Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musik Pek-Bung Mati Suri

Kompas.com - 23/05/2009, 14:30 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com--Musik tradisional pek-bung yang menggunakan alat musik dari bambu dan tembikar,  yang pernah berjaya pada 1950-1960, kini dapat dikatakan telah mati suri.

"Alasannya, musik sederhana itu kini tidak populer di kalangan anak muda dan musisinya banyak yang sudah meninggal," kata pengamat musik tradisional, Eko Wibowo di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, musik itu memiliki sejarah panjang. Disebut pek-bung karena suara bambu menghasilkan nada yang berbunyi "pek" dan suara tembikar yang diberi karet ban mengeluarkan nada berbunyi "bung".

"Musik yang sangat sederhana itu telah ada sejak 1942. Pada awal berdirinya kelompok musik pek-bung banyak melagukan nyanyian dengan bahasa Jepang." katanya.

Kelompok musik pek-bung memainkan lagu-lagu dengan karakter riang, sehingga rata-rata lagunya seperti mars. Lagu-lagu yang sering dimainkan pada zaman dulu antara lain Soleram, Gembala Sapi, dan Ole Rio.

Pada awal 1960-an banyak juga lagu-lagu dari kelompok sayap kiri yang sering dinyanyikan, seperti lagu Genjer-genjer. Pada masa itu musik pek-bung juga diberi sentuhan dengan tari-tarian dan atraksi sulap.

"Tidak mengherankan jika setiap pek-bung pentas selalu dipenuhi ribuan penonton dari masyarakat sekitar. Boleh dibilang pada 1950-1960-an itulah, musik pek-bung mengalami masa kejayaan," katanya.

Ia mengatakan, pascameletusnya G30S/PKI, musik pek-bung mengalami masa surut secara perlahan. Terlebih awal 1980-an televisi mulai masuk, secara perlahan namun pasti membuat musik itu kian ditinggalkan masyarakat.

"Kini musik pek-bung boleh dikatakan telah mengalami mati suri. Beruntung masih ada sekelompok orang yang kini tetap bertahan untuk terus mengembangkan jenis kesenian musik tradisional itu," katanya.

Untuk meneruskan kembali keberlangsungan musik pek-bung, Taman Budaya Yogyakarta dan Komunitas Pek-Bung Yogyakarta akan mengadakan workshop "musik pek-bung" pada 10 Juni 2009.

"Workshop yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta itu menghadirkan pembicara dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Y Subowo dan seniman musik pek-bung dari Wijirejo, Pandak, Bantul, DIY," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com