Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biar Pun Macet, Jakarta Tetap Menarik bagi Turis

Kompas.com - 12/12/2014, 08:40 WIB
Fira Abdurachman

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Apa yang terbersit di pikiran kalau bicara soal Jakarta? Macet pasti nomor satu. Tambah lagi banjir, tidak aman, panas, dan ribet. Benarkah? Benar tapi tidak 100 persen. Faktanya, banyak hal yang bisa diceritakan tentang Jakarta yang bisa menjadi daya tarik wisata.

"Jakarta memiliki sejarah yang besar yang selalu menarik untuk diceritakan kepada para tamu," ucap Revalino Tobing, ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI Jakarta. Pramuwisata lebih dikenal sebagai tour guide atau pemandu wisata.

Revalino yang sudah berprofesi sebagai pramuwisata selama 20 tahun ini mengungkapkan, Jakarta selalu menarik bagi wisatawan. Selain sebagai ibu kota, salah satu alasan lainnya adalah karena banyak sejarah Jakarta yang bagus dan penting untuk dikisahkan. “Monas itu kan bukan hanya bangunan yang atasnya emas tapi Monas memiliki nilai filosofi sendiri. Apalagi sejarah dan latar belakangnya kenapa Soekarno pada masa itu membangun Monas”, kata Revalino. 

Lebih lanjut Revalino menekankan pentingnya para pramuwisata memiliki pengetahuan yang luas tentang daerahnya. “Sebagai ujung tombak pariwisata, itulah tugas para pemandu wisata. Kita harus bisa menjelaskan kepada para tamu sisi menarik Jakarta. Jangan macetnya doang,” ujarnya kepada Kompas.com.

KOMPAS/LASTI KURNIA Rombongan turis mancanegara menggunakan sepeda sewaan berkeliling di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (30/3/2011). Wisata kota tua dengan mengunjungi situs bangunan tua dan lokasi bersejarah merupakan salah satu paket yang digemari turis mancanegara yang berkunjung ke Jakarta.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS, jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke Jakarta selama kurun waktu tahun 2014 di bulan Oktober tercatat 184.012 wisman. Paling banyak adalah wisatawan dari Malaysia (24.687 wisman), Tiongkok (21.622 wisman), dan Jepang (17.234 wisman). Lainnya adalah dari Singapura (14.712 wisman), Saudi Arabia (7.697 wisman), Korea Selatan (7.159 wisman), Amerika (6.352 wisman), India (5.763 wisman), Belanda (5.666 wisman) dan Australia (5.569 wisman).

Berdasarkan pengalamannya sebagai pramuwisata, lanjut Revalino, tiap wisatawan mancanegara memiliki selera masing -masing dalam berwisata. Sesuai wilayah dan karakter negaranya, Asia Tenggara misalnya, mereka senang dengan atraksi dan bersenang–senang. "Theme park (arena permainan) seperti Ancol, Dufan, termasuk Taman Safari biasanya tamu dari Malaysia dan Timur Tengah suka. Sayang lama lama harga tiket masuknya kok jadi mahal ya," kata Revalino.

Berbeda dengan Asia, wisatawan dari benua Eropa dan Amerika datang ke Jakarta ingin tahu lebih dalam tentang sejarah, budaya dan tradisi. Revalino berkata, “Ya di negara asalnya kan theme park mereka lebih bagus macam disneyland. Mereka lebih memilih museum dan kota tua”. 

Revalino melanjutkan,  "Satu tempat wisata yang semua wisatawan suka, dari negara mana pun pasti suka adalah Taman Mini Indonesia Indah. Kita butuh tempat seperti itu. One stop destination semua lengkap. Pengetahuan sejarah, permainan, restoran, lengkaplah semua”.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Rumah Gadang di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Sejauh ini Jakarta memiliki 3 pintu masuk bagi wisatawan mancaranegara yaitu Bandara Soekarno Hatta, Bandara Halim Perdanakusuma, dan Pelabuhan Tanjung Priok.  Berdasarkan data olahan BPS, lamanya waktu inap bagi wisatawan asing di Jakarta adalah 1,98 hari atau mudahnya sekitar satu setengah hari. Bisa dikatakan para wisatawan asing singgah di Jakarta antara 1-3 hari.

Ke depan sebagai pramuwisata, Revalino  berharap para pemangku kepentingan baik bisnis dan kebijakan mengolah pariwisata DKI Jakarta lebih serius. "Dari hal kecil seperti pengelolaan tempat wisata misalnya penjualan tiket, penjagaan, parkir, semuanya diatur biar enak dan nyaman buat tamu," katanya.

Revalino berpesan, "Kita sendiri yang harus bisa memberikan nilai pada kota kita sendiri".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket dan Jam Buka Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang

Harga Tiket dan Jam Buka Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang

Travel Update
Festival Gelar Budaya Hari Nelayan Palabuhanratu Ke-64 di Sukabumi, Ada Atraksi Akrobatik

Festival Gelar Budaya Hari Nelayan Palabuhanratu Ke-64 di Sukabumi, Ada Atraksi Akrobatik

Travel Update
11 Kewajiban Pendaki Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi Demi Keselamatan

11 Kewajiban Pendaki Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi Demi Keselamatan

Travel Update
6 Tips Berkunjung ke Kebun Binatang dengan Balita

6 Tips Berkunjung ke Kebun Binatang dengan Balita

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di Taman Satwa Cikembulan, Catat Jadwal Show

Aktivitas Seru di Taman Satwa Cikembulan, Catat Jadwal Show

Jalan Jalan
Gunung Kelimutu Waspada, Wisata ke Danau Kelimutu Dibatasi

Gunung Kelimutu Waspada, Wisata ke Danau Kelimutu Dibatasi

Travel Update
Cara Menuju ke Taman Satwa Cikembulan Garut Jawa Barat

Cara Menuju ke Taman Satwa Cikembulan Garut Jawa Barat

Jalan Jalan
5 Wisata Sejarah Dekat Candi Borobudur, Destinasi Penggemar Sejarah

5 Wisata Sejarah Dekat Candi Borobudur, Destinasi Penggemar Sejarah

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Terbaru di Taman Satwa Cikembulan

Harga Tiket Masuk Terbaru di Taman Satwa Cikembulan

Jalan Jalan
Taman Satwa Cikembulan, Kebun Binatang Favorit Keluarga di Garut

Taman Satwa Cikembulan, Kebun Binatang Favorit Keluarga di Garut

Jalan Jalan
4 Wisata Dekat Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Wisata Edukasi dan Sejarah

4 Wisata Dekat Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Wisata Edukasi dan Sejarah

Travel Update
Hujan Misterius Terjadi di Dalam Kabin Pesawat JetBlue A320

Hujan Misterius Terjadi di Dalam Kabin Pesawat JetBlue A320

Travel Update
Desa Lauterbrunnen di Swiss Akan Pungut Biaya Masuk Akibat Lonjakan Wisatawan

Desa Lauterbrunnen di Swiss Akan Pungut Biaya Masuk Akibat Lonjakan Wisatawan

Travel Update
Spot Sunrise Dekat Candi Borobudur, Sekalian Kunjungi

Spot Sunrise Dekat Candi Borobudur, Sekalian Kunjungi

Jalan Jalan
Jumlah Penumpang di Stasiun Malang Saat Libur Waisak Naik 37 Persen

Jumlah Penumpang di Stasiun Malang Saat Libur Waisak Naik 37 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com