Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Sembarangan, Ini Bahaya Main Awan Panas Bekas Erupsi!

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu beredar video yang memperlihatkan sejumlah pemuda di atas tumpukan material awan panas guguran Gunung Merapi yang masih mengeluarkan asap, pada Kamis (10/03/2022).

Dalam video tersebut, tampak jelas sejumlah pria yang berjalan di atas material awan panas Gunung Merapi juga menyentuhnya dengan tangan kosong.

Belakangan, diketahui lokasi peristiwa itu berada di daerah Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, DIY.

Lalu, apakah sebenarnya awan panas, atau wedhus gembel ini? Bagaimanakah bahayanya saat disentuh?

Material awan panas punya temperatur tinggi

Secara umum, awan panas atau disebut juga wedhus gembel, adalah material vulkanik yang baru keluar, lalu terendapkan.

Pengertian itu dijelaskan Koordinator Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto kepada Kompas.com, Sabtu (12/3/2022).

"Ketika terendapkan, temperaturnya masih tinggi. Kemungkinan temperatur internalnya, kalau masih fresh banget, permukaannya pasti terlihat panas mengepul," kata Kristianto.

Sejalan dengan ini, BPPTKG Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida turut mengatakan, aktivitas seperti yang ada di video tersebut tidak untuk ditiru.

"Masyarakat dilarang mendekati material awan panas guguran karena kondisi masih panas dan membahayakan," ujar Hanik, Jumat (11/03/2022).

Meski telah terendapkan beberapa hari, suhu internal pada material awan panas masih terbilang tinggi, khususnya awan panas yang berukuran cukup tebal.

"Setelah beberapa hari, meski bagian luar sudah tidak terlihat asap mengepul, tapi suhu di dalamnya masih tinggi apalagi untuk awan panas yang tebal, tentu akan lama dinginnya," tutur Kristianto.

Artinya, semakin tebal material tersebut, akan semakin lama pula mendingin. Maka dari itu, ia mengingatkan supaya masyarakat tidak bermain-main dengan material berbahaya ini.

"Bahkan ada yang sampai setahun itu masih panas di dalamnya. Makanya harus hati-hati terhadap endapan awan panas ini," kata Kristianto.

Rawan awan panas susulan dan bahayanya

Selain berbahaya untuk disentuh, kawasan sekitar erupsi juga rawan terhadap munculnya gulungan awan panas baru secara tiba-tiba.

Kristianto menjelaskan bahwa, awan panas yang menggulung ke bawah saat turun, bisa menggosongkan apapun yang dilewati, termasuk bangunan, dan tanaman. Tak hanya awan panas, ada pula aliran lahar hujan yang tidak kalah berbahayanya.

"Bahaya primernya awan panas, bahaya sekundernya yaitu aliran lahar hujan yang sangat ganas, bisa menyapu seluruh permukaan yang dilewati, termasuk rumah dan jembatan," jelas Koordinator PVMBG ini.

Di samping bahaya temperatur yang tinggi, menghirup debu atau abu material vulkanik juga berbahaya untuk pernapasan, terutama debu yang masih sangat panas

"Untuk orang-orang yang punya alergi pernapasan, juga akan terganggu dengan unsur belerang yang ada dalam awan panas ini," katanya.

Lewat penjelasan di atas, ada sejumlah bahaya mengintai bila bermain-main dengan material vulkanik yang berbahaya ini.

Kristianto mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat menemukan endapan awan panas, utamanya harus menjauhi area bekas erupsi gunung api.

https://travel.kompas.com/read/2022/03/14/150300127/jangan-sembarangan-ini-bahaya-main-awan-panas-bekas-erupsi-

Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke