Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mungkinkah Harimau Jawa Masih Ada?

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Indonesia merupakan negeri kaya yang memiliki banyak satwa endemik. Badak Jawa, Badak Sumatera, Gajah Sumatera, tarsius, Elang Bondol, dan komodo adalah beberapa di antaranya.

Harimau Jawa atau Phantera Tigris Sondaica juga merupakan jenis harimau yang hanya ada di Indonesia.

Sekitar tahun 1970 hewan gagah penjaga rima Jawa ini diduga punah. Pada 1989, harimau jawa resmi dinyatakan punah oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Harimau Jawa menyusul Harimau Bali yang sudah punah terlebih dahulu pada masa kolonial.

Oleh karena itu, kemunculan satwa kucing besar mirip Harimau Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), pada 25 Agustus 2017 mengundang banyak perhatian peneliti juga masyarakat luas.

BACA: 4 Nama Badak Baru di TN Ujung Kulon dan Cerita di Baliknya

Kucing besar tersebut ditemukan sedang memakan banteng mati di areal Padang Pengembalaan Cidaon, TNUK, Pandeglang, Banten. Banyak pihak yang berspekulasi dari hasil foto kamera pocket dan video sepanjang 36 detik tersebut. Ada yang yakin dengan bukti loreng di badannya, ada pula yang meragukan karena besar tubuhnya yang seperti macan (phantera pardus).

Kepala Taman Nasional Ujung Kulon, Mamat Rachmat sangat berharap jika benar itu Harimau Jawa, dan masih ada habitatnya di kawasan TNUK. Jika benar adanya, menurut Rahmat Indonesia khususnya TNUK dan Pandeglang akan sangat bangga dan bersyukur salah satu satwa langka dunia kembali hadir di Indonesia setelah puluhan tahun.

"Kita masih terus menunggu hasil lab, dan investigasi lainnya ke depan. Tapi tentu sangat berharap keberadaan harimau itu masih jadi kekayaan alam Indonesia," ungkapnya saat ditemui dalam rangkaian Hari Badak Dunia di TNUK, Sabtu (23/9/2017).

Menyoal hasil riset LIPI tahun 1989 yang mengumumkan kepunahan Harimau Jawa, Rahmat menjelaskan yang dimaksud "kepunahan" tersebut.

"Punah dalam bahas konservasi itu bukan berarti nol individu. Kalimat punah itu dinyatakan jika satwa tersebut masih ada tapi tidak dimungkinkan lagi untuk berkembang biak, bisa jadi karena tidak diketahui jenis kelaminnya, atau ada 10 harimau dengan jenis kelamin yg sama," ungkapnya tegas.

BACA: Cocok untuk Akhir Pekan, Wisata Petualangan Tiga Hari di Ujung Kulon

Direktur Konservasi WWF, Arnold Sitompul, dalam acara yang sama berpendapat bahwa kemungkinannya sangat kecil jika masih ada Harimau Jawa. Tapi ia tidak menutup kemungkinan jika benar itu Harimau Jawa karena beberapa alasan.

"Predator di lokasi itu biasanya Macan Tutul (Panthera Pardus), Anjing Hutan (Cuon Alpinus), Macan Dahan (Neofelis Nebulosa), Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) dan Kucing Hutan (Felis Bengalensis), tapi suhu udara saat ini begitu panas dan kering di sana. Ada kemungkinan kecil predator lain turun atau ke luar hutan untuk mencari sumber-sumber pakan lain," ujar Arnold.

Menurut beberapa polisi hutan TNUK, memang tidak hanya saat itu saja banteng mati oleh predator yang mirip harimau. Seminggu sebelumnya ada saksi yang melihat hewan serupa harimau, hanya tidak sempat menangkap gambarnya.

https://travel.kompas.com/read/2017/09/26/220200227/mungkinkah-harimau-jawa-masih-ada-

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke