Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Contemporary Art Gallery TMII Gelar 2 Pameran, Bertema Isu Anak Muda

JAKARTA, KOMPAS.com - Unit rekreasi baru di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, yaitu Contemporary Art Gallery (CAG) telah dibuka untuk umum sejak pertengahan Oktober 2023. 

Saat periode soft opening sebelum nantinya dibuka secara resmi tahun depan, Contemporary Art Gallery tengah menggelar dua pameran pembuka yaitu "Mudaku" dan "Lang-lang Hayat".

  • Contemporary Art Gallery, Wisata Baru di TMII untuk Lihat Pameran Seni
  • Contemporary Art Gallery di TMII: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

"Saat ini ada dua exhibitions (pameran), yaitu 'Mudaku' dan 'Lang-lang Hayat'. 'Mudaku' menampilkan 100 karya para seniman muda yang sudah ikut tergabung dalam kegiatan live on painting pada 20-24 Oktober 2023," ujar Edukator Contemporary Art Gallery TMII, Emily Lafina saat ditemui di lokasi, Sabtu (4/11/2023).

Pameran "Mudaku", kata Emily, menjadi salah satu rangkaian perjalanan menuju ke pembukaan resmi Contemporary Art Gallery. 

Lebih lanjut, kata dia, Contemporary Art Gallery ingin menunjukkan ke masyarakat tujuan adanya galeri ini sebagai wadah bagi para kaum muda, khususnya seniman muda, untuk bisa berekspresi dan mengeksplorasi hasrat seni mereka secara bebas dalam sebuah karya.

Kedua pameran termasuk yang pertama yang ditampilkan di Contemporary Art Gallery sampai tahun depan, tepatnya Minggu (7/1/2024).

Makna "Mudaku" dan "Lang-lang Hayat"

Dalam pameran "Mudaku", Emily menjelaskan, terdapat 100 karya seni dari para seniman muda dari berbagai jenjang pendidikan.

"Para seniman muda ini masih murid SMA, SMK, atau berkuliah. Seperti mahasiswa mahasiswi salah satunya ada dari Universitas Negeri Jakarta dan Institut Kesenian Jakarta," ujarnya. 

Adapun tema pameran pertama ini sesuai dengan judulnya yaitu "Mudaku", alias tidak mudah menjadi muda versi diri sendiri.

Melalui karya-karyanya, para seniman muda bisa membagikan perasaan, perjuangan, dan pikiran mereka terhadap lingkungan di sekitarnya yang sangat memengaruhi arah pembentukan identitas mereka sebagai individual.

"Mulai dari hal kecil sehari-hari, pergaulan, guru, dan keluarga. Sampai tentang mimpi sejati dan gambaran masa depan," tutur Emily. 

Sementara itu, pameran "Lang-lang Hayat" menampilkan ragam instalasi karya seni dari beberapa seniman muda, di antaranya Adi Sundoro, Meita Meilita, Puji Lestari Ciptaningrum, dan Suvi Wahyudianto.

"Karya mereka dikuratori oleh Ibu Aprina Murwanti, Dosen Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta," ujar Emily. 

Pameran ini, lanjutnya, menampilkan pameran karya perupa yang membaca hayat atau hidup sebagai manusia dewasa muda.

Berbagai cara pandang dalam melanglang hayat terbaca melalui perjalanan yang dijalani perupa dalam rentang usianya.

"Tidak jauh beda dengan 'Mudaku', tapi lebih memperkenalkan terkait masa transisi sebuah perjalanan hidup manusia, yang terdiri dari beberapa unsur yaitu raga, hayat, dan jiwa," kata Emily. 

Sebanyak 100 lukisan para perupa muda, dikatakan oleh Emily, menjadi bentuk ungkapan ekspresi soal bagaimana tidak mudahnya menjadi anak muda versi diri sendiri di lingkungan sosial.

"Lukisan mereka juga menjadi media untuk menyampaikan pesan positif kepada publik tentang permasalahan dan harapan anak muda masa kini," tuturnya. 

Beragam karya mengekspresikan isu masalah, mimpi, dan harapan anak muda. Beberapa lukisan tersebut bertajuk Burn Out, Inner Child, Becoming Me, Teremehkan, Struggle, dan Aku Dalam Kesulitan Beradaptasi di Kota. 

Sementara itu, "Lang-lang Hayat" menyoroti perjalanan hidup manusia, seperti jejak domestik yang terjadi sebagai manusia dewasa yang digambarkan dalam instalasi sulaman berbentuk bon pengeluaran rumah tangga yang menandai pembelian komoditas. 

Lalu, ada juga peneropongan aspek sumber pangan, yang diwujudkan dalam instalasi Come Closer To The Sea. 

"Karya ini terdiri dari konfigurasi 180 lembar karya cetak fotolitografi," ujar Emily.

Di setiap lembarnya merupakan repetisi dari lima rupa utama pengetahuan maritim Indonesia yaitu potret nelayan, ledakan kapal ikan ilegal, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, pelelangan ikan oleh nelayan lokal, serta pasar ikan.

"Kelima potret ini menunjukkan peran maritim sebagai sumber pangan dan hajat hidup manusia di sekitarnya," terang Emily.

Selain beberapa karya tersebut, pengunjung juga dapat menikmati beberapa karya menarik lainnya, seperti daun yang dijahit dan figur manusia di dalam lingkaran dengan jaring yang mengikat. 

https://travel.kompas.com/read/2023/11/10/141400127/contemporary-art-gallery-tmii-gelar-2-pameran-bertema-isu-anak-muda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke