Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyusuri Sungai Maron di Pacitan, Sungai Amazon ala Jawa Timur

Kala itu Rabu (29/1/2020) siang, cuaca Pacitan terbilang cerah selepas hujan mengguyur semalam. Kami penasaran melihat sungai yang katanya mirip Sungai Amazon ini.

Tiba di sana, kami disambut oleh papan tempat wisata bertuliskan Sungai Maron. Sebelum menyusuri sungai yang bermuara di Pantai Ngiroboyo ini, kami diwajibkan mengenakan pelampung untuk keselamatan.

Tentu tak lupa kami membayar tiket masuk seharga Rp 5.000 per orang. Sementara untuk menyusuri sungai, pengelola menyediakan jasa sewa perahu seharga Rp 100.000.

Usai melakukan pembayaran, kami pun mulai bergegas untuk menyusuri sungai dengan perahu berkapasitas maksimal lima orang ini.

Oleh pemandu wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pacitan yang bernama Tehan mengatakan kepada kami terkait panjang sungai sekitar 4,5 kilometer.

"Kira-kira kita akan menempuh perjalanan susur sungai selama 30 hingga 45 menit," kata Tehan kepada Kompas.com.

Perahu tradisional bermesin ini pun mulai mengeluarkan bunyi kasar khas bahan bakar solar yang menandakan kami akan segera bergerak menyusuri sungai.

Sepanjang perjalanan, kami dibuat takjub oleh rimbunnya beragam pohon termasuk kelapa di kiri dan kanan sungai. Ditambah aliran air sungai berwarna hijau jernih.

Inilah yang menjadi daya tarik wisata Pacitan satu ini sehingga tak heran pengunjung menjulukinya sebagai Amazonnya Jawa Timur.

Mendekati Pantai Ngiroboyo, kami melihat bukit-bukit karang di sekitar sungai. Ketika melihat ini, kami merasa tengah berada di Phuket, Thailand dan bahkan Grand Canyon, Amerika.

Sungguh sebuah tipuan ciamik yang alami ini berhasil membuat siapa saja akan berdecak kagum melihatnya.

Bosan jika hanya duduk di perahu sepanjang perjalanan? Tenang saja, pengunjung juga bisa sedikit bergerak dengan berfoto di wahana ayunan.

Pengunjung tinggal berdiri dari perahu dan naik ke ayunan yang diikatkan di batang pohon besar nan kuat. Banyak pengunjung yang mengabadikan pengalaman naik ayunan di atas sungai berkedalaman hingga 20 meter ini.

Wisata Sungai Maron biasanya dilengkapi dengan menghabiskan waktu di Pantai Ngiroboyo. Sayang seribu sayang, kami melewatkan hal tersebut lantaran mengejar waktu untuk kembali ke Jakarta.

Menurut Tehan, pengunjung biasa turun sejenak dan menikmati suasana pantai yang tidak panjang itu. Supir perahu pun setia menunggu kamu maksimal dua jam di pantai ini sebelum kembali ke dermaga Sungai Maron.

"Ini sudah sepaket, jadi tidak perlu membayar lagi. Wisatawan bebas menikmati Pantai Ngiroboyo yang sejajar dengan Pantai Watu Karung, Pacitan. Supir perahu biasanya menunggu hingga dua jam," ujarnya.

Perjalanan susur sungai pun berakhir, kami tiba di dermaga Sungai Maron setelah 40 menit dimanjakan dengan keindahan sang Amazon Jawa Timur.

Jika kamu tertarik menyusuri Sungai Maron, sebaiknya membawa topi karena panas terik akan menemanimu selama susur sungai. Tentunya, tidak lupa membawa kamera atau gawaimu untuk mengabadikan setiap momen yang terjadi di sini.

Lalu kamu pun bisa berenang tanpa takut terseret arus. Hal ini karena sepanjang perjalanan, aliran air tampak tenang dan seolah-olah memanggilmu untuk masuk ke dalam dan menikmatinya. Tentu, jangan lupa membawa baju ganti jika kamu ingin berenang.

Usai dari pantai ini, kamu juga bisa melanjutkan perjalanan ke Pantai Kasap yang hanya ditempuh sekitar 30 menit.

Sementara biaya parkir mobil Rp 5.000 hingga Rp 10.000, sedangkan sepeda motor dikenakan harga Rp 3.000.

https://travel.kompas.com/read/2020/02/01/200000327/menyusuri-sungai-maron-di-pacitan-sungai-amazon-ala-jawa-timur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke