Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (49): Sirkuit Annapurna

Kompas.com - 09/10/2008, 06:07 WIB

Benar, dengan tas kecil seperti ini tak perlu porter dan pemandu. Tetapi apakah cukup? Entahlah. Saya hanya menyerahkan pada nasib. Lebih berat dari ini, saya malas membawanya.

Tubuh kami dibasahi keringat deras dalam bus antar kota yang sempit dan panas. Keith tak hentinya berkisah betapa senangnya ia bergandeng tangan dengan cowok-cowok Nepal yang imut dalam acara pesta tarian jalanan memperingati Hari Pariwisata Sedunia. Cerita aneh ini membuat Nef mengenyritkan kening penuh curiga.

Biasanya para trekker berhenti dulu di kota Pokhara, kota terbesar kedua Nepal, untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat trekking. Tetapi kami sudah lebih dari percaya diri, langsung menuju Dumre, mencari kendaraan ke Besisahar, titik awal dimulainya lintasan Sirkuit Annapurna.

Dumre adalah sebuah dusun kecil tak layak diingat. Yang ada hanyalah pemilik jip yang rakus mencari mangsa. Dengan segala teknik tipu-tipu, mereka berusaha mengeruk keuntungan dari dompet kami yang tipis. Tak ada buslah, busnya tak nyamanlah, karcis bus mahallah, cuma naik jip yang baguslah, dan sebagainya. Ketika mereka sedang gencar menyodorkan berbagai tipu muslihat, dari Pokhara datang sebuah bus bobrok yang mengangkut kami ke Besisahar.

Kami  menginap di sebuah pemondokan di Besisahar. Karakteristik trekking di Sirkuit Annapurna adalah teahouse trekking, di setiap desa ada warung dan penginapan, tak perlu repot bawa kantung tidur, kemah, atau kompor. Julukan lainnya adalah Apple Pie Trail atau Coca Cola Trail, karena segala macam makanan asing kegemaran turis tersedia di dusun yang paling terpencil sekalipun. Karena itu saya nekat dengan tas punggung kecil. Tetapi entahlah, banyak turis asing yang berombongan, bawaannya sampai berkuintal-kuintal seperti orang pindah rumah, dan saking beratnya sampai harus diangkut bagal dan keledai.

Ketinggian Besisahar cuma 820 meter, tetapi Nef sudah menunjukkan gejala tak sehat. Kepalanya pusing, tidurnya berisik. Esok paginya kawan Indonesia ini undur diri, kembali ke Pokhara untuk memulihkan kesehatan. Saya menyesal telah memaksanya ke sini. Mungkin trekking memang bukan untuknya.

Jadilah saya berjalan bersama Keith. Kami melintasi Dusun Bhulbule sampai Ngadi. Jalanan datar, seperti wisata desa saja. Di kanan kiri hamparan sawah padi, mirip pemandangan Pulau Jawa.

           “Trekking ini terlalu gampang,” kata saya sombong, “Saya sudah pernah keliling Kailash, jauh lebih berat daripada ini.”

Saking datarnya, bahkan mobil pun lewat.

          “Apa gunanya jalan kaki? Naik mobil pun bisa?” komentar saya lagi, yang kesal karena sekarang harus berbasah-basah menyeberangi kubangan air yang menutup jalan.

Saya tidak tahu, petualangan Annapurna sama sekali belum bermula di sini.


(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com