan perdananya berlangsung 14 Februari lalu.

Kakadu mengandalkan tebing curam, hutan hujan lebat, serta menjadi lokasi galeri seni cadas terbesar di dunia yang berusia sekitar 50.000 tahun. ”NT memiliki banyak obyek menarik yang layak dinikmati,” kata Rachel White, Direktur Komunikasi dan Media Badan Pariwisata NT.

Kaleng asap

Kembali ke perkampungan Aborigin di Kepulauan Tiwi. Penyambutan tamu dengan minum teh atau jenis minuman lainnya sebenarnya masih merupakan bagian dari kebiasaan Aborigin, tetapi baru disuguhkan setelah ritual asap. Setelah basa-basi sejenak, seorang pria bernama Thaddeus Puautjimi membawa wadah kaleng berisi dedaunan layu dan diletakkan di depan para tamu. Dedaunan dibakar, sementara tiga perempuan telah siap dengan seberkas ranting berdaun.

Ketika asap mengepul, seorang pria lain, Romolo Kantila, secara teratur menepukkan tangannya yang menggenggam dua potongan kayu bernama clap stick. Kepakannya menghasilkan bunyi padu sebagai pengiring lagu khusus yang mereka nyanyikan bersama. Sambil menari, ketiga wanita itu menyentuhkan berkas dedaunan di genggaman mereka ke kepulan asap, yang kemudian dikibaskan ke wajah para pengunjung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com