Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Berenang dengan Buaya di TSI

Kompas.com - 16/09/2009, 02:58 WIB

KOMPAS.com - KALAU tidak ada aral melintang, Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor akan mengoperasikan wahan hiburan barunya, yakni Safari Water Park, pada hari kedua Lebaran ini. Senin (14/9) kemarin, saat Kompas mengunjungi wahana tersebut, puluhan pekerja masih beres-beres, memberi sentuhan akhir pada plaza dan gerbangnya.

Lima kolam renang yang berbeda-beda ukuran, sudah terisi air bersih yang dinginnya cukup mengejutkan. Begitu juga perlengkapan untuk bersenang-senang dalam kolam air, sudah berfungsi semua. Air mancur, air semprot, air kucuran keluar dari berbagai mulut patung atau replika satwa, seperti gajah dan singa, dalam berbagai ukuran. Begitu juga air mengaliri di papan-papan luncur atau prosotan atau tumpah dari tong, sebagaimana yang biasa ada di sebuah wahana permaian air.

Jansen Manangsang, Direktur TSI, menuturkan, SWP dibuat dengan konsep hutan hujan tropis Amazon, karena mencoba memanfaatkan keindahan alam asli hutan Gunung Pangrango. Ornamen yang menghias, tentu saja replika atau patung-patung satwa, termasuk gorilla dengan raut wajah yang ramah.

Pengunjung juga dapat berenang bersama lima ekor buaya dan lima ekor linsang atau berang-berang. Tapi, di kolam masing-masing. Buaya dan linsang berenang di kolamnya sendiri, pengunjung yang di kolam renangnya. "Kalau buaya berenang satu kolam dengan manusia, buayanya ya pasti buaya darat," kata Manangsang dengan tertawa.

Membaca iklan atau lembaran promosi Taman Safari Indonesia mengenai wahana baru tersebut, memang menggiring pembacanya berasumsi di SWP pengunjung akan berenang bersama-sama dengan buaya dalam satu kolam. Faktanya tidak demikian adanya.

Memang dua kolam berisi buaya dan linsang (berang-berang) menempel di kolam renang lazy river. Namun, ada kaca tembus pandang setebal 1,5 cm yang memisahkan antara kolam satwa dan kolam untuk manusia tersebut.

Untuk bisa dekat mengamati satwa tersebut, pengunjung harus menyewa perahu karet bundar, dengan sewa Rp 50.000 per dua jam. Dengan perahu itu, satu keluarga inti dapat nyaman terayun-ayun mengikuti lintasan aliran kolam. Pemandangannya yang didapat, antara lain kolam berisi buaya, berang-berang, dan akurarium berisi berbagai jenis ikan tersebut.

Keistimewaan SWP y ang sejati adalah wahana seluas dua hektar itu memiliki panorama hutan alami Gunung Pangrango dengan udara dingin segarnya, yang tidak dimiliki wahan permainan air yang sudah ada selama ini. Bahkan jika langit cerah, puncak gunung tersebut akan terlihat jelas.

Tersedia saung-saung untuk istirahat yang dapat disewa pengunjung Rp 50.000 per tiga jam. Ini tempat cukup nyaman untuk bersama keluarga menikmati bekal makanan dari rumah. Atau istirahat tidur-tiduran setelah lelah berenang.

Yang dapat dinikmati juga adalah seni bangunan atau replika satwa, kayu-kayuan, dan bebatuan yang memperindah wahan tersebut. Semua be nda tersebut, dibuat dari semen dengan kerangka besi cor. Dengan bantuan cat, 20 orang seniman TSI, membuat benda benda dari semen itu, seperti kayu atau batu asli.

Oh, iya.. untuk menikmati wahan ini, setiap pengunjung harus membeli karcis masuk Rp 25.000, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Selain tersedia kolam untuk berenang atau bermain air, tersedia juga permainan menunggani hewan-hewan mainan yang digerakkan mesin, dengan lebih dahulu peminatnya memasukan koin ke kotak tersedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com