Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Libur Lebaran, Menpar Ramaikan Tradisi Barong Ider Bumi Banyuwangi

Di antaranya adalah tradisi Barong Ider Bumi warga Desa Kemiren yang merupakan salah satu basis Suku Using, masyarakat asli Banyuwangi.

Tradisi yang digelar untuk mengusir bala (bencana) dari desa ini dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu (16/6/2018).

Bupati Anas mengatakan, Banyuwangi akan konsisten menjaga tradisi warganya sebagai bentuk mempertahankan kearifan lokal. Anas meyakini bahwa kearifan lokal yang dibangun para leluhur itu dilakukan mereka untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan warganya.

"Tradisi ini adalah budaya yang hidup di masyarakat yang terus dilestarikan setiap tahunnya. Tradisi yang tumbuh dan berakar di masyarakat ini kemudian kami kenalkan kepada masyarakat luas dalam balutan agenda wisata Banyuwangi Festival," kata Anas.

Sementara itu, Menpar Arief Yahya mengapresiasi pemerintah daerah yang konsisten melestarikan tradisi lokalnya, salah satunya tradisi Barong Ider Bumi dari Desa Kemiren yang telah berumur 116 tahun.

"Saya ucapkan selamat kepada masyarakat Desa Kemiren karena ritual Barong Ider Bumi saat ini sudah jadi trending topik nasional. Konon saya dengar barong yang digunakan ini usianya sama dengan kakak tertua saya sudah 71 tahun. Maka, saya minta, tradisi ini terus dilestarikan," kata Menpar saat membuka acara tersebut.

Menurut Arief, saat ini Banyuwangi juga telah menjelma menjadi kota budaya nasional. Terbukti, dari 77 agenda pariwisata Banyuwangi Festival yang digelar sepanjang tahun 2018, dua di antaranya masuk top 100 event nasional, yaitu Gandrung Sewu (20 Oktober) dan Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (26-29 September).

Usai pembukaan, Menpar dan Anas terlihat berbaur dengan warga mengikuti prosesi bersih desa. Arief dan Anas lalu diajak warga mengelilingi desa sambil menaiki kereta kencana menuju ke arah barat.

Tentu saja juga ada barong yang ikut berkeliling desa, yang memang diyakini bisa mengusir bencana.

Di sepanjang jalan desa, Arief dan Anas menyapa masyarakat sambil menyemburkan uang receh (sembur uthik-uthik) yang langsung disambut riuh warga yang berebut mengambilnya.

Setelah sampai di sisi barat perbatasan desa, mereka kembali ke timur batas desa untuk melakukan kenduri massal sebagai penutup tradisi tersebut.

Barong Ider Bumi ini menarik perhatian sejumlah wisatawan yang sedang berlibur di Banyuwangi. Salah satunya Nelly Ivanova (28) dari Bulgaria. Nelly yang tengah berlibur di Banyuwangi ini merasa senang bisa menyaksikan tradisi Barong Ider Bumi.

"Acaranya unik. Ritual bersih desa mengusir roh jahat kayak gini juga ada di negara saya, tapi yang di sini lebih colorful. Ritualnya lebih banyak, dan menarik. Musik pengiringnya juga beragam. Kalau di Bulgaria hanya diiringi satu alat musik aja," kata Nelly.

Dalam kesempatan itu, Arief juga menyerahkan bantuan untuk mendukung ritual adat Barong Ider Bumi berupa uang koin senilai Rp 5 juta yang digunakan untuk ritual sembur uthik-uthik.

Ritual sembur uthik-uthik yaitu, ritual menyemburkan uang receh yang telah dicampur bunga dan beras kuning di sepanjang jalan desa sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang berlimpah selama satu tahun lalu.

Seblang adalah ritual ungkapan rasa syukur atas keselamatan desa dalam bentuk gadis belia yang menari dalam kondisi kerasukan arwah leluhur. Ritual akan dimulai pukul 14.00 WIB dan berakhir menjelang maghrib.

"Ada juga Puter Kayun yang akan digelar 24 Juni esok. Ini adalah tradisi warga Boyolangu, Kecamatan Giri dengan menaiki delman hias menuju wisata Pantai Watu Dodol untuk menggelar selamatan sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang melimpah," kata Anas.

https://travel.kompas.com/read/2018/06/17/143839027/libur-lebaran-menpar-ramaikan-tradisi-barong-ider-bumi-banyuwangi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke