Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (75)

Kompas.com - 18/06/2008, 07:27 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Bahasa Uzbek

Konon Lembah Ferghana adalah pusat peradaban bangsa Uzbek. Orang-orangnya bicara bahasa Uzbek yang paling murni dan halus. Saya merasakan kesopanan yang luar biasa, karena orang tua di Lembah Ferghana bahkan menyapa anak-anaknya dengan siz – Anda, dan bukannya san – kamu – seperti orang-orang Uzbek di tempat lain.

Bagaimanakah asal-muasal Bahasa Uzbek? Ratusan tahun lalu, bahasa ini masih belum lahir. Yang ada adalah bahasa Turki Chaghatai, dari rumpun bahasa Altai. Sama seperti ketika itu nama Bahasa Indonesia belum ada, karena orang hanya kenal bahasa Melayu. Bahasa Uzbek menjadi penting, ketika tahun 1920'an, etnis-etnis Asia Tengah 'ditemukan', dan masing-masing bangsa harus punya bahasanya sendiri.

Pertanyaannya, bahasa yang mana yang layak menjadi Bahasa Uzbek? Sebelum tahun 1921, yang disebut 'Bahasa Uzbek' adalah bahasa Kipchak, yang dipakai di sekitar Bukhara dan Samarkand. Bahasa ini sangat rumit, karena seperti halnya bahasa Kirghiz, juga punya banyak aturan keharmonisan vokal. Pada saat itu, bahasa Qarluq yang dipakai di Ferghana dan Kashka-Darya dikenal sebagai Bahasa Sart. Tata bahasanya lebih mudah, karena tidak memakai harmonisasi vokal. Bahasa Sart, dipakai oleh umat Muslim yang sudah tidak nomaden, kaya akan kosa kata dari Bahasa Arab dan Persia. Selain itu, di ujung barat Uzbekistan, di daerah Khiva dan Khorezm, bahasa yang dipakai adalah dialek Oghuz, yang sangat mirip dengan bahasa Turkmen di Turkmenistan.

Sejak tahun 1921, menurut para ahli bahasa Soviet, Bahasa Uzbek adalah percampuran dari tiga dialek – Kipchak, Qarluq, dan Oghuz. Tetapi para ahli bahasa Uzbek punya versinya sendiri tentang bahasanya. Menurut Khusniddin, seorang mahasiswa sejarah timur di Tashkent, bahasa Uzbek sudah menjadi bahasa penting di Asia Tengah pada abad ke-11 dan sudah mempengaruhi bahasa-bahasa rumpun Turki lainnya di wilayah itu.

Yang disebut sebagai Bapak Bahasa Uzbek adalah Alisher Navoy, atau Nizamuddin Ali Shir Herawi, terlahir di Herat (sekarang wilayah Afghanistan) pada abad ke-15. Kota-kota di Uzbekistan hampir pasti punya Jalan Alisher Navoy, dan patungnya bertebaran di mana-mana.

Beralih ke zaman modern, Bahasa Uzbek yang dipakai di Uzbekistan sekarang distandarkan pada dialek Tashkent dan Ferghana. Tata bahasanya juga ikut Ferghana, yang simpel karena tidak pakai harmonisasi vokal. Karena simpelnya tata bahasa, Bahasa Uzbek boleh jadi bahasa Turki di Asia Tengah yang paling mudah dipelajari.

Tidak percaya? Bahasa Uzbek punya hanya satu akhiran untuk membentuk kata jamak, yakni hanya dengan menambahkan –lar. Bandingkan bahasa Kirghiz yang punya 12 akhiran (–lar, -ler, -lor, -lör, -dar, -der, -dor, -dör, -tar, -ter, -tor, -tör).

Kalau diperhatikan lagi lebih mendalam, ada dua kelompok besar Bahasa Uzbek. Yang pertama, yang paling umum, adalah kelompok O, dipakai di Tashkent dan Ferghana. Yang kedua adalah kelompok A, dipakai di bagian barat Uzbekistan. Kelompok O suka menggunakan 'o', sedangkan kelompok A suka menggunakan vokal 'a'. Misalnya, berasal dari kisah Nabi Adam, kata 'orang' dalam bahasa Uzbek adalah 'odam', sedangkan dalam dialek grup A yang dipakai oleh suku-suku di barat menjadi 'adam'. Dalam Bahasa Uzbek yang ikut aliran O, nama negara ini ditulis O'zbekiston, dan Kazakhstan ditulis Qozokiston. Perhatikan akhiran stan yang berubah menjadi ston.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com