Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesona Wisata dan Budaya Malinau

Kompas.com - 28/06/2009, 11:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini dunia intenasional hanya mengenal Bali sebagai salah satu tujuan utama pariwisata mereka. Padahal Indonesia tidak hanya Bali, masih banyak tempat-tempat lain yang memilki keindahan alam yang tak kalah cantiknya dengan Bali.

Salah satu derah yang juga tak kalah eksotisnya adalah, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur. Malinau merupakan kabupaten terbesar di Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia.

Untuk memperkenalkan keindahan alam yang ada di Malinau kepada masyarakat luas, Pemerintah daerah kabupaten Malinau, Minggu ( 28/6 )menggelar pesona wisata dan kebudayaan Kabupaten Malinau, di Anjungan Kalimantan Timur, Taman Mini Indonesia Indah.

M. Peter Yadi, PLT Kabag Humas dan Protokol Pemda Kabupaten Malinau, menerangkan, acara tersebut juga sejalan dengan program pemda Kalimantan Timur yang belum lama ini mencanangkan Visit East Borneo.

"Dalam acara ini, akan ditampilkan tari-tarian khas Malinau yang kesemua penarinya didatangkan langsung dari Malinau. Selain itu, ada juga stan yang menjual produk-produk khas Malinau, seperti tas rajutan, keripik buah, sampai madu asli Malinau," terang Peter, saat di temui di Ajungan Kalimantan Timur, TMII, Jakarta, Minggu ( 28/6 ). Pada pagelaran tersebut, hadir juga Bupati Malinau, Martin Bila , dan beberapa Duta Besar dari negara sahabat.

Acara tersebut juga dimaksudkan untuk memperkenalkan berbagai pariwisata alam yang dimiliki oleh kabupaten Malinau, seperti arus liar yang ada di sungai sungai tugu dan sungai Bahaowulu, air terjun Martin Bila, air panas Semolon. "Masyarakat dapat melihat rumah adat asli dari masyarakat Malinau atau biasa di sebut Lamin Adat. Ada juga kuburan batu yang sudah ada beratus-ratus tahun lalu," ujarnya.

Selain itu, kata Peter, karena Malinau satu-satu kabupaten yang memproklamirkan diri sebagai kapubaten konservasi, dengan demikian wisatawan dapat menikmati berbagai kekayaan flora dan fauna yang tidak dimiliki daerah lain. "Ada juga tempat penelitian laut Birai, tempat penelitian flora dan fauan Kain mentarang," terangnya.

Peter menerangkan untuk saat ini, jumlah wisatawan yang datang masih sangat sedikit. "Kebanyakan adalah peneliti asing, sekitar 20 orang pertahun. Sedangkan untuk wisatan domestik lebih sedikit lagi," ujarnya.

Hal tersebut, lanjutnya, disebabkan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di Malinau, terlebih jika melalui jalur darat. "Kalau dari bandara Internasional di Balik Papan, kita harus transit dulu di Tarakan baru melanjutkan dengan pesawat kecil. Kalau melalui jalur darat, dari ibu kota propinsi butuh waktu 24 jam. Dan itu juga harus menggunakan jalur off road," lontar dia.

Dengan digelarnya acara ini, Peter mewakili Pemda Kabupaten Malinau berharap, semakin banyak pengunjung yang datang ke Malinau, ia juga menghimbau agar pemerintah pusat lebih memperhatikan kekayaan yang ada di Malinau. "Malinau mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, jika dieksplorasi lagi akan banyak membawa keuntungan bagi banyak pihak," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com