Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (181): Kota Panas dan Debu

Kompas.com - 15/04/2009, 07:56 WIB

Semakin lama tubuh saya rasanya sudah semakin menguap. Saya harus menyeret langkah untuk mencari penginapan murah di bawah terik matahari ini. Saya sudah merasakan dua ‘g’ yang membuat Multan tersohor – garam (panas) dan garra (debu). Kalau soal panas tak perlu ditanya lagi. Walaupun masih pagi begini suhunya sudah di atas 40. Siang nanti malah bisa mencapai 50. Debu, tas ransel saya sekarang sudah berselaput pasir halus yang diterpa angin. Begitu angin melintas, keringnya tanah Multan langsung terbungkus tirai debu tebal.

Begitu sampai di losmen yang harganya terjangkau kantong, saya langsung terkapar di atas kasur keras. Kipas angin kuno berderik-derik, sedikit memberi kesejukan. Untunglah pemilik penginapan berbaik hati, menyuguhi saya segentong air dingin. Entah mengapa, saya merasa lemah sekali di bawah panasnya udara. Apakah saya kena hepatitis lagi seperti waktu di India? Ngeri sekali membayangkannya.

Sore hari, terik matahari mulai mereda, walaupun masih panas juga. Saya memaksa untuk berjalan ke kota kuno yang sekitar dua kilometer jauhnya. Begitu memasuki gerbang kota yang sudah berusia ratusan tahun, saya seperti dilemparkan lagi ke dalam zaman masa lalu.

Jalan sempit semrawut meliuk ke sana ke mari. Yang melintas bukan hanya pria berjubah dan perempuan bercadar, tetapi ada juga kereta keledai penarik barang campur aduk dengan mobil tua. Perempuan di sini mengenakan burqa, kain yang membungkus tubuh perempuan dari ujung kepala sampai mata kaki, menutup wajah secara total dan sang perempuan cuma bisa mengintip dari kisi-kisi di bagian mata. Kalau biasanya burqa orang Pathan berujung datar, burqa perempuan Multan menyembul tinggi, seperti rambut Si Kuncung. Warnanya pun tidak monoton – biru, merah, jingga, kuning, putih, hijau, ungu, menambah kemeriahan kota tua.

Yang menjadi pusat radiasi gang-gang kuno Multan adalah gedung balai kota. Gedung ini adalah peninggalan kolonial. Arsitektur Inggris yang megah mengkontraskan semrawutnya rumah kecil yang warna dan bentuknya monoton. Gedung balai kota dikenal juga sebagai ghanta ghar atau menara jam, karena sebuah menara tinggi menampilkan empat buah jam besar di masing-masing sisinya. Satu jam menunjukkan pukul 11:35. Jam di pinggirnya 1:05. Sedangkan arloji saya pukul 15:45. Rasanya dua jam di sisi lainnya juga sama ngawurnya.

Panasnya Multan setidaknya masih bisa sedikit diminimalisir dengan menyeruput segarnya minuman khas kota ini. Di sekitar ghanta ghar banyak pedagang susu soda, atau disebut dudh-soda. Rasanya manis dan dingin. Disimpan dalam gelas-gelas logam yang berat dengan ujung pengocok yang spesial pula.

Kalau mau yang lebih tradisional, jangan lupa mencicip faluda Multan yang tersohor seantero negeri. Warnanya merah menyala dengan rasa sirup mawar. Di dalamnya ada semacam bihun dari tepung, panjang-panjang dan mengapung. Ada pula irisan buah-buahan. Disajikan dengan es, dan benar-benar menyiram tenggorokan yang kering diterpa panasnya mentari.

Tempat yang panas dan kering biasanya memang punya banyak minuman dan dessert yang menyegarkan. Multan masih punya sharbat, es sirup yang dijual murah di pinggir jalan. Selain itu juga ada manisan khas dari susu yang bernama halwa.

Malamnya, garam semakin berkurang tetapi gard menjadi-jadi. Angin kencang menerpa, menderu-deru di sepanjang jalan kota kuno. Bukan hanya mengangkut debu dan pasir tetapi juga menerbangan plastik dan sampah berbau busuk. Kencangnya angin juga membawa titik air. Semakin malam, hujan semakin deras membasuh tanah Punjab yang panas dan kering.

(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Travel Update
Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Travel Update
5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

Jalan Jalan
Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Travel Update
Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Travel Update
Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com