Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (87)

Kompas.com - 04/07/2008, 07:45 WIB

[Tayang:  Senin - Jumat]


Baju Indah

Saya masih terkesima dengan pemuda dan pemudi Turkmen yang semuanya berbaju rapi, indah, dan penuh pesona. Apakah ini bagian wajib dari sebuah Abad Emas?

Jeyhun adalah seorang mahasiswa teknik mesin di sebuah universitas di Ashgabat. Namanya berarti Sungai Amu Darya, sungai besar yang disebut-sebut sebagai tempat lahirnya peadaban Asia Tengah. Kampung halaman Jeyhun sebenarnya berada di Uzbekistan, di kota kecil Karakul di selatan Bukhara. Tetapi sekarang keluarganya tinggal di kota Turkmenabat, persis di seberang pintu gerbang Uzbekistan.

Mahasiswa yang satu ini berpakaian sangat parlente. Kemejanya putih bersih. Dasinya pun berpadu serasi. Yang bikin mana tahan adalah jas hitamnya yang lembut dan gagah. Celana panjangnya pun hitam mengkilap. Tak lupa sepatu hitamnya yang terus-menerus bercahaya.

Tak tampak seperti orang Turkmen? Masih ada tahia, topi bundar, tipis, mungil berhiaskan noktah-noktah berwarna kuning dan merah teronggok miring menutupi ubun-ubun di puncak kepalanya.

Bukankah berpakaian seperti ini menghabiskan biaya? Harga jas yang berkualitas bagus seperti ini harganya mulai dari 40 dolar sampai 100 dolar. Sangat mahal untuk ukuran mahasiswa.

           "Tidak masalah," kata Jeyhun, seorang mahasiswa dari Turkmenabat yang belajar di Ashgabat, "semua orang jadi kelihatan bagus. Para pelajar di sini sangat cantik dan tampan. Tak ada salahnya berpenampilan menarik."

Turkmenistan, seperti diyakini para warganya, adalah negara yang sudah kaya. Sekarang orang harus mulai memperhatikan penampilan. Tahia adalah identitas bangsa Turkmen, juga tidak salah kalau jadi bagian dari seragam sekolah dan pakaian wajib di kantor.

Dalam Ruhnama, buku bacaan wajib maha karya Sang Turkmenbashi yang Agung, termaktub dengan jelas:

           "Nabi Nuh bersabda: 'pakaian yang bagus meningkatkan penampilan eksternal dan membuat orang jadi kelihatan bagus, maka pilihlah pakaian yang sesuai dengan dirimu!'"

Ruhnama adalah jawaban akan segala hal di Turkmenistan. Turkmenbashi memang mewajibkan anak-anak sekolah hingga mahasiswa untuk menghafalkan, menghayati, dan mengamalkan Ruhnama. Jeyhun pun sangat bangga dengan pendidikan di negerinya.

           "Universitas di Turkmenistan semuanya gratis. Bukan hanya gratis, kami malah dibayar oleh pemerintah, satu juta Manat per bulan."

Tak heran dengan gaji sebanyak itu, yang setara dengan gaji rata-rata penduduk Turkmen, para mahasiswa dan mahasiswi ini mampu membeli jas mahal untuk meningkatkan 'penampilan eksternal'-nya.

Jeyhun tak pernah putus menyebutkan nama-nama pahlawan agung Turkmen, seperti Oguz Khan, sang Bapa orang Turkmen yang memulai peradaban dunia, juga pujangga Magtymguly dan pejuang Arp Arslan. Dalam benaknya, seperti yang diajarkan dalam buku suci itu, Turkmen adalah pusat kebudayaan dunia, nenek moyang orang-orang yang terbentang dari Turki hingga Afghanistan dan Mongolia. Turkmen adalah gemilangnya sejarah manusia, dan kini sedang menapaki jalan menuju negeri makmur yang akan dikagumi semua bangsa di muka bumi.

Semuanya itu sudah termaktub dalam Ruhnama, yang baru saja puja dan pujinya dilantunkan di depan altar oleh puluhan mahasiswa dan mahasiswi yang tersenyum penuh bangga.

Tetapi di luar apa yang tertulis dalam Ruhnama, Jeyhun mengaku tak banyak tahu. Dia tak pernah dengar ada negara bernama Indonesia, tak tahu apa itu tsunami. Turkmenistan, seperti halnya Indonesia, adalah dua negara yang sama-sama pernah menderita karena gempa dahsyat. Pada awal abad ke-20, Ashgabat pernah diluluhlantakkan oleh gempa yang membunuh hampir semua rakyatnya. Di pusat kota Ashgabat, di taman patung emas Turkmenbashi, dibangun sebuah museum untuk mengenang tragedi besar dalam sejarah Turkmen. Semua anak Turkmen pasti tahu tentang sejarah ini, karena ini termasuk lembaran penting sejarah umat manusia. Tetapi tsunami yang terjadi di ujung bumi yang jauh di sana? Hanya berita sekilas yang lewat seperti angin lalu.

Tidak ada kata Indonesia dalam kamus Jeyhun. Nama Indonesia sama sekali tidak disebut-sebut dalam kitab suci bernama Ruhnama. Indonesia bukan di pusat dunia seperti Turkmenistan, jadi bukan hal yang perlu untuk didengar.

Bagaimana orang di negeri ini bisa tahu dunia luar, kalau pemerintah memilih dan menyaring dulu semua yang boleh diketahui rakyatnya?

Saya teringat, suatu hari di Tajikistan, bersama keluarga miskin di Murghab, kami menonton siaran televisi Turkmenistan yang tertangkap dengan satelit. Televisi nasional Turkmenistan selalu memasang foto Turkmenbashi di pojok kanan atas. Acara televisi itu menunjukkan kemajuan pertanian di desa-desa Turkmen yang sekarang sudah pakai traktor canggih. Ada pejabat yang meninjau dan tersenyum riang menunjukkan panenan anggur yang luar biasa. Yang nampak adalah negeri makmur dengan penduduk bahagia. Tak ada pengemis, tak ada orang kelaparan. Saya jadi teringat acara ‘Desa ke Desa’ zaman TVRI dulu.

Keluarga dari Tajikistan itu, yang dirundung kemiskinan, kekeringan, dan kegelapan, sangat takjub melihat acara TV ini. Sang bapak spontan memuji Turkmenistan, “Lihat, Turkmenistan sekarang sudah menjadi negara paling kaya di Asia Tengah!”

Kalau televisi bisa menjadi sarana penerangan yang disenangi pemerintah, tidak demikian halnya dengan internet. Turkmenbashi pernah menutup semua warnet di kota ini, dan sekarang cuma ada satu warnet di Ashgabat. Harga aksesnya 100.000 Manat atau sekitar 38.000 Rupiah per jam. Semua pengunjung harus menunjukkan dokumen lengkap dan pemerintah terus memantau situs-situs apa saja yang dikunjungi.

Informasi dibatasi. Bagaimana orang bisa berinternet kalau harga akses internet satu jam bahkan lebih mahal daripada tiket pesawat domestik pergi pulang? Sang Pemimpin memang membanjiri warganya dengan kebahagiaan-kebahagiaan – air gratis, bensin dan angkutan umum super murah, tetapi keran informasi tentang dunia luar disumbat. Tak ada lagi yang harus dicari-cari dari Internet, karena Ruhnama, buku maha karya sang Pemimpin Agung, sudah menyajikan jawaban akan semua pertanyaan di dunia.

Setidaknya dari Ruhnama saya menemukan jawaban mengapa orang Turkmen selalu berbaju indah.

(Bersambung)

____________

Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com