Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Kebijakan dalam Pengembangan Wisata Petualangan di Kawasan Konservasi

KOMPAS.com – Wisata alam yang mencakup petualangan tengah naik daun. Sebab, berkunjung ke tempat wisata di alam dirasa lebih aman selama new normal.

Dalam pengembangan wisata petualangan agar lebih maju, terlebih di kawasan konservasi, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK) Nandang Prihadi memaparkan sejumlah kebijakan terkait hal tersebut.

“Kami tentu perlu meningkatkan kapasitas petugas dalam mendampingi wisatawan, termasuk dalam bidang keselamatan dan P3K,” kata dia.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam seminar online Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan” pada Kamis (14/1/2021).

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum sejumlah kebijakan dalam pengembangan wisata petualangan di Indonesia, Senin (18/1/2021):

1. Peningkatan kapasitas petugas

Salah satu yang akan dilakukan adalah peningkatan kapasitas petugas jaga di kawasan konservasi area wisata petualangan.

Menurut Nandang, hal tersebut perlu disiapkan karena mulanya taman nasional dan taman wisata alam tidak dibuka untuk kegiatan wisata, sehingga penjaga adalah Polisi Kehutanan.

2. Penerapan reservasi online

Langkah selanjutnya yang tengah direncanakan dalam mengembangkan wisata petualangan di kawasan konservasi adalah penerapan reservasi online.

“Kemudian ke depan adalah penerapan booking online. Ini harus dipahami semua. Dengan tiket online itu, kita bisa mengontrol, mengetahui siapa saja yang masuk, berapa banyak, dan seterusnya,” ujar Nandang.

3. Penggunaan teknologi pelacak wisatawan

Langkah lain adalah rencana penggunaan teknologi canggih, seperti gelang pelacak yang telah diterapkan di Balai TN Gunung Merbabu (BTNGMb)

Menurut Nandang, penerapan teknologi pelacak tersebut mampu mempermudah pihak pengelola kawasan wisata petualangan untuk melacak para pengunjung.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Kamis (25/4/2019), Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNGMb Johan Setiawan—pada saat itu menjabat sebagai Kepala BTNGMb—mengatakan, gelang yang dikenakan para pendaki dilengkapi chip Radio Frequency Identification (RFID).

“Nanti semua pendaki akan kami berikan, kami pinjami, kami pasangkan gelang yang ada chip-nya RFID, sehingga kami dapat memonitor posisi pendaki untuk meminimalkan, misalnya pendaki hilang atau kendala lainnya. Jadi mendeteksi posisi dia di mana begitu,” ujar dia kepada Kompas.com.

4. Penetapan standar keselamatan pengunjung

Dalam penetapan standar keselamatan pengunjung, Nandang mengatakan bahwa pihaknya juga akan mengatur standar peralatan yang boleh digunakan.

“Peralatannya tentunya kita akan menolak kalau ada pengunjung yang tidak pakai sepatu mendaki, tidak bawa jaket, dan seterusnya,” sambung dia.

5. Penetapan kawasan wisata petualangan

Jika hendak melakukan wisata petualangan, aktivitas itu hanya diizinkan di area yang telah ditetapkan pengelola kawasan konservasi.

Adapun, penetapan kawasan wisata petualangan dilakukan dengan mempertimbangkan keselamatan pengunjung dan kerawanan kawasan.

“Yang terakhir saya kira kita sudah mulai harus tegas. Ada selebgram yang disanksi seperti di Rinjani, dua tahun tidak boleh berkunjung ke sana,” ujar Nandang.

6. Pertimbangan aspek berkelanjutan

Dalam mengembangkan wisata petualangan dan pengelolaan wisata alam, Nandang mengatakan bahwa pihaknya tidak luput dalam mempertimbangkan sejumlah aspek.

Mulai dari aspek konservasi, komunitas, dan komoditas secara berkelanjutan menurut dia tetap harus dipertimbangkan.

7. Kerja sama dengan obyek wisata di sekitar

Selama kuota wisatawan masih diterapkan, Nandang menuturkan bahwa rencananya akan ada konektivitas dengan obyek wisata di sekitar kawasan konservasi untuk mengalihkan kunjungan ke sana.

8. Jeda kunjungan diteruskan

Saat ini, sejumlah TN atau TWA berlakukan jeda kunjungan. Nandang mengatakan bahwa hal tersebut tetap akan dilakukan selama pengembangan wisata alam dan wisata petualangan.

“Jeda atau puasa kunjungan juga akan kita teruskan. Kenapa? Karena kita juga berasumsi, kawasan butuh beristirahat dari keramaian. Harapan kita dengan penutupan ini, alam diberikan kesempatan untuk pemulihan secara alami,” tutur dia.

9. Edukasi lebih lanjut kepada pengunjung

Kemudian, pihaknya juga akan gencar melakukan edukasi kepada pengunjung bahwa tempat yang mereka datangi adalah kawasan konsrevasi yang memiliki aturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

https://travel.kompas.com/read/2021/01/18/170500427/9-kebijakan-dalam-pengembangan-wisata-petualangan-di-kawasan-konservasi

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke