Yogyakarta, Kompas - Sejumlah akademisi mendorong pemerintah melindungi dan melestarikan komodo di habitatnya. Pemindahan atau perusakan habitat satwa yang telah dinyatakan Unesco sebagai warisan alam dunia tersebut bisa berakibat pada kepunahan.
Permintaan ini disampaikan terkait berita kerusakan lingkungan di habitat asli komodo akibat adanya aktivitas pertambangan dan rencana pemindahan komodo keluar dari Taman Nasional Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur. ”Pemindahan bisa saja dilakukan, tetapi habitat asli komodo tetap harus dijaga kelestariannya,” kata Rektor Universitas Mulawarman Ach Ariffien Bratawinata, di sela-sela World Conference on Science, Education, and Culture 2010 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pekan lalu.
Ariffien yang juga ahli konservasi tersebut mengatakan, apabila habitat asli komodo tidak dijaga kelestariannya, maka Indonesia akan kehilangan kekayaan alam berupa plasma nutfah yang tidak bisa lagi dijumpai di tempat lain. Selain unik, Pulau Komodo mempunyai kekayaan alam yang sangat spesifik.
Menurut Ariffien, pemindahan komodo bisa dilakukan hanya bila lokasi pemindahan mirip dengan habitat aslinya. Akan tetapi, untuk membuat lokasi pemindahan yang mirip dengan habitat asli komodo itu akan sangat sulit karena sejauh ini ulin, yaitu tumbuhan yang disenangi komodo, hanya bisa tumbuh di Taman Nasional Komodo.
Sementara itu, Rektor UGM Sudjarwadi mengungkapkan, pemanfaatan alam di sekitar Taman Nasional Komodo perlu dikaji secara seimbang. Studi kelayakan perlu dilakukan secara mendalam sebelum pengembangan dilakukan.
Hal ini mengingat Pulau Komodo tidak saja berhubungan dengan perilaku alam, tetapi juga budaya masyarakat sekitarnya. ”Keuntungan ekonomi harus tetap mempertimbangkan pelestarian alam dan budaya di pulau itu,” ujar Sudjarwadi.
Michael Hithcock dari Universitas Chichester mengatakan, komodo merupakan salah satu elemen budaya yang penting di daerah asalnya. Bagi masyarakat setempat, komodo adalah utusan dari dewata. ”Dengan memindahkan komodo, maka elemen budaya akan hilang. Tanpa adanya elemen budaya, hilang juga potensi wisata daerah,” ujar Michael yang meneliti komodo, beberapa waktu lalu. (IRE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.