Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Jamblang, Empal Gentong, hingga Kerupuk Udang

Kompas.com - 16/12/2013, 07:03 WIB
APA yang dicari ketika kaki sudah berpijak di Cirebon? Selain mencari batik, di kota yang terletak di pantai utara Jawa Barat ini, Anda bisa mencicipi beragam hidangan.

”Kota Udang” ini boleh disebut surga makanan. Mulai dari makanan berat hingga ringan (penganan) dengan mudah ditemukan di kedai hingga restoran. Sebut saja nasi jamblang. Begitu menyebut nasi jamblang, sebagian besar asosiasi kita tertuju pada nasi yang terbungkus daun jati dengan lauk yang beragam. Istilah ”jamblang” sendiri berasal dari nama daerah di sebelah barat Kota Cirebon, tempat asal pedagang makanan tersebut. Awalnya, nasi itu merupakan makanan untuk pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun Jalan Daendels dari Anyer ke Panarukan (melewati Cirebon).

Selain memberi bau khas daun jati, nasi dibungkus dengan daun jati juga agar tahan lama dan tetap terasa pulen. Pori-pori pada daun diyakini membuat nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan lebih dari sehari.

Ada juga nasi lengko. Nasi ini terdiri atas nasi putih yang diberi potongan tempe dan tahu goreng. Sebagai pelengkap, makanan ini diberi kecambah matang, potongan mentimun, dan irisan kucai. Makanan ini tidak lengkap tanpa kehadiran bawang goreng. Jangan lupa meneteskan kecap di atasnya.

Empal gentong

Tidak hanya nasi jamblang dan lengko. Empal gentong juga sangat dicari orang ketika berada di Cirebon.

Masakan ini berkuah dan serupa dengan gulai. Masakan ini berupa potongan daging sapi yang berendam dalam kuah santan. Penampilan semakin menarik jika dicampur dengan bumbu kuning. Sebagai pelengkap, makanan diberi kuah santan berwarna kuning serta ditaburi kucai dan bawang goreng. Semakin lengkap jika diberi bubuk cabai merah.

Menikmati empal gentong ini sebaiknya ditemani beberapa potong lontong. Hmm... slruup...!

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Hidangan empal gentong di sebuah warung makan milik di Jalan Raya Indramayu - Cirebon, Eretan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Empal gentong adalah kuliner berupa daging sapi dengan kuah yang merupakan makanan khas setempat yang bisa didapat di sepanjang jalur pantai utara dari Indramayu menuju Cirebon.
Dinamakan empal gentong karena dimasak di atas kayu bakar dengan menggunakan gentong. Gentong tersebut terbuat dari gerabah.

Belum puas dengan makanan ”berat” cobalah makanan yang lebih ringan. Salah satu pilihan adalah tahu gejrot. Penganan satu ini pasti sudah tidak asing lagi karena sekarang banyak dijumpai di hampir seluruh kota di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tahu gejrot terbuat dari tahu matang (yang digoreng) dan dipotong-potong dengan ukuran kecil. Selanjutnya, ditambah bawang merah dan cabai rawit yang dihaluskan agak kasar.

Tahu yang sudah dicampur bumbu tadi disiram kuah. Kuah ini terbuat dari rebusan gula merah dan cuka. Untuk lebih menambah eksotik masakan ini, saat penyajiannya, tahu gejrot diletakkan di atas piring kecil dari gerabah. Rasa manis, asin, dan asam membuat mata akan melek setelah menyantapnya.

Nikmati juga kelezatan docang. Dalam sejarah kuliner Cirebon, docang merupakan makanan para wali. Meskipun menggunakan bahan makanan yang murah, karena sudah diramu dengan bumbu, docang terasa sangat nikmat.

Docang merupakan sejenis lontong sayur yang terdiri atas beberapa potong lontong. Sebagai pelengkap, lontong diberi kecambah matang, daun singkong matang, dan parutan kelapa. Selanjutnya, bagian atas masakan ini disiram sayur lodeh. Makanan ini akan semakin lengkap jika diberi kerupuk. Docang sangat tepat dimakan untuk sarapan. Mumpung berada di kota pesisir yang lekat dengan udang, jangan lupa bawa pulang oleh-oleh kerupuk udang dan terasi. (PIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com