Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengunjungi Goa Gong Pacitan, Sang Primadona Kota 1001 Goa

PACITAN, KOMPAS.com - Pacitan dikenal sebagai daerah berjuluk kota 1001 goa. Namun ada satu goa yang menjadi primadona bagi masyarakat Pacitan dan menjadi destinasi wisata incaran. Nama goa itu adalah Goa Gong.

Belum sah rasanya bila ke Pacitan tanpa mengunjungi goa elok satu ini. Kompas.com berkesempatan melihat langsung keindahan goa yang konon salah satu batu di dalamnya mampu mengeluarkan bunyi mirip suara alat musik gong.

Kami mengunjungi goa pada Rabu (29/1/2020) siang. Meski cuaca Pacitan saat itu tengah mendung, namun selama hujan belum turun kami tetap meluncur ke sana.

Tiba di kawasan wisata Goa Gong kami memutuskan untuk menggunakan jasa ojek hingga pintu masuk goa, karena cuaca mendung dan hujan hampir turun. Harga sewa ojek Rp 5.000.

Namun jika tidak ingin menggunakan ojek juga bisa, kamu cukup berjalan menanjak sejauh kurang lebih 800 meter untuk sampai ke pintu masuk.

Sampai di sana kami melihat tulisan besar "Selamat Datang Goa Gong", banyak wisatawan berfoto berlatar tulisan tersebut.

Sebelum menyusuri goa, kami membayar tiket masuk Rp 10.000 per orang. Sepanjang perjalanan hingga sampai mulut goa, kami disuguhkan dengan pemandangan hutan-hutan di sekeliling.

Kami juga melewati jembatan yang menghubungkan pintu masuk hingga sampai ke tangga mulut goa.

Naik anak tangga sedikit dan tibalah kami di mulut goa. Pemandangan ramainya pedagang yang menyewakan senter dan jasa foto pun menyambut kami.

Sebelum masuk, kami bertemu Tumiyem, pemandu wisata lokal Goa Gong yang akan mendampingi selama perjalanan susur goa.

Wanita asli Pacitan ini mulai menunjukkan setiap detail yang ada di dalam goa mulai dari formasi stalaktit sampai stalakmit. Senter menjadi penerang perjalanan kami menyusuri goa sepanjang 256 meter itu.

Kepada kami, Tumiyem bercerita tentang nama stalaktit dan stalakmit goa. Beberapa di antaranya diberikan nama sesuai keindahan yang dimilikinya.

"Ada Selo Jengger Bumi, Selo Bantaran Angin, Selo Adi Citro Buwono, Selo Pakuan Bomo, Sleo Citro Cipto Agung," kata Tumiyem kepada Kompas.com.

Selain terdapat stalaktit dan stalakmit, terdapat juga batu-batu seperti marmer dan kristal.

Jangan kaget jika goa ini terang dan bahkan banyak lampu cahaya warna-warni. Fungsi lampu tersebut adalah untuk menerangi batu-batu dan formasi stalaktit dan stalakmit agar dapat terlihat jelas oleh wisatawan.

Tak hanya itu, ada juga pendingin ruangan yaitu kipas angin besar di beberapa sudut goa.

Alhasil, wisatawan tak perlu merasa panas saat menyusuri goa yang ditemukan pada tahun 1924 oleh sesepuh Pacitan, Mbah Joyo dan Mbah Noyo ini.

Goa ini juga menyimpan empat sendang yang sudah kering maupun masih berisi air.

"Mata air di sini ada lima yaitu Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang Kamulyan, dan Sendang Relung Nisto," ujar Tumiyem.

Kata Tumiyem, tiap sendang memiliki nama yang unik dan fungsinya berbeda.

Salah satu sendang yaitu Relung Nisto konon diambil dari bahasa Jawa yang berarti membuang sial.

Goa Gong Pacitan memiliki tujuh ruangan di mana ruang pertama dan kedua biasa dijadikan tempat berfoto wisatawan.

"Ruang tiga itu di mana stalaktit dan stalakmit digabung. Ini namanya Selo Dudur Langit atau batu penyangga langit-langit bumi," jelas Tumiyem.

Pada ruangan empat, wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan batu-batu yaitu marmer dan kristal yang menyambung.

Sementara di ruangan lima, biasa dijadikan tempat untuk berfoto wisatawan dengan pemandangan batu-batu kristal.

Ruangan selanjutnya, wisatawan akan melihat beberapa sendang di antaranya Sendang Relung Nisto yang dikenal untuk membuang sial.

Barulah di ruang tujuh adalah inti dari nama Goa Gong yang mana wisatawan dapat melihat keajaiban batu berbunyi gong.

"Ruang tujuh itu batunya jika dipukul seperti gong. Jadi di Goa Gong ini ada banyak batu, tapi ada yang bunyi dan ada juga yang enggak. Di ruang satu tadi gak bunyi, hanya menggema, kalau yang bunyi gong di ruang tujuh," katanya.

Selepas menyaksikan keajaiban batu bersuara gong itu, kami kembali naik hingga keluar di mulut goa.

Jarak turun dan naik goa diperkirakan sekitar 500 meter dengan estimasi waktu satu hingga dua jam.

Tertarik menyusuri goa, kamu wajib ditemani pemandu wisata lokal Goa Gong. Kamu cukup membayar Rp 30.000 untuk jasa pemandu satu rombongan.

Goa Gong juga buka pada musim hujan. Biasanya wisatawan akan mengenakan payung di dalam goa jika air menetes. 

Goa ini buka mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Sementara goa akan tutup pada malam hari.

Jika sedang di Pacitan dan ingin melihat Goa Gong, langsung saja arahkan kendaraanmu ke Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

https://travel.kompas.com/read/2020/02/01/160000527/mengunjungi-goa-gong-pacitan-sang-primadona-kota-1001-goa

Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke