Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelam Pemula Ingin "Diving" di TN Komodo? Simak Pesan Ini

Kompas.com - 09/05/2017, 21:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak penyelam mancanegara yang salah paham dan hanya mendengar sepihak tentang keindahan bawah laut di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Para penyelam mancanegara tanpa mengetahui bahwa arus bawah laut di Kepulauan Flores cukup kuat, bahkan sangat kuat yang bisa membahayakan penyelam," kata Kathrin Krause, pengelola Lagona Divers, di Labuan Bajo, Minggu (7/5/2017).

Banyak penyelam dan turis asing mengambil sertifikat penyelaman pemula (open water) di Bali atau di Gili Trawangan, Gili Meno, Lombok. "Kemudian mereka dengar dari instrukturnya bahwa bawah laut di Taman Nasional Komodo sangat cantik. Lalu mereka datang ke sini," ujarnya.

(BACA: Berita Foto: Mau ke Komodo? Ingat, Ikuti Nasihat Jagawana!)

Para penyelam itu hanya mendengar yang bagus-bagus saja seperti terumbu karang indah, banyak ikan mata besar, penyu, ikan lautnya berwarna-warni, terkadang ketemu ikan lumba-lumba dan hiu.

"Para turis asing tidak diinformasikan bahwa arus bawah laut di Taman Nasional Komodo relatif kuat, bahkan kadang-kadang kuat, dan arus bawah laut memutar," ujar Kathrin, warga Jerman yang sudah menjadi pemandu selam sejak tahun 2009.

(BACA: Diving Pertama Kali Langsung di Raja Ampat, Bolehkah?)

Menurut dia, hal ini sangat berisiko tinggi bagi penyelam pemula yang baru dapat sertifikat pemula di Bali atau di Lombok. "Karena sertifikatnya pemula, mereka belum diedukasi bagaimana menyelamatkan diri dari arus bawah laut yang kuat," katanya.

KOMPAS/YOVITA ARIKA Wisatawan berfoto di puncak bukit di Pulau Padar dengan latar belakang teluk-teluk yang ada di pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tersebut, 31 Agustus 2015.
"Terkadang arus bawah laut menyedot penyelam ke dalam dasar lautan," kata Kathrin, pengelola operator selam (dive center) di Labuan Bajo.

Belum lama ini, lanjut Kathrin, pihaknya menerima tiga penyelam dari Eropa yang baru dapat sertifikat selam pemula di Gili Meno, Lombok.

"Kemudian dua pasang penyelam Jepang yang sudah berusia 75 tahun. Mereka semua tidak tahu bahwa ciri khas wisata selam di Taman Nasional Komodo adalah arus bawah lautnya kuat," tuturnya.

Dia melanjutkan, saat membawa dua pasang penyelam tua asal Jepang dan menyelam di spot Tetawa Besar, tiba-tiba terbawa arus sangat kuat. Arusnya menyedot ke dasar lautan. Ini sangat berbahaya bagi penyelam.

"Saat menyelamatkan mereka dari arus kuat, mereka masih asyik mengambil video bawah laut. Mereka tidak menyadari bahaya arus laut yang sangat kuat," cerita Kathrin.

Sementara itu, pemandu selam lokal, Yadin membenarkan bahwa ciri khas spot-spot penyelaman di Taman Nasional Komodo yakni arus bawah lautnya kuat.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Kapal yang digunakan wisatawan memasuki perairan Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/5/2014).
"Para penyelam yang mau menikmati keindahan bawah laut Taman Nasional Komodo sebaiknya sudah banyak pengalaman menyelam, atau sertifikat menyelam sudah advance atau master divers," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Theodorus Suardi mengakui lonjakan turis mancanegara dan nusantara yang ke Labuan Bajo, sebagian besar untuk melihat komodo, menyelam di Taman Nasional Komodo dan menikmati keindahan pulau Padar.

"Oleh karena itu, rata-rata waktu tinggal turis asing di Labuan Bajo cukup lama yakni 5,5 hari karena mereka melakukan kegiatan penyelaman selain melihat Komodo dan keindahan pulau Padar," kata Theodorus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com