Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencium Alam di Desa Wisata Siberut Selatan

Kompas.com - 04/04/2009, 09:13 WIB

KOMPAS.com — Anai Leu Ita! Sapaan ramah, senyum lebar, dan tatapan hangat merupakan paket indah yang bisa diperoleh jika berkunjung ke daerah hulu Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai. Balaslah dengan senyuman untuk paket gratis yang sudah diterima.

Desa Madobak, Ugai, dan Matotonan sebenarnya hanya tiga dari sejumlah desa di daerah hulu Kecamatan Siberut Selatan. Masih ada desa-desa lain, seperti Rokdok dan Butui, dengan keistimewaan yang hampir sama dengan Madobak Ugai dan Matotonan. Namun, ketiga desa ini menjadi perwakilan yang tepat untuk menunjukkan kepada dunia tentang hangatnya alam Mentawai.

Desa-desa di bagian hulu Siberut Selatan memiliki daya tarik yang sangat kuat untuk wisata karena kebudayaan dan kehidupan tradisional masyarakatnya yang masih sangat kuat. Mulai dari kehidupan sosial, aktivitas sehari-hari, spiritualitas, hingga cara berpakaian dan bentuk rumah masih terjaga kekhasan dan keunikannya.

Pengunjung yang menikmati wisata budaya di ketiga desa ini, tidak hanya dapat menikmati keunikan budayanya yang nyata, seperti rumah yang disebut ‘Uma’ataupun tarian dan pesta adat. Namun, juga dapat menyelami langsung interaksi dengan penduduk setempat dan terpukau dengan nilai-nilai yang masih dijunjung tinggi, seperti kebersamaan.

Contohnya, pantang bagi keluarga asli Mentawai untuk makan dari piring yang berbeda. Biasanya, lauk dan sayuran disuguhkan masing-masing di satu baskom besar. Pada saat berkumpul untuk waktu makan, setiap orang bebas mengambil dari wadah tersebut. Kebersamaan ini pula yang hadir dalam setiap aktivitas mereka dalam mencari nafkah, seperti mencari sagu, menombak ikan, ternak babi, atau menanam daun nilam ataupun cokelat. Mental kebersamaan inilah yang menjadikan penduduk asli tergolong ramah kepada para wisatawan yang datang ke kawasan mereka.

Jika beruntung, pengunjung dapat mengikuti sejumlah pesta adat yang dipimpin oleh sejumlah Sikkerei (dukun). Menurut keyakinan penduduk setempat, Sikkerei merupakan pemimpin adat yang memiliki keistimewaan secara spiritual untuk menyembuhkan segala macam penyakit dan juga memimpin upacara keagamaan, seperti upacara perkawinan dan pengembalian roh dari manusia yang baru saja meninggal.

Penampilan mereka masih sangat tradisional dengan hanya menggunakan cawat kain yang disebut Simoite, sedangkan di kepala mereka terpasang sebuah Luat, yaitu semacam ikat kepala dari manik-manik. Jika Sikkerei bertugas, maka Sikkerei akan mendatangi tempat acara dengan kopernya yang disebut Baklu. Koper serba guna ini berisi berbagai peralatan Sikkerei untuk memimpin pesta adat, seperti Luat, dedaunan dan juga Kubek, yaitu semacam lintingan rokok khas Mentawai.

Di tubuh Sikkerei juga biasanya masih tergambar tato khas Mentawai yang dibuat dari air tebu dan arang batok kelapa. Tato digambarkan di badan dengan paku besi atau peniti, dan dua kayu yang berfungsi sebagai alas dan pemukul. Menurut masyarakat, pembuatannya sangat menyakitkan. Selain itu, Sikkerei biasanya juga menggunakan kalung manik-manik, meski semua penduduk juga memakainya. Kalung manik-manik yang melekat di leher lelaki atau perempuan Mentawai menunjukkan tingkat kekayaan seseorang dan statusnya di dalam masyarakat. Makin banyak kalung yang melekat, makin kaya dan terhormatlah orang tersebut.

Jika berangkat dari Muara Siberut, rute yang ditempuh adalah Purou-Muntei-Rokdok-Madobak-Ugai-Butui-Matotonan. Setiap desa memiliki kebudayaan yang sangat unik. Desa Madobak terkenal dengan Air Terjun Kulu Kubuk. Letaknya di dalam hutan, sekitar 3 km dari permukiman penduduk Madobak. Air terjun ini terdiri dari dua tingkat dengan total ketinggian 70 meter dan sangat cocok dijadikan sebagai tempat pemandian alam. Hawa segar nan dingin serta perairan yang dangkal mendukung keindahan air yang meluncur bebas dengan derasnya.

Setelah Desa Madobak, pengunjung dapat juga mampir di Desa Ugai. Desa masih menyimpan beberapa Uma asli, yaitu rumah adat penduduk asli Mentawai yang terbuat dari kayu Katuka atau Mecini yang terdapat di Mentawai. Meski di Madobak dan Matotonan juga terdapat Uma, bentuk rumahnya tidak lagi asli dan sudah banyak dimodifikasi. Di Ugai-lah, pengunjung dapat menemui Uma asli dengan dapur di bagian depan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com