Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Komodo Disebut Alami Stress, Ini Penjelasan Balai TN Komodo

JAKARTA, KOMPAS.com – Baru-baru ini beredar kabar bahwa komodo yang hidup di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, mengalami stress akibat banyaknya wisatawan yang datang.

Hal itu rupanya ditampik oleh Kepala Balai TN Komodo, Sudiyono. Ia mengatakan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan bahwa komodo mengalami stress.

“Karena mereka (komodo) selama ini masih nyaman. Kalau ada perubahan perilaku mungkin, tapi kalau stress ndak juga. Kalau stress kan hewan akan agresif, dan sekarang belum ada perilaku agresif,” kata Sudiyono saat dihubungi KompasTravel, Senin (13/11/2017).

Sudiyono mengatakan hingga saat ini belum ada penelitian khusus yang membuktikan apakah komodo mengalami stress atau tidak. Namun, memang komodo akan lebih agresif ketika diganggu saat sedang makan.

“Mereka (komodo) akan lebih agresif ketika sedang makan kemudian masih lapar atau pun sedang makan lalu diganggu. Jika makanannya habis, tiba-tiba dia lihat ada yang bergerak, pasti insting mereka itu adalah makanan,” kata dia.

Sudiyono memberi contoh tentang pengunjung yang baru-baru ini ditikam komodo. Ia menjelaskan hal tersebut terjadi karena pengunjung tersebut tidak menggunakan jasa pemandu. Padahal pemandu adalah syarat mutlak untuk menjelajah TN Komodo.

Terkait banyaknya wisatawan, Sudiyono mengatakan jumlah turis akan terbatasi dengan sendirinya karena jumlah pemandu (ranger) yang juga terbatas. Pengunjung TN Komodo juga tidak selalu melihat komodo tapi juga melakukan aktivitas lainnya seperti diving, snorkeling, dan mengunjungi pulau-pulau lainnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Maurius Ardu Jelamu mengatakan khawatir dengan kondisi komodo yang diduga alami stress.

"Saya mendapatkan masukan dari wisatawan internasional, beberapa dari Singapura dan Eropa. Ketika mereka ke sana, mereka melihat pola pengaturan kunjungan agak kurang bagus. Karena begitu banyak orang yang masuk,” ujar Marius.

Marius bercerita ada beberapa kejadian komodo melukai pengunjung. Padahal, lanjut Marius, sebelumnya binatang tersebut tidak berperilaku seperti itu. Maka dari itu perlu diketahui dan diteliti mengapa komodo berperilaku demikian. 

Jika sudah mendapatkan hasil penelitiannya, lanjut Marius, apabila memang Komodo sensitif dengan keberadaan manusia maka bisa diatur pola pengunjungnya.

“Bukan dibatasi, tapi diatur. Misalnya mulai dari jam kunjungan, kemudian ada jeda atau jam kosong (waktu bebas dari pengunjung). Sehingga tidak semua orang tumpah-ruah dalam jam yang sama,” kata Marius.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTT, Abed Frans mengatakan pernah mendengar soal adanya komodo yang mengalami stres akibat adanya kunjungan wisatawan.

“Dari teman-teman dan dari tamu begitu sih katanya. Tapi nggak semua. Nggak tahu juga stressnya dari mana. Kalau saya sih belum yakin juga kalau komodo itu ada yang stress. Padahal kita ditugaskan untuk menaikkan (jumlah) pengunjung,” kata Abed.

Menurut dia, ada kontradiksi antara kepentingan untuk menaikkan jumlah wisatawan dan keberlangsungan ekosistem itu sendiri. Namun, jika memang benar ada komodo yang mengalami stress, Abed menuturkan mungkin pengunjung setiap hari perlu dibatasi.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

https://travel.kompas.com/read/2017/11/14/132000227/komodo-disebut-alami-stress-ini-penjelasan-balai-tn-komodo

Terkini Lainnya

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke