Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Cinta yang Tak Terekspos di Relief Candi Borobudur

MAGELANG, KOMPAS.com - Candi Borobudur menyimpan ratusan relief yang memiliki jalan ceritanya masing-masing.

Banyaknya cerita dari relief Candi Borobudur membuat sebagian besar wisatawan yang datang tidak mengetahui jalan cerita tersebut.

Mahasiswa UGM dari tim riset paket wisata baru di candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, mengungkap cerita di relief Candi Borobudur menarik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.

"Cerita yang akan kami bawakan di paket wisata ini adalah bercerita tentang kisah cinta Ratu Kinari dan Sasa Jataka atau perwujudan Budha sebagai kelinci," kata Louie Buana, salah satu tim ahli penyusun narasi legenda Borobudur UGM di Candi Borobudur, dalam Famtrip Jurnalis dari Tim Percepatan Kemenparekraf dengan UGM, Rabu (13/11/2019).

Kisah cinta Ratu Kinari dengan Pangeran Sudhana terdapat di galeri I Candi Borobudur. Kata Louie, kisah ini masih belum banyak diketahui wisatawan.

Kisah cinta Ratu Kinari dan Pangeran Sudhana diawali ketika Ratu Kinari sedang mandi bersama saudarinya di sebuah sungai, lalu dijebak oleh seorang pemburu sehingga ia kehilangan kemampuan untuk terbang.

Lanjutnya, Ratu Kinari ini ternyata adalah reinkarnasi dari Putri Yasodara, tak lain istri dari Budha di kelahiran selanjutnya. Kemudian Ratu Kinari diselamatkan oleh seorang pangeran bernama Sudhana.

"Pangeran Sudhana ini nanti akan menjadi Sidharta Gautama. Jadi ini sebenarnya kisah cinta Sang Budha yang waktu itu menyebar luas agama Budha di Asia, sehingga kemudian variasi ceritanya banyak ditemukan di seluruh Asia. Jadi di Borobudur ini asal mulanya," ujar Louie.

Tambah Louie, kisah cinta ini semakin istimewa di Candi Borobudur. Lantaran memiliki visual terkait cerita dari Ratu Kinari dan Pangeran Sudhana.

"Kalau di Indonesia itu cerita ini mirip dengan Jaka Tarub Nawang Wulan, Jawa Timur itu Aryo Menak Tunjung Wulan,  di Bali ada Raja Pale dan Ken Sulasih, Sulawesi ada Wey Bungko dan Lamasora, di Aceh juga ada bahkan sampai Korea, tapi kita temukan jawabannya di Candi Borobudur," urainya.

Wisatawan dapat melihat relief kisah cinta Ratu Kinari dan Pangeran Sudhana di Galeri I belok kiri.

Cerita kedua yang masih belum banyak diketahui wisatawan adalah cerita Sasa Jataka. Cerita ini mengisahkan tentang kelahiran Budha dalam wujud hewan kelinci. Kisah ini ditujukan untuk wisatawan anak-anak.

"Sasa Jataka itu memang kita susun kita peruntukkan untuk anak kecil, karena pertama ceritanya cerita fabel, jadi lebih bisa terhubung. Kedua, kita juga menekankan bahwa dulu di Indonesia ada kelinci yang seperti ini namun sekarang sudah punah. Jadi untuk generasi muda ini tanggung jawab besar untuk menjaga kebudayaan dan alam," katanya.

Kisah Sasa Jataka diawali dengan kelahiran Budha yang berwujud kelinci bernama Sasa. Karena pengorbanannya yang rela dijadikan santapan mereka yang kelaparan, maka Sasa akhirnya mendapat kesempurnaan.

Kemudian, kelinci Sasa di seluruh dunia menjadi terkenal akan perwujudannya menyerupai bulan. Cerita ini juga dipakai di seluruh dunia, seperti Jepang, Amerika.

Urai Louie, saat ini tur di Borobudur masih terpaku akan cerita sejarah ketika candi dibangun, stupa dan lain sebagainya.

Jarang wisatawan yang diceritakan tentang relief yang mewakili seluruh relief di candi Budha terbesar di dunia ini.

"Kami berusaha melakukan atau mengangkat narasi-narasi lain yang sebenarnya layak untuk diangkat. Selain dua tadi itu ada juga cerita relief tentang pijat, sesuatu yg sifatnya sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu dan tetap ada korelasinya hingga kini," ujarnya.

Tim ahli UGM nantinya tidak menjadi pelaksana tur di lapangan, namun bertugas membuat buku materi kepada pemandu wisata yang ada di Candi Borobudur.

"Buku mengenai legenda Borobudur berupa penjelasan sejarahnya, titik-titik yang harus dilalui mana saja dan alat bantunya, nah nanti buku itu kita berikan pada Tour Operation yang ada di Joglosemar ini sehingga dapat jadi referensi mereka dalam menjalankan tur," tambahnya.

Namun diakui Louie, bukan hanya itu yang jadi tujuan utama. Timnya menginginkan paket wisata ini dapat semakin memperkaya produk pariwisata yang ada di Candi Borobudur.

"Ini dilakukan supaya kalau ke Candi Borobudur ceritanya gak itu-itu saja, harapannya dengan ini kita bisa berikan nilai tambah. Jadi kalau wisatawan datang, dengan naik ke galeri I saja sudah mewakili seluruh relief, ini untuk memecah waktu pengunjung agar tidak terlalu lama di candi," ujarnya.

Maka dari itu, menurut Louie, setelah mengetahui relief ini, wisatawan diarahkan untuk menuju Balai Ekonomi Desa yang ada di sekitar Candi Borobudur.

"Ini juga untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar Candi Borobudur, kan selama ini wisatawan ketika sudah ke candi lalu mereka kembali ke Yogyakarta untuk pulang," kata dia.

https://travel.kompas.com/read/2019/11/15/100000027/kisah-cinta-yang-tak-terekspos-di-relief-candi-borobudur

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke