Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Tempat Wisata di Pulau Sumba yang Wajib Dikunjungi

Sebut saja Raffi Ahmad, Nagita Slavina, David Beckham dan sang istri Victoria Beckham, pemain sepakbola timnas Belanda Arjen Robben, hingga Hollywood Jennifer Lawrence dan suaminya Cooke Maroney.

Mereka mengunjungi sejumlah destinasi wisata andalan di pulau yang disebut sebagai Pulau terindah di dunia oleh sebuah majalah terbitan Jerman "Focus", pada Tahun 2018 lalu.

Di Pulau Sumba, terdapat empat kabupaten yakni Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.

Untuk berkunjung ke Pulau Sumba, bisa menggunakan jalur laut yakni melalui Bali. Sedangkan penerbangan dari Jakarta tidak ada rute langsung, melainkan harus transit. Pilihan transit ada dua, bisa di Denpasar, Bali atau di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Penerbangan ke Denpasar, Bali dari Jakarta ditempuh selama 1 jam 50 menit, sedangkan dari Jakarta ke Kupang ditempuh selama 3 jam.

Penerbangan dari Denpasar ke Sumba dan Kupang ke Sumba ditempuh dengan waktu sekitar 60 menit.

Ada dua bandara di Pulau Sumba yakni Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya dan Bandara Umbu Mehang Kunda di Sumba Timur.

Sedangkan untuk maskapai, terdapat dua yang melayani rute ke Sumba yakni Nam Air dan Wings Air. Harga tiketnya jika dari Jakarta sekitar Rp 2 juta lebih per penumpang.

Lanskap yang unik dengan banyaknya bukit sabana, pantai serta budaya yang masih terjaga membuat Sumba memang menarik untuk dikunjungi.

Berikut tujuh wisata alam di Sumba yang menarik untuk dikunjungi. Kompas.com berkesempatan diundang Badan Penghubung Pemerintah Provinsi NTT untuk menjelajahi wisata di Pulau Sumba.

Yang pertama di Bukit Lendongara. Warga setempat menyebutnya dengan nama bukit LDR. Bukit ini masuk dalam wilayah Desa Karuni, Kecamatan Loura.

Jarak menuju bukit tersebut dari Tambolaka, Ibu Kota Kabupaten Sumba Barat Daya adalah sekitar 20 kilometer (km). Kondisi jalan menuju bukit itu tidak terlalu mulus karena sebagian aspal berlubang.

Namun, rasa lelah kami terbayar lunas saat berada di puncak bukit LDR. Landskap di sana perbukitan dengan latar belakang laut.

Area perbukitan hijau kian menyejukkan mata, pemandangannya indah dengan udara segar dan alami serasa berada di atas awan. 

Deretan perbukitan berupa padang savana, membuat kami masing-masing mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen indah itu.

Tempat ini sangat cocok untuk spot foto terbaik, terutama saat sang surya hendak kembali ke peraduannya.

Saat sedang asyik mengabadikan momen panorama alam, kami bertemu dengan dua orang tokoh masyarakat Karuni, masing-masing Yosef Rato dan Yohanes Ngongoruta.

Keduanya menyebut, tempat tersebut sering dikunjungi para wisatawan baik itu domestik, wisatawan nusantara hingga mancanegara.

"Biasa di akhir pekan banyak wisatawan yang datang ke Bukit LDR untuk berfoto bersama," kata Yosef kepada Kompas.com pada akhir November 2020 lalu.

Yosef menyebut, nama Bukit Landongara sudah diberi nama oleh para leluhur mereka sejak dulu.

"Landongara mulai disingkat menjadi LDR, saat banyak masyarakat menyebarkan informasi melalui media sosial," imbuhnya.

Dia berharap, para pengunjung yang datang bisa menjaga kebersihan bukit itu dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Sekitar satu jam lebih kami berada dan menikmati pemandangan ketinggian yang mirip bukit teletubies itu.

Letak Pantai Kita Mananga Aba berada di utara dan masih satu kecamatan dengan Bukit LDR.

Kalau ditempuh dari Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya, jaraknya sekitar 10 kilometer.

Di pantai itu, terdapat empat bangunan kecil beratap alang-alang tanpa dinding, sehingga pengunjung bisa berteduh dari sengatan matahari, sembari menyaksikan keindahan laut, dengan latar belakang Hotel Mario.

Jika ingin menikmati keindahan pantai sambil menikmati kopi dan teh serta makanan yang enak, pengunjung bisa masuk ke Kafe Hotel Mario, yang berjarak sepelemparan batu dari Pantai Mananga Aba. Harganya pun terjangkau.

Pengunjung yang ingin berwisata ke Pantai Mananga Aba dan Hotel Mario, cukup menggunakan kendaraan sepeda motor, mobil pribadi atau jasa ojek serta travel dan ditempuh dalam waktu 15-20 menit.

Lokasi pantai itu juga dekat dengan Bandara Tambolaka, yang bisa ditempuh dengan waktu 20 menit, menggunakan kendaraan roda empat.

Pantai Marosi, berada di Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat atau bertetangga dengan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Pantai ini terletak sekitar 32 kilometer dari Kota Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat. Kondisi jalan menuju pantai ini tidak terlalu mulus, karena beberapa titik masih rusak berat.

Namun, pantai ini memiliki air sejernih kristal, sehingga lelah saat perjalanan selama lebih dari satu jam bisa terbayar lunas.

Selain air yang jernih, hamparan pasir putih yang lembut ketika masuk ke sela-sela jari kaki. Batu karang besar yang menjorok ke laut memberikan keunikan sendiri.

Ditambah dengan bebatuan yang seakan tersangkut di tengah pasir yang membuat destinasi ini memiliki ciri khas tersendiri.

Pantai ini juga dikelilingi oleh savana dan pepohonan kelapa yang tumbuh menjulang.

Tak jauh dari Pantai Marosi, terdapat sebuah kampung adat yang masih terjaga keasliannya.

Namanya Kampung Adat Waru Wora, yang terletak di Desa Patijala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat.

Di kampung adat itu berdiri 35 rumah adat yang dihuni oleh 102 kepala keluarga. Rumah adat itu berbentuk rumah panggung dengan atap yang menjulang seperti menara.

Warga setempat menyebutnya sebagai Uma Bokulu atau rumah besar. Sebelum memasuki kampung adat itu, terdapat sejumlah kuburan batu berukuran besar, yang berada di sebelah kiri.

Rumah adat itu terdiri dari tiga bagian yakni bagian atas untuk menyimpan bahan makanan, tengah untuk penghuni rumah dan bawah diperuntukan bagi ternak.

Untuk lantai, rangka atap dan dinding rumah, dibangun menggunakan bambu, sementara atap rumah ditutup menggunakan alang-alang.

Uma bokulu dibangun menggunakan tiga jenis kayu, di antaranya kayu mayela, kayu mata api, dan kayu nangka.

Kepala Dusun III Desa Patiala Bawah Kristofel Kedubanyu, menyebut Uma Bokulu memiliki arti yang sangat sakral.

Di kampung mereka kata Kristofel, kerap dikunjungi oleh wisatawan asing maupun mancanegara. Termasuk juga para peneliti budaya atau antropolog dari berbagai daerah dan negara lain.

"Wisatawan yang datang ke sini, senang dengan bentuk rumah adat kami," kata Kristofel.

Keunikan kampung adat mereka, terletak pada bangunan fisik rumah adat yang masih alami.

Namun kata Kristofel, tak tersedianya listrik di kampung adat, membuat mereka kesulitan saat beraktivitas di malam hari.

Dia berharap, pihak PLN segera membantu membangun jaringan listrik.

Bukit Cendana Hill berada di Desa Cendana, Kecamatan Mamboro, Kabupaten Sumba Tengah.

Dari Waibakul, ibukota Sumba Tengah menuju bukit itu sekitar 42 kilometer, dengan waktu tempuh kurang lebih selama satu jam lebih.

Kondisi jalan menuju Bukit Cendana sangat mulus karena aspal, sehingga menggunakan kendaraan apapun pasti akan terasa nyaman.

Apalagi, lokasi bukit tersebut berada persis di pinggir jalan dari Waibakul menuju Kecamatan Mamboro.

Lanskap Bukit Cendana, sepintas mirip Bukit LDR di Kabupaten Sumba Barat Daya. Tapi, di Bukit Cendana hamparan padang sabana lebih luas dengan pemandangan sekeliling bukit dan laut.

Udaranya pun terasa sejuk, meski matahari tepat berada di atas kepala. Siapapun yang berkunjung ke bukit ini akan betah berlama-lama.

Di sekitar area bukit ini, telah ditata dengan baik oleh masyarakat sekitar. Mulai dari pintu masuk, telah dibangun beberapa ornamen menggunakan bambu dan botol bekas air mineral di sepanjang tanjakan ke bukit.

Terdapat juga tiga bangunan pondok dengan menggunakan bambu dan alang-alang, yang disediakan bagi para pengunjung yang ingin bersantai.

Di pondok tersebut, pengunjung juga bisa makan atau beristirahat sambil menikmati keindahan dari Bukit Cendana.

Bukit Cendana, menjadi tempat terbaik untuk menikmati senja yang mengantarkan matahari pulang ke peraduan.

Jangan lupa untuk mengabadikan momen tersebut, karena ini merupakan tempat dengan spot foto terbaik.

Situs Budaya Lambanapu berada di Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.

Lokasi situs itu berjarak sekitar 10 meter dari Kota Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. Situs ini berada di antara permukiman warga setempat.

Sejak tahun 2016 lalu, para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional melakukan penggalian pada sebuah situs purba diperkirakan berusia 2.000 sampai 3.000 tahun.

Selama penelitian di situs tersebut, beragam hal ditemukan. Satu di antaranya, analisis tentang temuan di situs Lambanapu tersebut adalah tentang jejak leluhur orang Indonesia khususnya Sumba.

Dalam situs itu, terdapat beberapa kotak yang berisi kerangka manusia, hewan, tempayan kubur atau wadah jenazah yang terbuat dari tanah liat, mangkok dari perunggu yang menjadi wadah kubur, manik-manik dan muti.

Semua barang-barang sejarah itu, disimpan di sebuah rumah ukuran sangat sederhana yang dijaga oleh seorang warga bernama Andreas Maramba Didi.

Andreas mengatakan, para arkeolog dari Jakarta sudah meneliti tengkorak leluhur mereka ini sejak tahun 1989 silam.

Penelitian pun dilanjutkan kembali pada tahun 1994, 2004, 2016 dan yang terakhir 2018.

Setelah penelitian ini diumumkan pada 2019 lalu, sejumlah warga dari berbagai daerah, berdatangan ke tempat ini untuk melihat langsung.

Puncaknya pada Desember 2019 lalu, situs budaya Lambanapu ini dijadikan sebagai Rumah Peradaban Sumba oleh pemerintah setempat.

Namun sayangnya kata Andreas, pemerintah daerah setempat kurang mempromosikan situs budaya ini.

Bukan hanya itu saja, lokasi sekitar situs ini juga tidak ditata baik.

"Bahkan rumah tempat untuk menyimpan kerangka manusia dan sebagainya ini dibangun oleh sebuah yayasan asal Jakarta," ungkap Andreas.

Dia berharap, pemerintah daerah bisa segera membantu mempromosikan tempat sejarah ini.

"Kita harap situs ini, bisa menjadi salah satu destinasi arkeologi yang nantinya menarik wisatawan untuk berkunjung ke Lambanapu," kata Andreas.

Wisata alam Sumba selalu memikat, salah satunya adalah Bukit Tenau. Setelah melihat situs Budaya Lambanapu, wisatawan bisa bergeser ke arah timur yakni di Bukit Tenau.

Lokasi bukit itu berada di Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera. Masih satu kecamatan dengan situs budaya Lambanapu.

Pemandangan yang ditawarkan Bukit Tenau Sumba adalah hamparan rumput hijau yang menyejukkan mata.

Lanskap bukit ini berbeda dengan dua bukit di Sumba, seperti Bukit LDR di Sumba Barat Daya dan Bukit Cendana Hills di Sumba Tengah.

Sejauh mata memandang, wisatawan yang berkunjung ke Bukit Tenau, hanya akan melihat barisan perbukitan yang begitu indah dan menenangkan.

Pemandangan yang disajikan lengkap. Selain hamparan perbukitan ala bukit teletubbies, juga sawah, sungai dan laut nampak dari atas. Bahkan pesawat saat hendak landing pun terlihat jelas.

Salah seorang pengunjung yang juga adalah warga Sumba Timur Daniel Praing mengaku, lokasi ini sering dikunjungi wisatawan asing dan domestik terutama dari kota besar di Indonesia.

"Sebelum virus corona, banyak wisatawan yang datang. Tapi sekarang mulai berkurang," kata Daniel.

Lokasi Bukit Tenau kata Daniel, sering digunakan warga untuk foto prewedding. Sejumlah artis ibu kota juga pernah berkunjung ke tempat ini.

Daniel berharap, wisatawan bisa menikmati kunjungannya ke sejumlah destinasi menarik di Sumba Timur khususnya di Bukit Tenau.

Rute menuju Bukit Tenau

Lokasi bukit ini, sekitar 15 kilometer arah timur Kota Waingapu.  Tetapi, untuk menuju destinasi wisata ini memang belum ada petunjuk jalan yang jelas.

Jadi pastikan untuk sering bertanya ke warga lokal agar tidak tersesat.

Sebagai patokan, dari Kota Waingapu wisatawan bisa berkendara menuju ke Jembatan Kambaniru.

Setelah melewati jembatan tersebut, wisatawan akan menemui sebuah persimpangan. Jika mengambil arah lurus, maka wisatawan akan sampai di bandara.

Sementara untuk menuju ke Bukit Tenau harus mengambil arah ke kanan. Dari sini wisatawan akan menemui dua persimpangan lagi.

Pada persimpangan pertama wisatawan harus berbelok ke kiri, dan pada persimpangan kedua ambillah jalur yang berbelok ke kanan.

Hamparan persawahan penduduk sekitar akan menemani wisatawan sepanjang jalan ini.

Tak jauh dari persimpangan terakhir wisatawan akan disambut dengan hijaunya hamparan perbukitan yang sungguh cantik.

Untuk menuju tempat itu, wisatawan bisa memakai kendaraan sewa seperti rental dan ojek dengan harga per hari antara Rp 100.000 untuk sepeda motor dan Rp 350.000 untuk mobil.

https://travel.kompas.com/read/2020/12/10/122000627/7-tempat-wisata-di-pulau-sumba-yang-wajib-dikunjungi

Terkini Lainnya

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke