Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megajak Orangtua Bernostalgia di Museum Pos Indonesia

Kompas.com - 06/09/2014, 15:11 WIB
Dhanang David Aritonang

Penulis

MASIH ingatkah kapan terakhir kali anda menggunakan bis surat? Generasi terdahulu pasti tidak dapat memungkiri betapa pentingnya peranan PT Pos Indonesia dalam kegiatan berkomunikasi jarak jauh. Ada kenangan manis bahkan pahit dari setiap surat yang dikirim atau diterima.

Bagaimana jika weekend ini anda mengajak keluarga, khususnya orang tua anda untuk mengenang masa lalu di Museum Pos Indonesia?

Museum Pos Indonesia yang berdiri sejak tahun 1931 ini berlokasi di Jalan Cilaki 73, Bandung, dekat dengan Taman Lansia. Museum ini berada dalam satu lokasi dengan Kantor Pos Indonesia yang masih aktif untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tidak perlu membayar biaya masuk, anda cukup mengisi buku tamu yang tersedia jika ingin berkunjung ke Museum Pos Indonesia.

KOMPAS.COM/DHANANG DAVID ARITONANG Beberapa koleksi bis surat yang dipajang di Museum Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
Ketika masuk ke dalam museum, anda dapat melihat deretan bis surat yang sudah jarang anda jumpai di pinggiran jalan. Beberapa koleksi bis surat tersebut terbagi berdasarkan fungsinya. Ada bis surat biasa yang digunakan oleh masyarakat umum, hingga bis surat sekolah yang digunakan oleh pelajar untuk mengirim surat di zaman dulu.

“Museum ini terbagi menjadi 3 macam benda koleksi yaitu perangko, peralatan pos, dan benda bersejarah pos,” ucap bagian pelaksana Museum Pos Indonesia, Yati.

Yati menjelaskan, koleksi museum ini terdiri dari 131.000 buah perangko dan sekitar 200  peralatan pos dan benda bersejarah. Koleksi perangko tersebut berasal dari beberapa negara di seluruh penjuru dunia seperti Italia, Jepang, Belanda, dan lain sebagainya. Koleksi perangko tersebut tersusun secara apik berdasarkan abjad di dalam rak dan juga map-map besar.

KOMPAS.COM/DHANANG DAVID ARITONANG Koleksi perangko dari berbagai negara yang tertata di dalam rak Museum Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
Tidak hanya perangko, di  Museum Pos Indonesia anda juga dapat melihat diorama yang menjelaskan bagaimana Pos Keliling Desa memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kendaran yang digunakan tukang pos kala itu berupa sepeda motor dan sepeda ontel. Koleksi bersejarah yang tentu saja memiliki nilai historis yang tinggi.

Untuk  peralatan pos, Museum Pos Indonesia memiliki beberapa koleksi benda bersejarah sejak zaman penjajahan Jepang hingga pasca kemerdekaan. Benda-benda tersebut seperti stempel cap pos, alat timbang pos, serta pakaian yang digunakan oleh tukang pos ketika itu.

Pengunjung juga bisa memasuki ruang social center yang menjadi salah satu fasilitas museum ini. Di ruang social center ini, pengunjung dapat melakukan praktek yang berhubungan dengan kegiatan pos. Praktik tersebut berupa menulis surat, menempel perangko, pengecapan dan pengeposan surat pada bis surat.

KOMPAS.COM/DHANANG DAVID ARITONANG Sepeda Ontel yang digunakan oleh tukang pos merupakan koleksi Museum Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
Menurut Yati, museum ini dikunjungi sekitar 30 orang pada hari-hari biasa. Museum ini juga menerima pengunjung berupa rombongan dengan melampirkan surat pengajuan terlebih dahulu. Rombongan biasanya berupa dari berbagai usia dari anak-anak maupun lanjut usia.

“Beberapa minggu lalu kami menerima kunjungan dari panti jompo, dan mereka tampak senang karena bisa bernostalgia di museum ini,” ucap Yati.

Tertarik untuk mengajak orang tua anda bernostalgia di Museum Pos? Anda bisa berkunjung ke museum ini pada hari Senin–Jumat pada pukul 09.00-16.00 WIB dan hari Sabtu pada pukul 09.00-14.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com