Temanggung, Kompas - Pusat pembibitan sapi wagyu di Kabupaten Temanggung akan disebar di tiga lokasi. Ketiga tempat tersebut adalah Medari di Kecamatan Ngadirejo, dan daerah Maron serta Walitelon di Kecamatan Temanggung.
Bupati Temanggung Hasyim Affandi mengatakan, ketiga lokasi ini sudah dipilih dan disetujui oleh pihak rekanan yang merupakan investor dari Australia.
"Lokasi di Walitelon nanti dapat dijadikan sebagai kandang dan pabrik pakan mini. Lokasi di Maron dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium dan etalase sapi, areal sisanya dapat dimanfaatkan sebagai lahan yang menghasilkan hijauan untuk pakan ternak," ujar Hasyim, Jumat (31/7).
Lahan yang tersedia di Medari berluas enam hektar, di Walitelon lima hektar, dan di Maron 1,5 hektar. Tiga lokasi tersebut diperkirakan cukup menampung sedikitnya 2.000 ekor bibit sapi wagyu yang akan dikirim dari Australia.
Sebelumnya, pusat pembibitan sapi tersebut direncanakan berlokasi di lahan bekas galian C di Kecamatan Kledung. Namun, karena pemulihan kawasan berjalan terlalu lama, investor Australia meminta alternatif lokasi lain.
Kesepakatan kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung dan investor dari Australia sudah dituangkan dalam bentuk letter of intent (LOI). Kesepakatan ini nanti akan segera ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman.
"Pembangunan pusat pembibitan sapi wagyu tersebut dijanjikan oleh pihak Australia akan dimulai pada Oktober mendatang," ujarnya. Kerja sama ini, menurut Hasyim, dipastikan tetap akan berjalan dan tidak terganggu dengan isu terorisme di Indonesia.
Daging sapi wagyu adalah daging sapi yang bercitarasa lebih empuk dan lezat karena memiliki serat lemak tersebar merata di seluruh permukaan dagingnya. Daging sapi jenis ini banyak dipakai untuk bahan baku steak di restoran-restoran mahal. Daging ini pun potensial diekspor ke Eropa.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Bibit Waluyo saat Pertemuan Masyarakat Peternak di Kantor Badan Koordinasi Wilayah II di Kota Solo, 28 Juli lalu, mengemukakan, peternakan menjadi penentu sektor ekonomi Jateng.
Dia menunjuk pada pertumbuhan ekonomi triwulan pertama tahun 2009 sebesar 5,5 persen dengan 5,3 persen disumbangkan dari sektor pertanian dalam arti luas, termasuk peternakan. "Peternakan dan pertanian seperti keping mata uang, tidak bisa dipisahkan. Pertanian akan subur jika peternakan maju karena dari peternakan dihasilkan 'emas hijau' berupa kotoran yang dapat menyuburkan lahan pertanian. Untuk itu, saya ingin percepatan pertumbuhan sapi sebesar-besarnya di Jateng," kata Bibit. (EGI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.