Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (73)

Kompas.com - 16/06/2008, 09:34 WIB

Masa lalu bersama Soviet, yang berusaha mati-matian dihapus oleh Uzbekistan, masih terbayang bersama Kyrgyzstan hari ini. Pemakaman pahlawan Qadamjoy bertulis huruf Rusia besar-besar, "Tak ada yang melupakan, tak ada yang terlupakan." Saya memang sedang dalam misi penyelundupan rahasia yang tak akan terlupakan.

Ada bendera Kyrgyzstan berkibaran, papan-papan pengumuman berisi slogan dan iklan, serta iklan raksasa bergambar keluarga Kirghiz yang sakinah. Semuanya seakan ditabur untuk mengingatkan bahwa ini adalah wilayah kekuasaan Kyrgyzstan.

Walaupun sudah masuk wilayah Kyrgyzstan, mayoritas penduduk yang nampak masih orang-orang etnis Uzbek. Di Asia Tengah, Uzbek adalah suku yang mendominasi. Semua negara tetangga pasti punya proporsi etnis Uzbek yang signifikan. Jangan dibalik logikanya. Bahkan di Vuadil yang berdekatan dengan Kyrgyzstan pun, orang Kirghiz nyaris tak terlihat sama sekali.

Pasar Qadamjoy nampak sangat ramai, dengan barang-barang yang kata Bakhtiyor kebanyakan didatangkan dari Uzbekistan. Saya jadi sadar garis-garis batas internasional membuat segala sesuatunya serba susah. Bahkan untuk belanja barang kebutuhan sehari-hari, untuk pergi ke desa tetangga sekarang sama artinya dengan ke luar negeri. Air, irigasi, listrik, layanan telepon, sistem pendidikan, semua dipecah-pecah garis-garis maya. Anak-anak dipisah-pisahkan dari sekolahnya hanya karena kewarganegaraan yang berbeda.

Setidaknya hubungan Uzbekistan dengan Kyrgyzstan tidak seburuk hubungan dengan Tajikistan. Setidaknya orang-orang di tapal batas negara ini masih bisa melintas dengan leluasa, paling banter menyogok-nyogok penjaga perbatasan.

Jalan terus mendaki, berkelok-kelok. Kota Qadamjoy sudah menghilang dari pandangan. Di kanan kiri jalan adalah barisan pohon-pohon tinggi yang indah. Saya sudah tak sabar lagi. Sebentar lagi kami akan tiba di tanah impian, Shakhimardan.


(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com