Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi "Surfing" di Pantai Grajagan Banyuwangi

Kompas.com - 14/05/2014, 19:34 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Jika anda penyuka olahraga selancar (surfing) sepertinya Anda harus menjajal "seksi" nya ombak di Pantai Grajagan, Banyuwangi, Jawa Timur Konon, Grajagan memiliki gelombang konsisten rideable di dunia yang hanya direkomendasikan untuk peselancar profesional. Bukan hanya ombaknya yang indah, sepanjang pantai yang berjarak 53 kilometer ke arah selatan dari Banyuwangi menyuguhkan pesona yang luar biasa. Pantai, ombak, bebatuan serta bukit seakan sebuah kesatuan yang mampu menenangkan bagi para pengunjung.

Pantai Grajagan berada di hutan KPH Banyuwangi Selatan, tepatnya di petak 111 BKPH Curahjati atau secara administratif pemerintahan terletak di Sesa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Wanawisata ini juga dikelola oleh Kesatuan Bisnis Mandiri – Wisata, Benih dan Usaha lainnya (KBM-WBU) Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Di Pantai Grajagan juga tersedia fasilitas penginapan untuk umum.

"Untuk surfing di Pantai Grajakan, panjang ombak mencapai 1 kilometer. Spot yang terbaik ada di Plawangan. Jaraknya sekitar 300 meter dari bibir pantai sini," kata Sucipto (35), pelatih surfing yang lahir di Desa Grajagan. Untuk menuju ke Plawangan biasanya ia menyusuri garis pantai yang dipenuhi bebatuan.

"Kalau terbiasa yang tinggal renang menggunakan papan. Di Plawangan (kecepatan) ombaknya bisa mencapai 60 km per jam. Sedangakn tinggi ombak bisa mencapai 4 meter. Peselancar juga bisa masuk ke dalam lubang ombak. Sensasinya luar biasa, tapi ya hanya untuk profesional, karena Plawangan merupakan spot yang berbahaya bagi perahu nelayan. Ombaknya ganas. Kalau untuk pemula cukup di sekitar pantai sini," jelas lelaki yang hampir 15 tahun menekuni dunia surfing.

Sucipto kepada Kompas Travel, Minggu (11/5/2015), mengaku pertama kali mengenal dunia surfing di Pantai Grajagan. "Sekolah saja nggak sampai lulus SD karena keadaan. Lalu bekerja sebagai nelayan. Belum genap usia 16 tahun yang tertarik dengan beberapa bule yang surfing di sini. Akhirnya saya belajar sendiri gimana caranya berdiri di atas papan seluncur," kenangnya sambil tertawa.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Sucipto, pelatih surfing kelahiran Pantai Grajagan, Banyuwangi, Jatim. Sebagian besar tamunya wisatawan asing dari Jepang.

Dia mengaku sudah tidak ingat berapa kali terjatuh saat awal belajar. "Sempat terseret ombak. Dan saya inget beli papan selancar bekas yang harganya Rp 150 ribu," ceritanya.

Memindahkan Bali ke Banyuwangi

Saat ini Sucipto memilih menjadi pelatih surfing di Pantai Grajagan Banyuwangi. Tapi dia lebih banyak menerima tamu dari Bali. "Sebulan minimal 3 kali ke Bali untuk menjemput tamu yang hampir sebagian besar dari Jepang. Mereka rata-rata mengenal saya yang hanya dari mulut ke mulut. Memang sih setelah belajar surfing di Pantai Grajagan saya lebih banyak menghabiskan waktu di Bali. Bukan hanya belajar, tapi juga mengajar di beberapa sekolah surfing di Bali. Saya di sana 'jualan' pantai Grajagan agar mereka mau ber-surfing dan datang ke Banyuwangi," jelas lelaki yang berbadan gempal tersebut.

Untuk harga yang dipatok saat melatih surfing para wisatawan, Sucipto berseloroh jika harganya masih murah dibandingkan di Bali. "Saya bahkan pernah bilang ke tamu-tamu saya, jika ombaknya nggak bagus saya siap untuk tidak dibayar," katanya.

Mas Cip, begitu ia disapa, merasa terpanggil untuk membangun kampungnya sendiri termasuk bercita-cita untuk mendirikan sekolah surfing di Banyuwangi. "Saya lahir di sini dan ingin mengembangkan Banyuwangi. Sekarang masih ngumpul-ngumpulkan dana dulu. Apalagi anak dan istri juga tinggal di Banyuwangi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com