Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Kopi Masyarakat Adat Diluncurkan di Banyuwangi

Kompas.com - 12/05/2017, 12:08 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) meluncurkan Asosiasi Kopi Masyarakat Adat di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi Kamis (11/5/2017).

Acara tersebut dihadiri delapan komunitas adat yaitu komunitas adat Semende Bengkulu, Boafeo NTT, Sajang Sembalun NTB, Oppu Ronggur Tano Batak, Marga Padang Kuta Pethal Pakpak Kabupaten Pakpak Bharat, Pangalla Kabupaten Toraja, Patongalla Kabupaten Enrekang dan Komunitas Adat Using Kemiren Banyuwangi.

BACA: Saulak, Tradisi Pra-nikah nan Mistis Suku Mandar di Banyuwangi

Kepada Kompas.com, Kamis (11/5/2917), Mirza Indra selaku Direktorat Pemberdayaan Ekonomi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Lestari Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PB AMAN) menjelaskan saat ini ada 2.332 komunitas adat se-Indonesia. Masing-masing komunitas memiliki potensi yang berbeda-beda, salah satunya adalah kopi.

"Nantinya dengan adanya asosiasi kopi masyarakat adat, para penggiat kopi bisa bertukar informasi terkait kopi mulai pengelolaan termasuk juga penjualan," katanya.

Selama ini, menurut Mirza, kopi yang dihasilkan komunitas adat berasal dari perkebunan rakyat. Lalu kopi yang bagus biasanya dibeli dengan harga yang murah oleh tengkulak sedangkan masyarakat hanya menikmati kopi yang kualitasnya tidak bagus.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Produk kopi dari komunitas adat di Indonesia

"Kasihan jika masyarakat yang menanam malah menikmati kopi afkiran. Keuntungannya juga sedikit. Nah dengan asosiasi ini mereka bisa belajar untuk mengolah kopinya sendiri dan akan lebih bagus jika di masing masing komunitas adat memilih kafe yang menjual jenis-jenis kopi Nusantara termasuk mengenalkan kopinya sendiri," tambahnya.

Selain itu, masyarakat adat juga bisa menjual kopi produksinya lewat koperasi milik PB AMAN sehingga mereka tidak lagi terjebak harga murah dari tengkulak. Saat ini sudah ada 11 komunitas masyarakat adat yang berada dalam binaan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara.

"Nanti kami akan membantu untuk mencarikan pembeli dan membuka jalan untuk para petani kopi untuk menjual hasil kopinya," tambahnya.

BACA: Teluk Banyu Biru, Destinasi Wisata Baru di Banyuwangi

Sementara itu, Agus Hermawan selaku Ketua Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Banyuwangi kepada Kompas.com menjelaskan ada lima daerah di Banyuwangi yang bergabung di asosiasi tersebut yaitu Gombengsari Kecamatan Kalipuro, Banjar Kecamatan Licin, Kemiren, Kenjo dan Kampung Anyar Kecamatan Glagah.

"Kelima daerah tersebut terkenal sebagai produsen kopi dan masuk komunitas adat Using. Mereka ada yang sudah memiliki brand ada juga yang belum. Nah di asosiasi ini kita bisa belajar bersama sehingga kopi dari Banyuwangi semakin terkenal," jelasnya.

Selama tinggal Desa Kemiren Banyuwangi, para penggiat kopi tersebut juga mengikuti workshop mulai dari pengelolaan kopi hingga cara penyajian kopi.

"Harapannya tentu saja agar kesejahteraan petani kopi meningkat dan masyarakat adat bisa lebih mandiri," jelas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com