Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerang di Balik Matahari

Kompas.com - 12/11/2009, 13:10 WIB

KOMPAS.com - Sudah pasti makan bukan hanya soal menghirup aroma sedap hidangan di atas meja. Makan adalah ritual, tidak melulu soal tata cara penghidangan, tetapi lebih penting dari itu mentransformasi eksotika alam ke dalam cita rasa.

Dari begitu banyak pilihan yang disediakan alam, Sulawesi Seafood Dermaga One di Pantai Carnaval, Ancol, memilih beragam varian kerang.

Sore itu matahari tenggelam terlalu dini sehingga petang tiba lebih cepat dari biasa. Angin mengantarkan aroma laut ke meja. Beberapa meja di restoran yang benar-benar bersisian dengan laut ini telah terisi. Bahkan sekelompok perempuan, mungkin teman sekantor, sibuk mengabadikan lanskap dengan kamera digital masing-masing. Tentu di meja mereka hidangan olahan isi laut terus mengalir. Sebuah cara menghabiskan sore yang sempurna.

Tak seperti restoran laut lain yang senantiasa mengeksplorasi berbagai jenis ikan. Dermaga One menyandarkan kekuatannya pada sajian 12 jenis kerang laut yang unik dan menarik.

”Di sini setidaknya ada 12 jenis kerang dan itu masih mungkin bertambah sesuai kemampuan pemasok mencari kerang yang unik,” tutur pengelola restoran, Nanang Solikin, Kamis (29/10).

Selain terdapat kerang yang sudah populer, seperti kerang dara, kerang hijau, dan kerang kipas, di restoran ini juga terdapat kerang salju, kerang madu, kerang tausi, kerang macan, kerang nenek, kerang bambu, kerang batik, dan kerang mutiara. Primadona dari seluruh kerang itu adalah kerang madu dan scallop atau kerang kampak.

”Kerang madu dan kampak sulit didapat karena itu harganya juga lumayan,” tutur Nanang. Kedua jenis kerang ini tidak dijual sesuai beratnya, tetapi dihitung per ekor. Kerang madu kukus bumbu bawang putih dijual Rp 13.000 per ekor, sedangkan kerang kampak bisa mencapai Rp 18.000 per ekor.

Purba

Kami sebenarnya hanya memesan kerang macan saus singapur, sup kelapa aneka makanan laut, dan kerang madu bawang putih. Tetapi, diam-diam Nanang menambahkan udang masak mentega-susu, kerapu saus mangga, dan gurami telur mentega. Jadilah di atas meja penuh dengan hidangan segar karena seluruh materi masakan sebelumnya dalam keadaan hidup.

”Kami menjual ikan, kepiting, dan kerang dalam keadaan hidup. Konsumen bisa memilih ikan atau kepiting mana yang mereka mau,” tutur Nanang, putra dari Surjadi Solikin, pemilik Dermaga One.

Memang kerang belum menjadi sajian utama di restoran ini, tetapi tak urung berjenis kerang yang disediakan dengan beragam olahan membuat tempat ini berbeda dari restoran lain. Apalagi kalau mengingat rasa kerang madu yang manis-manis, kenyal, dan gurih pasti Anda tak akan melewatkan sore dengan sia-sia.

Menu lain, kerang macan berbumbu saus singapur. Meski isi kerang sudah dikeluarkan, tetapi menu ini disajikan lengkap dengan cangkang kerangnya yang bermotif menyerupai belang-belang macan.

Saat menikmati daging aneka kerang yang kenyal itu kami seolah dilontarkan ke masa purba di mana kerang menjadi santapan utama untuk menyambung hidup. Bukti-bukti permukiman manusia purba di Gilimanuk, Jembrana, Bali, misalnya menunjukkan tumpukan cangkang kerang di sekitar fosil manusia. Para peneliti berpendapat saat itu manusia sudah menjadikan kerang sebagai santapan terlezat. Wow!

Kini setelah sekian abad terbentang, manusia masih menyantap makhluk purba ini dengan lahap. Bahkan setelah menyajikan 12 jenis kerang di restorannya, Nanang belum cukup puas. ”Saya ingin menyajikan kerang yang cangkangnya bisa dijadikan terompet, memang sulit. Dan saya yakin konsumennya pasti ada saja,” tuturnya.

Mitos

Kerang buat Nanang sesuatu yang unik dan eksotis. Pada masyarakat modern keunikan dan eksotika sering kali menjadi acuan sebuah penjelajahan baru. Memang, katanya, belum banyak konsumen yang tergila-gila pada kerang, tetapi restoran ini sudah bisa menghabiskan 5-7 kilogram kerang berbagai jenis saban hari. Artinya, memang ada penggemar makanan kerang. ”Apalagi ada mitos-mitos kerang dara, misalnya buat obat. Itu makin menggairahkan konsumen,” ujar Nanang.

Selain kerang, restoran ini sebenarnya juga menyajikan menu pembuka bersantp istimewa bernama Sup Kelapa Seafood Dermaga. Sup ini disajikan dalam sebutir kelapa muda lengkap dengan dagingnya. Rasanya memang mirip-mirip sup tom yam Thailand yang berkuah kental.

”Air kelapanya kami gunakan sebagai kuah, jadi rasanya ada manis bercampur rempah yang gurih,” ujar Nanang. Sajian sup ini berhasil membangkitkan selera makan kami. Apalagi seusai makan, daging kelapa bisa dijadikan menu penutup yang tak kalah dengan segelas es krim.

Jadi, siap-siaplah terlontar ke wilayah purbawi untuk menyantap berbutir-butir kerang…. (Putu Fajar Arcana & Budi Suwarna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

    Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

    Travel Update
    Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

    Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

    Travel Update
    Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

    Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

    Hotel Story
    10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

    10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

    Jalan Jalan
    Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

    Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

    Travel Update
    Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

    Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

    Travel Update
    3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

    3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

    Travel Update
    Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

    Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

    Hotel Story
    iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

    iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

    Travel Update
    9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

    9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

    Jalan Jalan
    Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

    Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

    Travel Update
    6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

    6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

    Travel Tips
    Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

    Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

    Travel Update
    China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

    China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

    Travel Update
    Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

    Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com