KOMPAS.com – Kota Semarang, Jawa Tengah, memang memiliki banyak bangunan peninggalan zaman kolonial Belanda.
Salah satu destinasi dengan banyak bangunan lawas yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama.
Berada di Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, bangunan-bangunan zaman kolonial memang masih terjaga hingga kini.
Kawasan Kota Lama di Semarang pun kini jadi kawasan wisata yang ramai dikunjungi wisatawan.
Malam hari di Kota Lama Semarang
Meski pada malam hari, Kota Lama Semarang masih menunjukkan pesonanya. Kondisinya tidak gelap.
Gemerlap cahaya lampu mampu menerangi bangunan-bangunan dengan arsitektur Belanda yang masih berdiri kokoh hingga kini.
Kompas.com memulai perjalanan dari sekitar Taman Srigunting yang berada di samping Gereja Mblenduk (GPIB Immanuel Semarang).
Bisa dibilang, di sinilah pusat keramaian Kota Lama Semarang. Banyak wisatawan yang berfoto di pinggir jalan utama dengan latar belakang bangunan lawas.
Salah satu spot foto ada di samping Gedung Marba (Marta Badjuned). Ada jasa foto untuk wisatawan di sini.
Spot foto lain ada di seberang Gedung Marba, dengan ornamen foto, seperti becak lawas, sepeda, hingga booth telepon jadul.
Gedung-gedung lain, seperti Gereja Mblenduk, Gedung Oudetrap, hingga Spiegel (semua di sekitar Taman Srigunting), juga jadi latar belakang foto favorit.
Meski ramai, wisatawan harus berhati-hati karena jalan utama Kota Lama tidak ditutup untuk kendaraan bermotor.
Hanya bayar parkir
Kompas.com saat itu hanya berjalan-jalan santai di Kota Lama. Menyusuri trotoar samping jalan utama ke arah barat (Stasiun Semarang Tawang).
Tidak sampai ujung jalan, Kompas.com belok kiri menyusuri lorong di antara dua bangunan kolonial, seolah merupakan lorong waktu untuk kembali ke masa silam.
Terus berjalan, Kompas.com tiba di depan Gedung Soesmans Kantoor yang juga pas dijadikan latar belakang foto.
Perjalanan berlanjut dengan menyusuri jalan ke arah timur yang juga diapit oleh bangunan era kolonial.
Setibanya di perempatan, Kompas.com berbelok kiri dan kembali ke area parkir untuk sepeda motor.
Saat itu, Kompas.com hanya perlu membayar parkir sebesar Rp 3.000 karena jalan-jalan di Kota Lama tidak dipungut biaya.
Jika ingin makan atau minum, wisatawan bisa bersantap di restoran yang menempati bangunan-bangunan zaman kolonial.
https://travel.kompas.com/read/2024/03/03/080800427/indahnya-malam-di-kota-lama-semarang-bagai-kembali-ke-zaman-kolonial