Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (22)

Kompas.com - 04/04/2008, 07:08 WIB

                                                                                                                                                                    [Tayang:  Senin - Jumat]


Keluarkan Saya dari Sini!!!

Terjebak di tempat terpencil ini dengan visa yang sudah hampir habis berarti bencana. Penjara Tajikistan bukan tempat yang asyik bagi wisatawan. Tetapi, saya hampir tak tahu lagi bagaimana caranya keluar dari sini.

Sebenarnya, kemarin ada truk yang melintas. Khurshed berteriak-teriak memanggil saya dan menyarankan untuk ikut dengan truk yang akan pergi ke Kyrgyzstan. Namun, karena batas waktu visa saya masih dua hari lagi, saya katakan saya masih ingin menikmati indahnya danau Karakul yang menyimpan kesunyian penuh misteri ini.

Hari ini, saya bangun pagi-pagi, menyaksikan cantiknya matahari merekah di atas kesunyian danau dan barisan rumah-rumah balok. Angin dingin bertiup kencang, menerpa wajah, dan membekukan setiap partikel kotoran dalam hidung. Sakit sekali. Di tengah dinginnya angin, di bawah langit biru yang kemudian berubah menjadi gelap berselubung awan, saya menanti kendaraan lewat.

Dua jam menunggu, sejauh mata memandang, 25 kilometer ke utara dan 10 kilometer ke selatan, sama sekali tidak ada kendaraan yang tampak. Saya lihat truk Kamaz melintas tepat pukul dua belas siang. Ini adalah kendaraan pertama yang saya lihat sejak pagi tadi. Begitu kecewanya saya mengetahui bahwa penumpang sudah penuh.

Saya tahu betapa membosankannya bekerja di sini sebagai tentara perbatasan. Yang ada hanya jalanan kosong melompong. Dua jam berikutnya saya menunggu. Masih di jalan yang sama. Kosong melompong. Sunyi dan membosankan. Tak ada kendaraan. Mahluk pun tak ada yang melintas.

Khurshed, yang kasihan melihat saya kelaparan menunggu di bawah terpaan angin dingin pegunungan, mentraktir makan siang di stolovaya, kantin kecil di tengah dusun. Baru pertama kali ini ia melihat agen mata-mata yang begitu miskin yang tidak sanggup membayar makan siang, guraunya. Saya tersenyum getir.

            "Jangan khawatir. Kan masih ada besok," katanya.
            "Tetapi visa saya kadaluwarsabesok."
            "Ya tidak apa-apa. Kalau besok kamu tidak dapat kendaraan, visa kamu kan kadaluwarsa. Nah kemudian giliran kami yang bekerja, membawa kamu ke Khorog. Di sana kamu akan dapat makan gratis, tempat tinggal gratis, di penjara indah di negeri Tajikistan!"
            Hah?
            Dia tertawa terkekeh-kekeh.

Sebagai tentara perbatasan, tugas Khurshed adalah memeriksa setiap kendaraan yang lewat. Dia berjanji, sebagai teman, ia akan minta semua supir truk yang lewat untuk mengangkut saya ke Kyrgyzstan. Masalahnya sekarang, tidak ada yang bisa dibujuk karena sama sekali tidak ada mobil yang lewat di sebuah highway yang membentang kosong ini.

Sejak truk yang lewat pagi tadi itu, tidak ada kendaraan lain lagi. Saya sudah menunggu empat jam lebih. Angin terus saja menderu, membuat semangat saya berbalik menjadi loyo dan semakin loyo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com