Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tempat Wisata Selam Tutup, Pelaku Wisata Selam Terpaksa Banting Setir Jual Hasil Laut

Ketua Umum Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) Ricky Soerapoetra mengatakan, semua orang yang bekerja di usaha wisata selam, tidak mendapat pemasukan ataupun pendapatan dengan ditutupnya tempat wisata selam.

"Yang paling berharga khususnya wisata selam itu kan SDM (sumber daya manusia), dari segi pekerja informal mulai dari mereka yang mengangkut barang-barang atau alat selam, hingga pekerja tetapnya mulai di-PHK atau dipulangkan, tapi tetap kan perusahaan harus bertanggung jawab," kata Ricky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/4/2020).

Sementara itu, Wakil Direktur Oye Selam Indonesia, Herri, salah satu operator wisata selam di Indonesia menuturkan pemasukan industri wisata selam bergantung pada perjalanan.

"Karena memang keseluruhan kegiatan di industri selama ini kan 60 persen harus trip, kalau lokasi sendiri ditutup ya kita engga bisa berbisnis. Akhir Maret kemarin kita sudah berhenti total industrinya," kata Herri saat dihubungi Kompas.com, Senin (20/4/2020).

Herri mengatakan, semua pelaku usaha banting setir untuk bertahan hidup demi mencukupi kebutuhan rumah tangga, salah satunya menjual hasil laut.

"Banyak dari kami yang sementara harus banting setir untuk bertahan hidup, terutama dive center yang berada di daerah yang pendapatan mereka dihasilkan dari para tamu pendatang dari luar. Mereka bertahan dengan mencari hasil laut untuk dijualbelikan," ujarnya.

Sementara bagi pelaku usaha wisata selam yang berada di kota besar, ia bersama rekan-rekan lainnya hanya bertahan di rumah dan sebagian memulai berdagang lewat platform online.

Herri mengatakan bahwa semua jadwal trip yang sudah dijadwalkan untuk tahun 2020 dibatalkan. Hal ini otomatis membuat pelaku usaha selam tak mendapat pemasukan.

Ia menjelaskan bahwa pengeluaran usaha wisata selam antara lain gaji karyawan, pembelian dan perawatan aset selam, serta pembayaran belanja negara seperti listrik dan air.

"Yang paling terpenting saat ini adalah bagaimana pekerja kami bisa hidup, bertahan. Birokrasi jangan dipersulit untuk masa darurat misalnya Kartu Pra Kerja, itu dari kita engga ada yang berhasil daftar," jelasnya.

Pihaknya telah mengusulkan beberapa upaya untuk menanggulangi wabah dampak covid-19 terhadap usaha wisata selam kepada pemerintah, antara lain bantuan langsung tunai, Kartu Pra Kerja, hingga masalah pajak agar segera direalisasikan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan pihaknya telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat COVID-19.

Hal tersebut bertujuan agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif termitigasi selama pandemi.
Pernyataan Wishnutama dilontarkan setelah Rapat Terbatas (melalui video conference) yang dipimpin Presiden Jokowi dengan topik Mitigasi Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Istana Merdeka Jakarta, Kamis (16/4/2020).

“Presiden mengarahkan bahwa kita akan melakukan program perlindungan sosial bagi para pelaku wisata dan Kemenparekraf realokasi anggaran Rp500 miliar ini potensinya akan dikembangkan terus,” kata Wishnutama dikutip dari ANTARA.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Keuangan) secara intensif sebagai salah satu upaya untuk dapat memberikan berbagai bantuan terhadap sektor parekraf.

“Realokasi kita juga akan melakukan berbagai macam program yang sifatnya padat karya," jelas Wishnutama.

"Dan ini akan eksplor lebih lanjut dengan kementerian-kementerian terkait termasuk stimulus ekonomi untuk industri ekonomi kreatif ini agar bisa bertahan melalui situasi yang saat ini terjadi,” katanya.

https://travel.kompas.com/read/2020/04/22/113958627/tempat-wisata-selam-tutup-pelaku-wisata-selam-terpaksa-banting-setir-jual

Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke