Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

59 Kepala Buddha Tidak Dipasang di Borobudur

Kompas.com - 01/09/2009, 17:55 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Sebanyak 59 kepala Buddha tidak dipasang melengkapi arca di Candi Borobudur. Selain karena dua diantaranya rusak, sebanyak 57 kepala Buddha lainnya tidak dapat dipasang karena belum ada badan arca yang cocok sebagai pasangannya.

"Bisa jadi, badan arca yang menjadi pasangan 57 kepala Buddha tersebut memang belum ditemukan atau mungkin memang tidak ada karena di masa lalu proses pembuatan arca tersebut belum sempat diselesaikan," ujar Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Marsis Sutopo, saat ditemui, Selasa (1/9).

Sebanyak 59 kepala Buddha tersebut kini disimpan di Kantor Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. Dua kepala diantaranya berada dalam kondisi rusak, setengah hancur.

Dengan menghitung komposisi ideal pada bangunan candi, jumlah arca di Candi Borobudur seharusnya mencapai 504 arca. Namun, tidak dapat dipastikan apakah sejak awal dibangun, Candi Borobudur memiliki arca sejumlah itu atau tidak. Sebab, sejauh ini, belum diperoleh dokumen resmi yang menyebutkan tentang kondisi bangunan candi ketika pertama kali berdiri.

Marsis mengatakan, sebanyak 57 kepala Buddha tersebut tidak bisa sembarangan dipasangkan ke badan-badan arca tanpa kepala yang banyak terdapat di bangunan candi. Sebab, selain bekas luka potongan bagian leher yang kurang cocok, badan arca yang sekarang ada tidak bisa dikatakan sebagai pasangannya karena memiliki karakteristik batu yang berbeda dengan 57 kepala Buddha tersebut.

"Kalau dipaksakana asal tempel, maka kami saja telah melanggar, menyalahi aturan pemasangan dari sisi aspek arkeologis," ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, saat ini masih terdapat 10.000 blok batu yang belum dipasang di atas candi karena belum ditemukan komponen batu pasangannya. Batu-batu itu disebut sebagai batu lepas. Selain kepala Buddha, blok batu yang belum dipasang tersebut juga terdiri dari batu antefik dan batu dorpel. Batu antefik adalah batu yang biasanya terpasang di pagar langkan, relung dan bagian bawah relung, sedangkan batu dorpel merupakan batu yang menjadi bagian atas gapura candi.

Kepala Seksi Pelayanan Teknis Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Iskandar M Siregar mengatakan, proses pencocokkan pasangan bagi batu-batu lepas tersebut terus intens dilakukan sejak tahun 1982. Setiap tahunnya, jumlah batu yang sudah berhasil mendapatkan pasangan, dan akhirnya diletakkan kembali ke candi, mencapai 10-12 blok.

Balai Konservasi Peninggalan Borobudur telah memasang kembali 10 blok batu ke atas bangunan candi. Sebanyak empat diantaranya adalah arca Buddha, dan enam blok batu lainnya adalah batu antefik.

Mengganggu pemandangan

Banyaknya badan-badan arca tanpa kepala yang terdapat di atas bangunan Candi Borobudur, bagi para wisatawan, dirasakan cukup mengganggu pemandangan. "Sejak saya terakhir kemari tiga tahun lalu, jumlah badan-badan arca tanpa kepala itu rasanya bertambah semakin banyak. Ini sungguh disayangkan," ujar Deni, salah seorang wisatawan asal Ambon.

Pemandangan badan-badan arca tanpa kepala yang jelas terlihat pada bagian depan candi ini, menurut dia, cukup mengusik rasa penasaran dan keheranannya. "Sebagai salah satu warisan budaya, ketidaklengkapan badan arca tersebut membuat bangunan candi ini seperti memiliki cacat," ujarnya.

Brenda, salah seorang turis dari Selandia Baru, mengungkapkan pendapat serupa. Sekalipun mengakui Candi Borobudur sebagai warisan budaya yang hebat, menurut dia, keberadaan badan-badan arca tanpa kepala ini, sungguh sangat disayangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com