Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Wahana Permainan Dufan Ramah untuk Penyandang Disabilitas?

Kartika (31), penyandang tuna netra asal Sunter, ikut senang mengikuti acara yang digagas komunitas Wisata Kreatif Jakarta.

Kartika mengakui sudah sering ke tempat wisata termasuk Dufan. Namun, kali ini merupakan kali pertama ia ke Dufan sejak menyandang tuna netra.

"Sekarang rasanya beda. Kita ke mana-mana harus ditemani," kata Kartika kepada Kompas.com.

Menurutnya, Dufan kini sudah jauh lebih baik untuk fasilitas disabilitas, namun diakui ada beberapa wahana yang terbatas.

Berbeda dengan Kartika, penyandang tunadaksa, Icha (21) yang juga seorang mahasiswi, termasuk salah satu penggemar wahana-wahana ekstrim di Dufan.

Selama menaiki tiga wahana yaitu Ontang-Anting, Alap-Alap, dan Kontiki ia tak merasa takut.

"Ini masih biasa, cuman pusing aja," aku dia.

Keberanian yang dimiliki Icha didapat sejak ia mengikuti outbound ketika duduk di bangku sekolah dasar. Dari sana ia mulai berani naik permainan yang memicu adrenalin.

"Dulu sempat ikut outbound, dari situ saya jadi berani. Belum ada yang menantang nih sampai sekarang. Sayang banget saya gak bisa naik wahana Halilintar," cerita Icha.

Menanggapi beberapa wahana yang tidak diperbolehkan untuk penyandang disabilitas, Kepala Bagian Operasional Dunia Fantasi, Dani Hendarman (46) mengatakan ada beberapa hal yang memang menjadi perhatian.

"Beberapa wahana yang tidak diperbolehkan, yang adrenalin tinggi. Itu masalah safety, baling-baling, histeria," kata Dani.

"Kita harus liat karakteristik kebutuhan khususnya dulu, seperti tangan terbatas itu gak bisa wahana yang pegangan, kalau kaki, dia gak bisa mainan seperti zig-zag, dan bombomcar," lanjutnya.

"Setiap petugas sebelum menjalankan permainan kan harus menjelaskan safety, nah untuk tunarungu, itu kan gak kelihatan kebutuhan khususnya, maka harus disertai pendamping," jelasnya.

Kemudian, Dani menyarankan kepada keluarga penyandang disabilitas agar menginformasikan terlebih dulu kepada customer service bahwa mendampingi disabilitas.

Pendamping bisa bertanya wahana apa saja yang diperbolehkan untuk penyandang disabilitas.

Hal ini dilakukan semata-mata untuk keamanan dan kenyamanan.

"Mereka kan mau bahagia, mau senang-senang, jangan sampai ada sesuatu yang kurang dan tidak diinginkan," lanjutnya.

Dalam acara wisata ini, para penyandang disabilitas menikmati 6 wahana Dufan, yaitu Ontang-Anting, Turangga-rangga, Alap-Alap, Kontiki, Istana boneka, dan Bianglala.

Ira Latif selaku pendiri Komunitas Wisata Kreatif Jakarta sengaja menggagas acara ini sebagai hadiah bagi penyandang pada hari disabilitas internasional.

Ia mengatakan acara ini bertujuan untuk mengajak disabilitas merasakan taman hiburan di Jakarta.

"Kami ingin biar disabilitas tahu rasanya taman hiburan, jenis-jenis wahana apa yang cocok, contohnya tuna netra kan cuma bisa merasakan, gak bisa melihat," kata Ira.

"Peserta kita kan kelihatannya berkebutuhan khusus, tapi jangan salah, mereka jauh lebih berani," lanjutnya.

Lanjut Ira, dengan acara ini diharapkan para orangtua atau penyandang disabilitas tidak merasa kesulitan lagi ke taman hiburan.

"Mereka juga ada yang baru pertama kali ke Dufan. Bahkan tadi kan ada juga yang baru pertama kali naik transportasi umum," kata Ira.

"Ternyata setelah kita lihat, banyak bantuan dari pihak Dufan, ada kok pemandunya, sehingga mereka merasa lain kali, pasti ada yang membantu ketika ke sini," pungkasnya

https://travel.kompas.com/read/2019/12/03/184500427/apakah-wahana-permainan-dufan-ramah-untuk-penyandang-disabilitas-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke