Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Tangkap Banteng

Kompas.com - 02/10/2009, 19:17 WIB

Setiap kali rombongan koboi dan banteng lewat, para penangkap banteng dengan gigihnya mengejar binatang itu untuk bisa menangkap buntut si hewan. Sumpah, saya heran betul, kebanyakan para penangkap adalah anak-anak. Kok bisa ya mereka tidak ketakutan. Lalu para orang tuanya, apa tidak cemas melihat anak mereka mengejar banteng liar? Kebayang aja kalau saya melihat anak saya lari-lari mencoba menangkap buntut banteng, dijamin saya langsung pingsan di tempat dan boro-boro sempat mengingatkan mereka agar hati-hati.

Tiba-tiba, seorang penangkap berlari kencang ke arah kerumuman kami sambil berteriak panik!

“Ada banteng lepas! Awas! Ada banteng kabur.  Minggir semuanya!”

Yang melintas di kepala saya hanya satu: kabur, mengamankan diri di balik jeruji besi. Saya celingukan mencari Kang Dadang. Waduh! Suami saya tidak ada di samping saya. Dia sudah kabur duluan! Tak ada waktu untuk ngomel. Saya lari sekencang-kencangnya ke balik besi pengaman.

Untunglah saya berhasil kembali ke area aman meski sedikit memendam dongkol di hati karena ditinggal suami. Ada tiga banteng yang kabur. Bagusnya banteng-banteng itu lari ke arah laut, bukan ke arah pentonton.  Melihat banteng lari menjauh, pelan-pelan para penonton kembali ke luar dari pagar pengaman dan berjalan menuju laut. Aahhh kasihan sekali... saya melihat bagaimana tiga banteng berenang hingga jauh ke laut. Ternyata banteng-banteng itu panik melihat gerombolan manusia. Banteng-banteng itu tidak tahu kalau kami juga panik melihat mereka.

Tenggelam

Satu banteng hilang cepat ditelan laut. Satu banteng berhasil diselamatkan. Tepuk tangan bergemuruh riuh tanda salut penonton kepada para penggiring banteng berkuda. Untuk menyelamatkan banteng, para koboi dan kudanya ikutan menceburkan diri ke laut. Hebatnya para koboi ini. Mereka harus menenangkan kuda-kuda mereka yang kecebur laut sambil berupaya menghalau banteng agar kembali ke arah pantai.

Satu banteng lagi berakhir dramatis. Dia terus berlari masuk ke dalam laut hingga hanya tanduknya yang terlihat. Para pengendara jet ski, hingga kapal kecil mencoba mencegah si hewan agar berhenti berenang. Ketika akhirnya berhasil dihentikan, badan dan tanduk banteng di tarik dengan tali untuk dibawa ke pantai. Sayang sekali, setelah coba diselamatkan, umur hewan itu berakhir juga. Disitulah bedanya, jika di corrida biasa si banteng sengaja di bunuh, di acara ini malah diselamatkan.

Saya mencoba mengambil gambar banteng yang tewas, tapi ditegur oleh salah satu koboi.

“Nona, tolong jangan ambil foto banteng saya yang mati,” mata koboi lelaki muda itu berkaca-kaca. Dia sangat terpukul dengan perginya si banteng. Saya pun meminta maaf dan pergi.

Baru saya ketahui, jika para banteng yang dilepas itu adalah milik dari peternakan para koboi. Suasana yang tadinya begitu semarak, jadi sedikit terganggu dengan matinya si banteng. Suara letusan kembali menggelegar menandakan akhir dari pelepasan banteng. Para penggiring banteng berbaris membentuk setengah lingkaran. Kami memberikan hormat atas keberhasilan dan keberanian mereka.

Ternyata tidak semua pesta banteng menyeramkan. Pesta yang seru dan bikin  adrenalin  melonjak ini memungkinkan penonton ikut terlibat langsung. Ada yang ingin mencoba?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

Jalan Jalan
Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Travel Update
Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

Travel Update
5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

Travel Update
Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Travel Update
Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

Travel Update
Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

Travel Update
DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

Travel Update
Long Weekend Waisak Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogya Naik 41 Persen

Long Weekend Waisak Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogya Naik 41 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com