Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Legenda Coban Rondo, Air Terjun Janda yang Kini Memesona...

MALANG, KOMPAS.com - Kata coban berarti air terjun. Sementara rondo berarti janda.

Karena namanya itu, air terjun Coban Rondo sarat dengan legenda yang berkembang di tengah masyarakat setempat.

Air terjun ini berlokasi di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Jaraknya sekitar 31 kilometer dari pusat kota Kota Malang atau sekitar satu jam perjalanan darat dengan mobil.

Legenda air terjun ini berawal dari sepasang pengantin baru bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan suaminya Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmara.

Setelah usia pernikahan mencapai 36 hari atau dikenal dengan istilah selapan, Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmara.

Hingga akhirnya, sesampainya di tengah jalan, pasangan suami istri itu bertemu dengan Joko Lelono.

Joko Lelono yang tidak jelas asal usulnya terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati. Ia berusaha untuk merebut Dewi Anjarwati dari tangan Raden Baron.

Perkelahian pun terjadi, Raden Baron lalu meminta agar Dewi Anjarwati disembunyikan di tempat yang ada air terjunnya.

Perkelahian sengit terjadi selama tiga hari tiga malam antara Joko Lelono dan Raden Baron. Hingga akhirnya keduanya meninggal.

Sejak saat itu, Dewi Anjarwati berstatus janda atau rondo.

Air terjun tempat Dewi Anjarwati menunggu suaminya itu pun diberi nama Coban Rondo yang artinya air terjun janda.

Konon, batu besar yang ada di bawah air terjun itu merupakan tempat duduk Dewi Anjarwati sembari menunggu suaminya.

Cerita yang melatari air terjun itu dikenal sebagai legenda yang berkembang di masyarakat setempat.

Lokasi air terjun yang ada di dalam kawasan Perhutani itu menjadi lokasi wisata yang digemari masyarakat.

Kunjungan Kompas.com pada Selasa (10/7/2018) atau sebelum pandemi Covid-19, lokasi wisata Coban Rondo selalu ramai. Sejumlah wisatawan asyik menikmati pemandangan air terjun di lokasi tersebut.

"Rata-rata pengunjung per hari 1.500 orang. Kalau musim libur bisa tiga kali lipatnya," kata Asisten Manager PT Palawi Risorsis Unit Coban Rondo, Sugeng Priyanto, Selasa (10/7/2018).

Sugeng mengatakan, air terjun itu dibuka sebagai lokasi wisata sejak tahun 1980-an.

Kemudian pada Tahun 2002, lokasi wisata itu dikelola oleh PT Palawi Risorsis, sebuah perusahaan di bawah Perhutani yang berkonsentrasi pada pariwisata.

Sesampainya di lokasi parkir kendaraan, pengunjung tinggal berjalan sekitar 200 meter untuk menemukan air terjun setinggi 75 meter itu.

"Kalau di sini yang unggul wisata alamnya, keindahan alamnya. Terus udaranya yang masih bersih. Terus suasana gemercik airnya bikin senang sekali," kata Sugeng.

Sementara itu, pengelola terus berinovasi untuk mengembangkan lokasi wisata itu. Pengelola sudah membangun wahana lain yang bisa dinikmati pengunjung selain ke air terjun.

"Pengunjung yang datang kebanyakan dari Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Surabaya. Kalau yang macanegara, dari Malaysia, Arab dan negara di Eropa," kata Sugeng.

Dalam masa pandemi covid-19, jangan lupa untuk mentaati aturan berkunjung, yaitu mengurangi mobilitas serta berwisata saat tempat wisata sudah buka sesuai aturan berlaku.

Selain itu jalankan protokol kesehatan yaitu menghindari kerumunan, memakasi masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Pastikan pula suhu badan tidak di atas 37,4 derajat celcius. Lakukan vaksinasi sesegera mungkin.

https://travel.kompas.com/read/2018/07/11/131000427/legenda-coban-rondo-air-terjun-janda-yang-kini-memesona

Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke