Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (24)

Kompas.com - 08/04/2008, 07:41 WIB

                                                                                                                                                             [Tayang:  Senin - Jumat]

Cita Rasa Osh

Osh, kota terbesar kedua di Kyrgyzstan, adalah sebuah kejutan luar biasa setelah mengalami beratnya hidup di GBAO-nya Tajikistan. Kota ini, walaupun dikelilingi gunung-gunung, suhunya sangat hangat. Osh adalah kota dalam definisi yang sebenarnya, dengan hiruk pikuk manusia dan segala kesibukannya. Bukan kota-kota di GBAO macam Khorog dan Murghab yang hanya menyimpan kisah sedih pegunungan terpencil.


Arus mobil dan bus kota berseliweran tanpa henti. Jalanan pasar penuh sesak oleh orang-orang yang berbelanja. Gedung-gedung tinggi berbentuk balok berbaris sepanjang jalan. Penduduk Osh adalah percampuran berbagai suku bangsa. Ada orang Kyrgyz yang berwajah Mongoloid. Ada orang Uzbek yang berwajah keturki-turkian. Ada gadis-gadis Korea yang berpakaian modis. Banyak juga orang Rusia dan Tatar yang berkulit putih pucat. Dering ringtone telepon seluler seakan tak pernah putus di tengah riuh rendahnya pasar kota Osh.

Tetapi kejutan yang paling menggembirakan setelah meninggalkan GBAO adalah, saya tidak akan pernah kelaparan di Osh. Dalam bahasa Tajik, Osh memang berarti makanan. Apakah memang ada hubungan antara kata ini dengan melimpahnya makanan lezat di Osh?

Duduk di atas dipan, sambil menghirup panasnya secangkir teh hitam dan menyaksikan mengalirnya sang waktu adalah kebiasaan kakek-kakek Uzbek dan Kyrgyz melewatkan hari mereka di Osh. Sambusa, pastel kecil berbentuk segitiga dan penuh berisi daging kambing, menambah nikmatnya bercengkerama sepanjang hari.Minum dan makan adalah bagian dari kebahagiaan hidup.

Osh adalah persimpangan budaya. Beragam etnik tinggal di sini karena letaknya yang strategis. Di sebelah timur, di belakang barisan pegunungan Tien Shan, adalah kota kuno Kashgar di provinsi Xinjiang (RRC) yang didiami etnis Uyghur, yang pernah punya negeri bernama Uyghuristan. Di sebelah barat adalah lembah Ferghana Uzbekistan, yang terkenal dengan gerakan Muslim militannya. Di sebelah selatan adalah gunung-gunung tinggi milik Tajikistan. Dan di utara adalah Kyrgyzstan yang sebenarnya. Di sini Stan, di sana Stan, Osh dikelilingi negeri-negeri Stan di empat penjuru.

Osh, walaupun termasuk wilayah Kyrgyzstan, tetapi dihuni oleh orang Uzbek. Setelah Kyrgyzstan merdeka dan melewati berbagai pertikaian rasial berdarah, orang-orang Kirghiz semakin banyak yang tinggal di Osh. Komposisi etnis sekarang makin berimbang, walaupun tetap kultur Uzbek masih mendominasi.

Persimpangan inlah yang menjadikan Osh sebagai kota penting sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai macam suku bangsa berinteraksi melalu aktivitas perdagangan ketika Jalan Sutra masih menjadi pusat peradaban dunia. Dan gemilang sejarah masa lalu Osh terlihat jelas dari melimpah ruahnya berbagai jenis makanan.

Cita rasa makanan China yang dibawa oleh orang-orang Uyghur menambah variasi masakan Osh, yang sudah kaya karena percampuran budaya kuliner dari Rusia, Kirghiz, Uzbek, Korea dan Tajik. Sepanjang ingatan saya, tidak banyak tempat di Asia Tengah ini  yang orang-orangnya terbiasa memakai sumpit. Bakmi laghman khas Uyghur disajikan selezat porsi di tempat aslinya di Uyghuristan sana, lengkap dengan irisan tomat dan cabe pedas, serta cacahan daging yang empuk dan kuah yang menendang-nendang. Ada juga berbagai macam pangsit dan manty yang seakan menerbangkan saya ke negeri China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com