Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masakan Melayu-Tionghoa

Kompas.com - 23/01/2009, 08:19 WIB

Di sepanjang Jalan Pancoran dan di gang-gang Petaksembilan, masih selalu tampak pedagang keliling yang menjajakan nasi ulam. Pelanggannya pun kebanyakan warga keturunan Tionghoa.

Di salah satu sudut Pintu Besar Selatan, ada sebuah gerobak penjual bihun kari. Namanya “Kari Lam”. Kalau tidak suka bihun, karinya juga dapat dimakan dengan nasi. Boleh pilih kari sapi atau kari ayam. Santannya mlekoh, dagingnya empuk. Citarasa dan aroma daun kari membuat karinya sangat harum. Top markotop!

Di Medan, ada sebuah kedai legendaris yang berjualan bihun kari seperti itu. Menurut saya, kualitasnya segaris di atas “Kari Lam”. Namanya “Tabona”. Seperti “Lam”, “Tabona” juga memakai gunting untuk mencabik daging ayam dari tulang dan memotong-motongnya. Kebiasaan memakai gunting – bukan pisau – dapat pula kita lihat di daerah Kudus dan Pati, Jawa Tengah.

Ada lagi satu favorit saya untuk menyantap masakan asli Indonesia yang “disentuh” dengan pendekatan Tionghoa. Di sudut Jalan Mangga Besar, tidak jauh dari Jalan Hayamwuruk, Jakarta Pusat, ada satu warung yang dimiliki oleh seorang Tionghoa dan jualannya adalah nasi galung.

Nasi galung adalah cara menyajikan nasi dengan berbagai lauk-pauk masakan khas Medan. Diduga yang mengawali jualan nasi seperti itu adalah seorang yang bernama Hutagalung, di salah satu ruas jalan di Pematang Siantar.

Kedai nasi di Jalan Mangga Besar ini – sekalipun pemiliknya tidak menamainya sebagai nasi galung –adalah tempat terbaik bagi saya untuk menikmati nasi galung. Ada sekitar 24 jenis masakan, berjajar rapi di panci-panci yang ditata bertingkat. Display yang berkelimpahan seperti itu memang membuat mata lebih lapar daripada perut. Semua makanan yang tersaji tampak menarik. Khususnya karena lauk-pauk gaya Medan itu memang sangat unik. Yang saya sukai di sini adalah kualitas masakan sayurnya yang tampak sangat segar.

Bila Anda pernah ke Singapura atau Malaysia, tentulah Anda mengenal sajian yang disebut nasi lemak. Nasi lemak sebenarnya adalah nasi uduk. Tetapi, di Singapura dan Malaysia, nasi lemak khas Melayu memakai lauk-pauk yang standar, yaitu: ayam goreng atau ikan goreng, telur mata sapi, sambal blacan manis, ikan bilis, kacang goreng, dan irisan ketimun.

Popularitas nasi lemak di kalangan keturunan Tionghoa juga memunculkan hadirnya nasi lemak gagrak Tionghoa. Sebuah kedai nasi lemak di Chong Pang Hawker Center, dekat Pasar Admiralty, adalah salah satu kedai nasi lemak gagrak Tionghoa terbaik di Singapura. Untuk mudahnya, orang-orang Singapura menyebutnya sebagai “Nasi Lemak Chong Pang”.

Yang membedakan “Chong Pang” dari nasi lemak melayu adalah variasi lauk-pauk yang tersedia untuk dipilih. Bila melihatnya sekilas, banyaknya pilihan lauk-pauk di “Chong Pang” justru mengingatkan saya pada nasi galung. Sangat mungkin mereka meniru cara penyajian nasi galung di Pematang Siantar.

Untungnya, sekarang kita tidak perlu susah-susah menemukan “Chong Pang” ke Pasar Admiralty. Di Food Republic VIVO City Center kini “Nasi Lemak Chong Pang” sudah hadir.

Nasi lemak gagrak Tionghoa lain yang unggul kualitasnya di Singapura adalah yang berlokasi di Lorong Ah Soo Hawker Center. Lauk populer di sini adalah cumi goreng kering. Kriuk kriuk! Sayangnya, yang di Lorong Ah Soo ini terlalu Chinese, sehingga justru dijauhi konsumen dari puak Melayu. Berbeda dengan “Chong Pang” yang secara sadar hanya menyajikan lauk-pauk halal.

Xin Nian Kwai Le, Saudaraku. Gong Xi Fa Chai!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com