Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagi Kehangatan di Decanter

Kompas.com - 04/06/2009, 09:26 WIB

Suasana hangat sekaligus nyaman, itulah yang menjadikan Decanter Wine House begitu khas. Pengunjung bisa makan, minum, dan mengobrol dengan tenang tanpa gangguan musik berisik.

Porsi makanan sengaja dibikin besar agar bisa disantap beramai-ramai. Kebersamaan, itulah yang ditekankan para pemilik dan pengelola tempat ini.

Maka, sangat jarang tamu atau pelanggan Decanter datang sendirian, duduk di pojok, lantas melamun. Jika tidak berdua atau bertiga, tamu datang berombongan, merayakan kegembiraan. Beberapa meja di resto ini kadang-kadang dipesan untuk pesta. Jika mau datang akhir pekan, sebaiknya memesan dahulu agar tidak kehabisan tempat.

Sejak dibuka November 2008, Decanter telah beberapa kali memperbarui diri, terutama menu makanan. Terdapat tambahan 13 menu baru hasil eksplorasi juru masak Kepala Chef Johannes Pratiwanggono (55), mulai dari menu salad, pasta, hingga daging kambing dan ayam.

Ada satu lagi perubahan. Mulai 27 April 2009, Decanter melayani pengunjung pada jam makan siang. Sebelumnya, restoran ini hanya dibuka untuk santap malam. Setelah melihat banyaknya peminat selama setengah tahun ini, pemilik resto memandang pasar makan siang cukup potensial. Lokasinya di Plaza Kuningan, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, memang strategis.

Cukup untuk berbagi

Kami ditemani General Manager Decanter Wine House yang juga salah seorang pemiliknya, Yohan Handoyo, saat datang mencicipi beberapa menu baru, pada suatu malam pekan lalu. Hendra Sudjaka, juga pemilik Decanter, menyusul kemudian. Yohan menjelaskan penyajian makanan yang mengacu pada konsep kebersamaan itu, seperti juga tertulis di buku menu, enough to share.

”Sebelum membuka Decanter, kami ber-14 memang sudah senang makan dan minum wine bersama. Enggak mungkin kan satu botol wine diminum sendiri? Kami waktu itu cari tempat, di mana bisa mengobrol lama dengan nyaman sambil makan dan minum. Akhirnya muncul gagasan membuka Decanter,” terang Yohan yang menghabiskan 80 persen kariernya di bidang teknologi informasi sebelum beralih ke bisnis makanan.

Dengan konsep berbagi, tamu bisa memesan banyak menu dan merasakan semuanya. ”Makan sedikit-sedikit, tetapi banyak...,” ujar Yohan.

Menu pasta, misalnya, porsinya sengaja dibikin untuk tiga atau empat orang dengan takaran bervariasi. Dengan demikian, tamu bisa memesan menu lain untuk kembali dibagi-bagi dengan teman lain. ”Kalau datang sendiri ke sini, pasti tidak akan mampu menghabiskan satu porsi,” ujar Yohan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com