Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (21): Debat

Kompas.com - 01/09/2008, 07:21 WIB

Biksu junior dibagi dalam kelompok-kelompok. Di setiap kelompok, seorang berdiri di tengah-tengah, menyampaikan pendapatnya dalam bahasa Tibet yang mendesis-desis cepat. Sambil berbicara, tangan kanannya diangkat ke udara dan tangan kirinya direndahkan. Ketika ia mengakhiri kalimatnya, kedua telapak tangan ditepukkan keras-keras, kaki dihentakkan.

Pelataran Sera begitu hidup, penuh dengan tepukan, hentakan kaki, dan teriakan. Tak pernah saya saksikan debat yang sedemikian penuh energi dan antusias. Intimidatif. Ah, andaikan saya bisa mengerti bahasa Tibet, paham setiap kalimat dalam perdebatan ramai ini.

Setiap tepukan dan hentakan, bukan hanya membangunkan kesadaran lawan bicara, tetapi juga menunjukkan pelepasan diri dari egoisme pandangan pribadi. Acara debat umum ini dirancang sedemikian rupa, sehingga setiap biksu sadar bahwa sebenarnya semakin dalam pengetahuan semakin tidak tahu mereka jadinya. Semua peserta harus terlepas dari kepercayaan buta, pengetahuan yang tak didasari pengalaman spiritual. Doktrin, dogma,  teori, semua diujikan. Semua larut dalam teriakan keras, tepukan tangan, dan hentakan kaki.

Bayang-bayang semakin panjang, kelas debat yang menjadi objek jepretan kamera puluhan turis domestik dan rombongan turis bule ini berakhir. Para biksu kembali menuju asramanya, turis-turis bercengkrama tentang eksotisme acara yang baru saja mereka saksikan. Ada yang terpesona, ada yang bertanya-tanya apakah acara ini benar-benar debat agama sungguhan atau hanya tontonan turis? Dengan setiap kuil memasang karcis di tempat ibadah, biksu muda yang mencuri-curi menerima panggilan handphone di tengah debat, sejauh mana materialisme bercampur dengan peribadatan di Tibet kini menjadi tanda tanya.


(Bersambung)


_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com