Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Pelaku Wisata Bromo Pasca-tutup Total, Sepi Pengunjung hingga Minta Reschedule

KOMPAS.com - Wisata Gunung Bromo yang tutup total akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), menyebabkan pemasukan sejumlah pelaku wisata menjadi macet. 

Seperti dirasakan salah seorang supir jip wisata Bromo bernama Fendi yang mengaku adanya penurunan wisatawan selama beberapa hari terakhir. 

"Misalnya satu hari minimal dapat 1-2 trip, perkiraan seminggu dapat minimal tujuh kali trip, sekarang paling Sabtu dan Minggu aja yang bawa wisatawan," kata Fendi saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/9/2023).

Pria yang sudah dua tahun berprofesi sebagai pengemudi jip wisata ini menyampaikan, lokasi kunjungan wisatawan di Bromo juga tentunya berkurang.

Jika sebelum kebakaran terdapat satu paket penuh kunjungan ke beberapa lokasi, termasuk Bukit Teletubbies, Penanjakan, dan Pasir Berbisik, saat ini yang bisa dikunjungi hanya Seruni Point.

"Jadi sekarang yang baca jip macet (pendapatannya). Karena hanya ke sunrise point-nya saja. Biasanya kan full lokasi. Jadi pendapatan juga separuhnya saja. Biasa sekali jalan Rp 750.000an sama tiket masuk, sekarang setengahnya paling Rp 300.000," imbuh Fendi. 

Sebagai informasi, Seruni Point yang ada di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, merupakan wisata di luar kawasan TNBTS. Selain jauh, area ini juga dikelola oleh warga. 

Operator wisata di Bromo kena pembatalan

Lebih lanjut, kata dia, tak hanya para pengemudi jip wisata yang merasakan dampak kebakaran hutan berhari-hari di Bromo.

Fendi mengatakan, banyak pelaku wisata lainnya terutama penjual warung dan jasa penyewaan kuda, yang saat ini benar-benar terdampak.

"(Kalau jip) masih bisa ke Seruni point lihat sunrise-nya. Tapi warung-warung di lautan pasir itu terdampak banget, karena enggak bisa turun. Sama (penyewaan) kuda juga kena," tutur dia. 


Senada, penyedia wisata tur Bromo sekaligus anggota driver jip bernama Alap mengatakan, dirinya juga terkena dampak kebakaran lahan dan hutan kawasan TNBTS. 

"Sebelumnya kami cukup banyak planning atau jadwal yang udah masuk di tanggal-tanggal Bromo tutup saat ini. Banyak klien kalau ditotal sekitar 300 orang lebih untuk beberapa hari. Beberapa reshedule, ada yang cancel, ada juga yang ganti program offroad," kata Alap.

Ia mengaku prihatin karena melihat banyaknya rekan-rekan atau teman sesama penyedia jasa wisata maupun pengemudi jip yang menggantungkan mata pencaharian utama mereka pada sektor tersebut. 

Ia juga menyebut, orderan wisata nyaris tidak ada yang masuk dalam waktu-waktu dekat. Kebanyakan baru bertanya, kapan kira-kira kondisi Bromo kembali seperti semula. 

"Beberapa hari ini, setelah ada info kebakaran, klien keluarga belum ada yang chat lagi mau wisata ke Bromo. Hanya tanya aja kira-kira kapan selesai. Di kantor saya (dampaknya) terasa, karena target per bulan, tapi jadi banyak yang cancel, membuat tim merasa tertekan," tutur dia. 

Laki-laki yang sudah sekitar tujuh tahun menggeluti bidang pariwisata ini mengatakan, untuk beberapa wisatawan yang sudah terlanjur datang ke Jawa Timur, pihaknya akhirnya menawarkan opsi lain. 

Beberapa alternatif yang ia sediakan seperti aktivitas outbond, outing, atau offroad di Batu dan Malang. 

"Weekend sama hari ini kami tetap mengantar offroad ke alternatif lain, ke Kota Malang atau Batu. Jadi yang ke Bromo enggak bisa, offroad di Batu dulu. Untuk klien ada banyak yang sudah booking sampai Desember, nanti plan A sama plan B nya seperti apa nanti kami bahas dengan kliennya," pungkas Alap. 

https://travel.kompas.com/read/2023/09/12/121959327/cerita-pelaku-wisata-bromo-pasca-tutup-total-sepi-pengunjung-hingga-minta

Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke