5 Kegiatan Wisata di Rest Area KM 260B Brebes, Bisa Foto Instagramable

KOMPAS.com - Melintasi Jalan Tol Trans-Jawa, ada Rest Area KM 260B Heritage-Banjaratma di ruas tol Pejagan-Pemalang, Kabupaten Brebes. Tak hanya sekedar tempat istirahat, ada beberapa kegiatan lainnya yang bisa dilakukan oleh pengunjung.

Lahannya yang luas dengan bentuk bangunan unik memang wajar jika membuat rest area ini menjadi tempat istirahat favorit bagi para pengguna jalan tol.

"Di tempat kami ini memang lahan rest area paling luas, tipe A yaitu 10,6 hektar. Trafik tertinggi selama pandemi November dan Desember 2021, ada 8.000 pengunjung," kata Direktur Utama PT PP Sinergi Banjaratma, Dina Yunanda kepada Kompas.com, Kamis (10/2/2022).

Lantas, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan pengunjung saat datang ke Rest Area KM 260B Brebes? Berikut daftarnya.

1. Beristirahat

Hal yang paling utama bisa dilakukan tentu saja adalah beristirahat dari perjalanan jauh di tol. Dengan fasilitas lengkap, seperti toilet, masjid, dan lapangan parkir, pengunjung bisa istirahat sejenak atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan selama di perjalanan.

"Parkir kita terpisah. Jadi khusus mobil kecil pribadi, ada tempat sendiri. Khusus truk dan bus juga ada. Bisa menampung 10.000 orang. Toiletnya ada 80 kubikel," jelas Dina.

Khusus toilet, selain gratis, ada juga kamar mandi berbayar yang disewa investor. Toilet ini memiliki fasilitas water heater, shower, kloset duduk pakai remote, dan dinding granit mewah.

saat ini, pengunjung rest area dapat menikmati fasilitas toilet di sana tanpa membayar alias gratis.

Tak hanya itu, ada enam buah kursi roda dan baby roller gratis yang bisa dimanfaatkan. Kuncinya bisa diminta melalui telpon satpam atau meminta tolong kepada petugas yang berjaga.

Ada juga masjid besar dengan desain terbuka yang ramah lingkungan. Di dekatnya, ada air mancur dan taman botani untuk melepas rasa penat setelah mengemudi.

2. Menikmati kuliner dan belanja oleh-oleh

Rest area tentu tidak lengkap tanpa kehadiran tempat kuliner. Di sini, pengunjung bisa menemukan sekitar 110 tenant UMKM yang menjual berbagai masakan dan oleh-oleh.

Beberapa di antaranya seperti bebek, empal gentong, sate kambing, olahan daging, hingga telur asin berbagai jenis.

"Untuk oleh-oleh, selain makanan juga banyak. Ada ukiran dari tanah liat untuk sajian teh poci, cangkir-cangkir antik, dan pernak pernik zaman dulu," papar Dina.

Tahun ini, sambung dia, pihaknya akan mengupayakan gerai-gerai non-UMKM untuk dibangun di sana, seperti misalnya Starbucks dan tempat minum kopi sejenis lainnya.

3. Foto-foto di spot instagramable

Memiliki arsitektur bangunan bekas Pabrik Gula Banjaratma yang didirikan perusahaan perkebunan berpusat di Amsterdam, Belanda, banyak spot foto menarik yang bisa dimanfaatkan.

Sejumlah pengunjung yang datang memang terlihat berfoto-foto dengan latar belakang bangunan tersebut dan mengunggahnya di media sosial.

Beberapa spot foto populer di antaranya adalah tungku bekas pabrik gula, mesin gilas pabrik gula, di depan tulisan rest area, di permainan perosotan, masjid, hingga ilalang.

"Foto-foto di mana pun gratis, bahkan sampai ada yang pernah foto pre-wedding. Kalau ini emang bayar, tapi semampunya gapapa, kami bolehkan," jelas dia.

4. Tempat bermain untuk anak-anak

Rest Area KM 260B Brebes sangatlah ramah bagi keluarga dengan anak-anak. Pasalnya, tempat ini menyediakan sejumlah fasilitas bermain menarik.

Salah satu yang diminati adalah seluncuran atau perosotan panjang bernama Srodotan Donat. Memiliki desain yang unik, ternyata orang dewasa juga bisa menaiki wahana ini.

Biayanya hanya Rp 15.000 saat weekdays dan Rp 25.000 saat weekend dengan dua kali kesempatan meluncur.

Selain itu, ada beberapa alternatif permainan anak lainnya, seperti mobil remote seharga Rp 15.000 per jam, becak mini Rp 15.000, dan pasir lukisan.

Cocok untuk anak-anak, rest area ini diakui Dina menjadi salah satu tempat wisata bagi warga Brebes. Bahkan sebagian dari mereka ada yang sengaja datang untuk mencari hiburan.

5. Mempelajari ilmu konstruksi bangunan

Bangunan bekas pabrik gula yang dibangun sejak tahun 1908 ini bisa dikatakan sangat kokoh dan awet. Setelah puluhan tahun berdiri, pihak pengelola tetap mempetahankan bangunan fisik aslinya.

"Kami hanya mengganti atap dan melakukan beberapa perbaikan saja," ujar Dina.

Oleh karena itu, dirinya menyebutkan bahwa bangunan klasik Rest Area KM 260B bisa menjadi bahan pembelajaran atau penelitian bagi anak-anak mahasiswa yang berkunjung.

"Kita lihat konstruksi dan kekuatan sipilnya hebat sekali ini. Di dalam ada satu terowongan juga, atasnya bukan plat beton, tapi susunan bata dan bisa kuat banget sampai sekarang. Ini bisa menarik untuk diteliti," tegas Dina.

Sebelumnya, ia pernah menerima rombongan anak-anak mahasiswa dari Jurusan Arsitektur Universitas 17 Agustus Semarang. Bahkan, mereka datang bersama dosen-dosen untuk menelusuri bangunan di sana.