Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kawasaran, Ritual Berusia 1.800 Tahun dari Minahasa

Pekikan bersahutan terus menggema diiringi sabetan pedang, tusukan tombak, dan tameng berseliweran. Ritual Kawasaran merupakan seni tradisi perpaduan gerak tari dan pertempuran yang dimiliki oleh masyarakat adat Minahasa, Sulawesi Utara.

I Yayat U Shanti memiliki arti yang dalam, "Angkatlah pedangmu dan marilah berperang." Teriakan panglima disambut dengan kata "Uhuy" oleh prajurit perang yang artinya kurang lebih "Tentu!"

Lapangan Sam Ratulangi dan Benteng Moraya, Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara, tampak memerah oleh ratusan anggota ritual Kawasaran. Beberapa anggota tampak menggunakan topi berbulu burung, menunjukkan bahwa mereka adalah para pemimpin kelompok.

Ritual Kawasaran dilakukan pada Sabtu (17/3/2018). Ritual dilakukan dalam upacara Hari Kebangkitan Masyarakat Adat ke-19 yang digelar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

Ekspresi wajah peserta ritual yang sebelumnya ramah mendadak berubah 180 derajat, garang dengan mata melotot tanpa senyum. Sementara pedang dan tombak terhunus siap menyerang lawan.

Budayawan dan Dosen Universitas Sam Ratulangi, Fredi Wowor, menjelaskan bahwa ritual Kawasaran berusia lebih dari 1.800 tahun. Pasukan Kawasaran merupakan penjaga atau pelindung wilayah di Minahasa. Saat ini sering digunakan untuk mengantar tamu, menjaga tamu dan tuan rumah jika ada kegiatan besar.

"Kawasaran dilakukan pada kegiatan besar, berfungsi sebagai pengawal kegiatan, termasuk pesta perkawinan. Kawasaran juga dimaknai jika terjadi sebuah ancaman maka akan muncul para pelindung negeri," ujarnya.

Beberapa orang masyarakat adat menjelaskan kawasaran sebagai representasi budaya Minahasa dalam menjamu tamu.

"Apabila anda berkunjung ke wilayah kami, maka akan kami jamu, namun bila anda merusakanya maka perlawanan yang akan anda temui seperti makna I Yaayat U Shanti," ungkap Meliza, salah seorang anggota ritual.

Sejarah Kawasaran

Beberapa referensi menyebutkan ritual Kawasaran atau Kabasaran sering dilakukan para prajurit Minahasa sebelum atau sepulang dari medan perang. Menurut adat masyarakat Minahasa, dulunya untuk melakukan ritual ini harus berasal dari keturunan Kawasaran juga. Setiap keluarga Kawasaran biasanya memiliki senjata khusus yang diwariskan secara turun-temurun.

Nama Kawasaran berasal dari kata dasar “wasal” yang berarti ayam jantan. Bagi masyarakat Minahasa, ayam jantan sendiri merupakan simbol keberanian atau kejantanan. Hal ini bisa dilihat dari wajah para penari saat menari dengan ekspresi wajah yang garang, jantan, dan gagah berani.

Ritual biasanya diiringi oleh alat musik tradisional yang sering disebut dengan Pa’wasalen. Dalam Pa’wasalen tersebut terdiri dari alat musik seperti seperti gong dan tambur.

Kawasaran dan Perjuangan Masyarakat Adat

Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi dalam pidatonya disaksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menyebutkan Kawasaran sebenarnya simbolisasi dari perjuangan masyarakat adat Minahasa.

"Kita sedang merayakan kebangkitan masyarakat adat di tempat bersejarah yaitu Benteng Moraya. Di tempat ini pernah terjadi Perang Tondano. Juga perayaan hari ini diawali dengan ritual Kawasaran yang merupakan simbol perang. Marilah kita memaknai Benteng Moraya dan Kawasaran sebagai tekad bulat masyarakat adat untuk terus berjuang, memerangi penindasan, kebodohan dan peminggiran masyarakat adat yang masih terjadi di berbagai pelosok Nusantara. Semua itu demi mewujudkan cita-cita luhur kita bersama yaitu Indonesia dan Masyarakat Adat yang berdaulat, mandiri dan bermartabat .I Yayat U Santi!," sebut Rukka dalam pidato pembukaannya.

https://travel.kompas.com/read/2018/03/19/133500227/kawasaran-ritual-berusia-1800-tahun-dari-minahasa

Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke