Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Tuk Woja Wole", Tradisi bagi Kaum Perempuan di Flores (2)

Tuk Woja Wole merupakan tradisi bagi kaum perempuan di Manggarai Timur yang diwariskan secara turun temurun dari leluhur. Tiga perempuan ini melaksanakan ritual Tuk Woja Wole di halaman mbaru meze dengan alu dari batang bambu kecil.

Secara bergantian ketiga perempuan ini menumbuk padi yang sudah disimpan di dalam lesung. Iramanya berganti-ganti dan alu itu menghasilkan suara kegembiraan dan rasa syukur untuk memberikan semangat bagi penari kelong yang mengelilingi ngadhu berbentuk bulat.

Tuk Woja Wole merupakan satu rangkaian dalam tradisi Karong Woja Wole dalam tradisi menghormati dan mengantar padi sebelum diolah menjadi nasi.

Jadi "Tuk Woja Wole" berarti menumbuk padi dengan batang bambu kecil yang dialaskan dengan lesung, togil atau ngensung dalam bahasa ibu setempat.

Senin (30/7/2018) siang, dua perempuan mengantar padi di kepala dari lingko rumbit. Setiba di pintu gerbang Kampung Lete, rombongan penari Kelong menjemput untuk mengantar padi tersebut menuju ke Ngadhu yang berada di depan mbaru meze Suku Gunung.

Kelong adalah menari untuk menjemput padi yang dihantar sambil melantunkan syair-syair yang berhubungan padi tersebut. Syair yang dilantunkan adalah: "woja karubho... woja karubho..." Woja karubho adalah padi yang ada di kepala perempuan sebagai ratu alam semesta.

Sementara tua-tua adat baik laki-laki maupun perempuan menurunkan woja wole dari dua kepala perempuan sambil penari kelong menari-nari mengitari lingkaran ngadhu melantunkan lagu syukur dan kegembiraan atas hasil panen dalam musim tanam tahun ini.

Ikatan woja wole di kepala dua perempuan diturunkan secara perlahan-lahan dan tak boleh bulir-bulir padi jatuh. Jikalau bulir-bulir padi jatuh maka bulir padi itu dipungut kembali.

Sebelum memulai ritual Tuk Woja Wole, bulir-bulir padi dilepas dari tangkainya dan disimpan di dalam roka atau roto atau bakul.

Sementara tua-tua adat dan pemilik lahan terus menari-nari dengan mengelilingi ketiga perempuan itu yang sedang menumbuk padi.

Suasana di sekitar mbaru meze atau rumah gendang Suku Gunung khusuk, sepi dan semua orang yang hadir tidak boleh ribut, tetapi semua harus mengikuti ritual ini sebagai warisan leluhur Suku Gunung.

Sekam Padi Dipisahkan

Salah satu dari tiga perempuan itu mengeluarkan padi yang sudah ditumbuk untuk memisahkan antara sekam dan berasnya dengan memakai duku atau nyiru. Selanjutnya beras merah atau woja laka disimpan dalam roto atau bakul yang sudah disediakan di pinggir lesung tersebut.

Woja laka adalah padi merah yang khusus ditanam di ladang di Lingko Rumbit. Sekam woja laka dipisahkan menjadi dea laka, beras merah.

Dalam tradisi Karong Woja Wole, Ndakis menjelaskan, kaum perempuan khusus ditunjuk oleh tua-tua adat untuk menumbuk padi di pinggir ngadhu di halaman mbaru meze di Suku Gunung dan suku-suku lain di kawasan selatan dari Kabupaten Manggarai Timur.

“Saya sebagai tuan tana (pemilik lingko) di Lingko Rumbit dari Suku Kenge. Walaupun saya menikah dengan tua adat Suku Gunung, tetapi saya tetap menjadi tuan tana walaupun saya perempuan. Saya beri kekuasaan kepada suami saya sebagai Dor. Dor adalah pengatur bagi anggota lodok yang menggarap lahan di lingko Rumbit untuk menanam padi,” kata Ndakis.

Woja wole sudah diolah menjadi beras. Selanjutnya ritual menyembelih hewan kurban kepada leluhur, alam semesta dan Sang Pencipta kehidupan berlangsung di dalam lingkaran ngadhu. Hewan yang disembelih adalah ayam dan babi.

Stanislaus Jalang sebagai tua adat Mbaru Meze Suku Gunung melangsungkan ritual adat untuk meminta persetujuan para leluhur serta anggota lodok dengan sebuah botol moke.

Selanjutnya dilangsungkan ritual adat dengan mengucapkan berbagai bahasa adat setempat untuk bersyukur atas kebaikan, perlindungan atas hasil panen atau gagal panen di Lingko Rumbit.

Semua ritual adat selesai, maka ayam dan babi disembelih serta darahnya diteteskan di beras sebelum dimasak.

Dilarang Tangkap dan Makan Tikus

Satu hal yang harus dipegang teguh oleh anggota Lingko Rumbit sesuai adat istiadat Suku Kenge, selama menggarap lahan lingko untuk ditanami padi dan tanaman lainnya dilarang tangkap dan makan daging tikus.

Selama proses membuka lahan, membersihkan lahan, menanam padi serta arit padi dan mengetam padi, anggota lingko dilarang menangkap dan makan daging tikus yang ada di lingko itu.

Apabila ada anggota lingko yang melanggar maka akan ada malapetaka bagi seluruh tanaman yang ada di dalam lingko tersebut.

Ghan Nalun Woja Wole

Puncak dari tradisi Karong Woja Wole untuk mengakhiri masa tanam tahun ini adalah ghan nalun woja wole. Tradisi ini dilangsungkan pada malam hari atau jelang subuh.

Semua anggota Lingko Rumbit berada di dalam Mbaru Meze Suku Gunung bersama-sama untuk melaksanakan ritual Ghan Nalun Woja Wole, makan nasi woja wole dalam sebuah wadah yang sudah disediakan kaum perempuan.

Penggek atau Nyiru besar sebagai wadah untuk menyimpan nalun woja wole dengan campuran daging yang sudah dimasak. Nalun woja wole berada di bagian tengah dan anggota lingko rumbit duduk bersila mengelilingi nyiru atau penggek yang sudah dihidangkan.

Sesudah itu tua adat menginformasikan kepada seluruh anggota lingko rumbit tentang garapan berikutnya di lingko tersebut.

Perempuan sebagai Penopang Utama

Peran kaum perempuan dalam mengurusi tradisi Karong Woja Wole sangat utama. Kaum perempuan di kampung itu sebagai penopang utama untuk menyukseskan ritual.

Mereka sibuk dengan berbagai keperluan, mulai dari mengumpulkan bahan-bahan dari anggota lingko, masak, bersih beras, tumbuk padi serta menyediakan makanan bagi tamu-tamu yang hadir dalam ritual tersebut.

https://travel.kompas.com/read/2018/08/22/201700927/-tuk-woja-wole-tradisi-bagi-kaum-perempuan-di-flores-2-

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke