TANGERANG, KOMPAS.com — Seorang penghuni kamar kontrakan nomor 14, Usep Muzani menuturkan, salah satu pelaku yang mengaku bernama Soni berperawakan tinggi, berkulit putih, dan rambutnya agak keriting (ikal), sedangkan satu pelaku lainnya yang diduga mirip Syahrir tidak dikenal identitasnya karena tidak pernah berkenalan.
Usep menjelaskan, Soni mulai menghuni kamar nomor 15 sekitar pertengahan Agustus 2009, lalu satu minggu kemudian, rekannya ikut tinggal di kamar itu. Usep mengatakan, Soni dan rekannya itu tidak memberikan KTP ataupun kartu identitas lainnya, pelaku hanya menginformasikan nama, tempat tanggal lahir, asalnya dari Bekasi, Jawa Barat, dan nomor telepon selulernya.
Selain itu, Soni juga mengaku sebagai mahasiswa fakultas grafis dan desain interior semester sembilan tanpa menyebutkan kampusnya dan sedang menyusun skripsi, serta bekerja di sebuah perusahaan di Jalan Sudirman, Jakarta. "Saya tidak tahu mereka kuliah di kampus mana dan kerjanya di mana," ujar Usep.
Usep mengaku trauma dengan kejadian penyergapan Tim Densus 88 itu. Sebab, saat kejadian dirinya berada di kamarnya yang tepat bersebelahan dengan kamar pelaku dan sempat mendengar dentuman serta suara tembakan.