Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Dorong Pelestarian Komodo

Kompas.com - 15/08/2009, 13:35 WIB

Yogyakarta, Kompas - Sejumlah akademisi mendorong pemerintah melindungi dan melestarikan komodo di habitatnya. Pemindahan atau perusakan habitat satwa yang telah dinyatakan Unesco sebagai warisan alam dunia tersebut bisa berakibat pada kepunahan.

Permintaan ini disampaikan terkait berita kerusakan lingkungan di habitat asli komodo akibat adanya aktivitas pertambangan dan rencana pemindahan komodo keluar dari Taman Nasional Komodo, Flores, Nusa Tenggara Timur. ”Pemindahan bisa saja dilakukan, tetapi habitat asli komodo tetap harus dijaga kelestariannya,” kata Rektor Universitas Mulawarman Ach Ariffien Bratawinata, di sela-sela World Conference on Science, Education, and Culture 2010 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pekan lalu.

Ariffien yang juga ahli konservasi tersebut mengatakan, apabila habitat asli komodo tidak dijaga kelestariannya, maka Indonesia akan kehilangan kekayaan alam berupa plasma nutfah yang tidak bisa lagi dijumpai di tempat lain. Selain unik, Pulau Komodo mempunyai kekayaan alam yang sangat spesifik.

Menurut Ariffien, pemindahan komodo bisa dilakukan hanya bila lokasi pemindahan mirip dengan habitat aslinya. Akan tetapi, untuk membuat lokasi pemindahan yang mirip dengan habitat asli komodo itu akan sangat sulit karena sejauh ini ulin, yaitu tumbuhan yang disenangi komodo, hanya bisa tumbuh di Taman Nasional Komodo.

Sementara itu, Rektor UGM Sudjarwadi mengungkapkan, pemanfaatan alam di sekitar Taman Nasional Komodo perlu dikaji secara seimbang. Studi kelayakan perlu dilakukan secara mendalam sebelum pengembangan dilakukan.

Hal ini mengingat Pulau Komodo tidak saja berhubungan dengan perilaku alam, tetapi juga budaya masyarakat sekitarnya. ”Keuntungan ekonomi harus tetap mempertimbangkan pelestarian alam dan budaya di pulau itu,” ujar Sudjarwadi.

Michael Hithcock dari Universitas Chichester mengatakan, komodo merupakan salah satu elemen budaya yang penting di daerah asalnya. Bagi masyarakat setempat, komodo adalah utusan dari dewata. ”Dengan memindahkan komodo, maka elemen budaya akan hilang. Tanpa adanya elemen budaya, hilang juga potensi wisata daerah,” ujar Michael yang meneliti komodo, beberapa waktu lalu. (IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com