Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Awal 2023, Kampoeng Heritage Kajoetangan Masih Sepi Wisatawan

MALANG, KOMPAS.com - Memasuki awal tahun 2023, kondisi Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang masih sepi wisatawan.

Situasi tersebut diduga karena destinasi ini kalah bersaing dengan kawasan pedestrian yang telah ditata rapi oleh Pemkot Malang.

Memasuki kawasan perkampungan, spot-spot foto masih ada, seperti gambar mural bernuansa Kajoetangan era kolonial belanda dengan lampu-lampu kuno dan spot foto dengan suasana seperti di teras rumah zaman dahulu.

Selain itu, pengunjung bisa berfoto di depan rumah-rumah perkampungan dengan nuansa era kolonial.

Dari pantauan pada Selasa (3/1/2023) sekitar pukul 12.00 WIB, suasana Kampoeng Heritage Kajoetangan sepi pengunjung. Salah satu warga, Rudi Haris (65) menyampaikan, sepinya pengunjung sudah dirasakan sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 hingga saat ini.

Meskipun lonjakan kasus Covid-19 di Kota Malang telah menurun, tetapi belum terlalu berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan di Kampoeng Heritage Kajoetangan.

"Libur akhir tahun kemarin mulai ada pengunjung tapi belum signifikan, tetapi liburan sudah selesai ya bisa dilihat sekarang bagaimana kondisinya, paling satu atau tiga orang saja, memang yang ramai itu di atas (kawasan pedestrian), tapi masuk yang ke dalam sini enggak ada," kata Rudi pada Selasa (3/1/2023).

Rudi juga masih bimbang terkait keberlanjutan Kampoeng Heritage Kajoetangan. Dia bersama warga lainnya hanya berharap, wisatawan yang berkunjung ke dalam perkampungan bisa ramai kembali ke depannya.

"Sekarang kondisinya memprihatinkan, dulu yang ngangkat Kajoetangan dari kampung sini. Pengunjungnya kurang drastis dari yang dulu 100 persen jadi paling 1 persen."

"Apakah ini nanti akan redup atau semakin benderang, harapan kami wisatawan yang di atas bisa masuk," katanya.

Bahkan, dia juga pernah menemui salah satu wisatawan yang menganggap bahwa kawasan pedestrian di Jalan Basuki Rahmat merupakan bagian dari Kampoeng Heritage Kajoetangan.

"Ada penilaian masyarakat juga salah bahwa kampung heritage itu di atas (kawasan pedestrian), pernah ada anak sekolah dapat tugas sekolah untuk membuat tulisan tentang kampung heritage, dia disalahkan oleh gurunya karena menulis yang di atas, terus wawancara saya," katanya.

Rudi yang juga anggota Pokdarwis Kampoeng Heritage Kajoetangan sudah berusaha mengusulkan beberapa hal kepada Pemkot Malang untuk mengangkat destinasi wisata tersebut. Seperti mengusulkan, penambahan ornamen lampu-lampu bercorak kuno untuk spot-spot foto.

Namun, situasi ini tidak membuat dirinya menyalahkan pemerintah sepenuhnya, karena ia meyakini Pemkot Malang juga telah berupaya dengan membuat video promosi.

"Pernah mengusulkan untuk menambah lampu-lampu bercorak di dalam seperti lampu diatas (kawasan pedestrian). Pemerintah juga sudah membuat video untuk promosi," katanya.

  • 32 Tempat Wisata Malang Raya, Banyak Tempat Bernuansa Alam
  • 10 Wisata Alam di Malang, dari Air Terjun, Bukit, hingga Pantai

Dia juga berharap, ke depan seiring kebijakan PPKM dicabut oleh pemerintah, dapat ada event-event di Kampoeng Heritage Kajoetangan untuk mendatangkan wisatawan.

"Dulu seperti musik keroncong sering main disini, terus ada festival jajan lawas, tapi pandemi tidak boleh ada acara, saya berharap PPKM ini dicabut mudah-mudahan ada event lagi yang bisa meramaikan kampung heritage," katanya.

https://travel.kompas.com/read/2023/01/03/152104727/awal-2023-kampoeng-heritage-kajoetangan-masih-sepi-wisatawan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke